Bab 41

178 4 0
                                    

Setelah makan malam yang penuh drama, Lisa dan Ken berpamitan untuk tidur. Mereka sangat lelah bekerja seharian, Lisa duduk ditepi ranjang menunggu suami nya yang masih berada didalam kamar mandi.

Lisa sudah terlebih dahulu membersihkan dirinya, ia mengambil ponsel nya di atas nakas. Ada notifikasi yang keluar dari aplikasi Instagram nya. Lisa ingin tau siapa yang mengirim pesan pada nya melalui aplikasi itu.

[Apa ini kamu Sa? Kakak ingin bicara sama kamu. Kakak tunggu didanau tempat kita terakhir ketemu]. tulis pesan itu.

Lisa tau siapa yang itu, pasti Bara yang mengirimi nya pesan. Lisa bingung harus apa, ia sebenarnya tak mau menemui pria itu lagi, ia takut jika perasaan yang dulu muncul lagi jika bertemu dengan Bara.

Ceklek

Ken melihat Lisa yang duduk melamun dengan ponsel di tangan nya. Pria itu mendekat berjalan perlahan ke arah gadis itu. Ia rasa jika Lisa tak tau kalau dirinya sudah keluar dari sarang, eh maksudnya kamar mandi.

Ken tersenyum licik, kita semua tau kalau Ken itu ada gila-gila nya. Jadi pria itu mau mengagetkan Lisa. Dengan perlahan Ken berjalan mendekati gadis itu. Dan..

Duar!

"Allahuakbar!" Lisa sampai hampir terpental saking kagetnya. Sedangkan Ken ia malah tertawa keras setelah mengerjai istrinya.

"Ken Arok! Ih, jantung gue hampir copot tau gak!" marah Lisa. Ia sangat terkejut dengan ulah yang dibuat Ken.

"Ya maap, lagian Napa melamun malem-malem ha?" ucap Ken mengehentikan tawanya.

Ia beralih duduk disampingnya gadis itu. "Siapa yang ngelamun?"

"Dih, gak ngaku lagi, ngelamunin apa sih?" tanya Ken penasaran.

"G-gue, cuma kangen bunda," ujar Lisa bohong, namun tak sepenuhnya karena ia pun merindukan bunda nya juga.

Ken menghela nafas. "Mau ketemu bunda?" tanya pria itu.

Lisa menoleh. "Boleh?"

"Boleh lah, Masa ketemu orang tua di larang-larang sih," ucap Ken.

"Makasih," Ken tersenyum tipis, ia tak mau jika Lisa merasa sedih kalau bersama nya, meskipun tak diutarakan tapi Ken tak mau istrinya itu bersedih.

"Makanya jangan murung lagi dong, jelek tau,"

"Paan sih, Lo gak liat pesona gue terpancar gini?" ucap Lisa mengibaskan rambut panjang nya.

"Terpancar apanya? Kutunya?"

"Heh, gue gak kutuan yah!"

"Affa iya?"

"Iya lah, Lo pikir gue monyet, kutuan,"

"Mau ajah disamain sama monyet,"

"Ish, diem deh, Lo itu nyebelin deh lama-lama," ucap Lisa kesal.

"Biarin, yang penting gue ganteng, haha," ucap Ken tertawa puas.

"S1nting,"

"Dah yok, tidur. Capek banget gue," ajak Ken.

"Hem, gue tidur di sofa," ucap Lisa mwmgabil satu bantal dan selimut.

"Eh, gak boleh, Lo tidur disini sama gue. Gak enak tau tidur di sana,"

"Gue gak mau tidur sama Lo,"

"Gue gak macem-macem kok, takut banget. Emang muka gue seserem itu kah?"

"Iya, muka Lo kaya badut Ancol,"

"Lo kali, Mak lampir,"

"Bodo amat, gue mau tidur disana," ucap Lisa lalu berjalan ke arah sofa. Disana sofa nya cukup besar jadi badan kurus nya pasti muat disana.

Istri Kesayangan KendraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang