Bab 28

178 6 0
                                    

Tiga hari kemudian Lisa di ajak oleh Anita untuk pergi ke sebuah toko baju pengantin di mall bersama dengan Ken juga tentunya. Meskipun pernikahan nya nantinya rahasia tapi Ken mau melihat Lisa memakai gaun pernikahan yang bagus dan mewah.

Mereka pun sampai ke toko milik teman Anita, wanita paruh baya itu terlebih dahulu menghampiri temannya. Lisa sedari tadi diam berdiri di dekat Ken.

"Lo kenapa diem ajah dari tadi?" tanya Ken.

Lisa menoleh. "Gue gak tau keputusan gue buat nikah sama Lo ini bener apa ngak," ucap Lisa.

"Kan kita udah sepakat, lagi pun kalau sampai Lo gak nyaman, pernikahan ini cuman sementara kan? Jadi jalanin ajah," ujar Ken.

"Hem,"

"Tapi gue bakalan buat Lo bahagia selalu Lis, dan sampai kapan pun gue bakal jagain Lo," batin Ken tersenyum tipis melirik Lisa disampingnya.

"Ohiya sampe lupa ngenalin kalian," ujar Anita lalu memperkenalkan Lisa dan Ken pada temannya.

"Ini anak ku Kendra," ucap Anita, pria itu mengangguk dan tersenyum. "Dan yang ini, calon istrinya," ucap Anita, Lisa tersenyum manis.

"Wah, cantik sekali. Semoga pernikahan kalian langgeng sampe maut memisahkan yah?" ucap teman Anita.

Lisa hanya tersenyum kikuk. Sementara Ken mengiyakan. "Amin. Makasih doanya Tante,"

Lisa melirik Ken, kenapa pria itu malah mengaminkan nya, sama saja ia ikut berdoa agar pernikahan mereka bertahan lama.

"Baik, ayo kita pilih gaun mana yang kamu suka, bebas kalian boleh pilih," ucap Anita.

"Tante ajah yang pilihin, Lisa gak tau harus pilih yang mana. Takut nanti pilihan saya jelek," ujar Lisa.

"Udah, mendingan yang ini nih," ucap Ken menunjuk salah satu gaun pengantin yang menurut nya bagus. Gaun putih yang tidak terlalu mencolok, simpel namun elegan. Ken menyukai nya karena gaun itu cukup tertutup dan tidak ribet.

"Wah iya, pasti bakal cocok sama badan kamu," ucap Anita.

"Ayo saya bantu kamu buat cobain," ajak teman Anita itu.

Lisa menurut saja lalu masuk untuk mencoba gaun pilihan Ken. Pria itu juga mencoba jas yang selaras dengan gaun Lisa.

Setelah sepuluh menit Lisa keluar untuk memperlihatkan gaun itu pada Ken dan calon mertuanya.

Lisa berjalan pelan mendekati Ken dan Anita, pria itu berdiri dan memperhatikan Lisa yang berjalan kearahnya, cantik. Lisa sangat cocok memakai gaun pilihannya. Ken melongo sampai mulutnya tidak bisa tertutup.

Anita tersenyum. "Wah, cantik banget sayang, cocok dengan badan kamu," puji Anita, Lisa tersenyum tipis dan tertunduk malu.

"Makasih Tante,"

"Gimana Ken? Bagus kan?" tanya Anita.

"I--iya, cantik,"

"Hah?"

"Em, maksud gue. Gaun nya cantik,"

"Yaelah, gengsi amat sih kamu," ucap Anita.

Ken tersenyum manis melihat Lisa memakai gaun yang ia pilih, terlihat pas dan cantik. Ingin sekali ia memuji dan mengatakan langsung pada Lisa, tapi nanti Lisa ge'er dan merasa Ken memang menyukainya. Ya emang sih wkwk.

"Yaudah mau yang ini ajah?" Lisa mengangguk ia juga sebenarnya agak sesak dengan memakai gaun ini terlalu lama.

Di tempat yang sama Keyla dan Alvian sedang berjalan-jalan bersama di kembar untuk mencari keperluan bayi mereka. Ibu muda itu tak sengaja menoleh pada toko baju dimana ada Ken dan Lisa disana. Matanya menyipit, ia seperti mengenal wanita yang sedang memakai gaun pengantin disana.

"Mas, liat deh kok mirip Lisa yah?" ucap Keyla menyenggol pelan lengan Alvian untuk melihat kearah sana.

Namun saat Alvian menoleh, Lisa sudah keburu berbalik badan untuk Menganti bajunya. "Mana? Kamu salah liat kali key," ucap Alvian yang tidak melihat Lisa disana.

"Ih, bener tadi aku kaya liat Lisa disana,"

"Mana coba? Mas kok gak liat?"

"Kalau gak percaya ayo kita samperin,"

"Eh, jangan sayang. Kamu ini ada-ada ajah, kan bisa ajah itu cuman mirip sama Lisa,"

"Tapi aku kenal banget sama Lisa Mas,"

Alvian menghela nafas panjang. "Coba sekarang Mas tanya, kenapa Lisa bisa ada disana? Kamu gak liat itu toko apa?"

Keyla menoleh dan membaca tulisan yang tertera di depan toko itu. "Liat kan?" Keyla mengangguk.

"Emang Lisa bilang kalau dia mau nikah?" Lagi-lagi wanita itu menggeleng.

"Nah, kan bisa ajah itu cuma mirip sayang," ucap Alvian dengan penuh kelembutan, jika Keyla sedang mode keras kepala begini ia harus dengan sabar menasehati nya.

"Iya, gak mungkin kalau Lisa mau nikah gak bilang sama aku,"

"Tuh tau, Lisa pasti lagi kerja sekarang. Pasti lagi bareng Ken tuh,"

"Iya Mas,"

"Yaudah, kita lanjut lagi yuk, tapi kita makan dulu yah? Mas laper,"

Keyla terkekeh lalu mengangguk. "Ayo, kembar malah bobo mas," terlihat dua bayi kecil berusia dua bulan itu tertidur pulas di kereta bayi nya.

"Mumpung mereka lagi bobo kita bisa dinner bareng," ujar Alvian.

"Apaan sih Mas," ucap Keyla malu-malu.

Kedua pasutri muda itu lalu melangkahkan kakinya menuju tempat makan dimall.

***

Setelah dari mall Lisa dan Ken kembali menuju kantor berdua, karena Anita sudah pulang duluan menggunakan taksi.

"Gue mau nanya sesuatu," ucap Lisa yang sedari tadi terdiam.

Ken menoleh sejenak dan kembali fokus pada jalan. "Apa?"

"Nikah kan harus pake wali? Terus gue gimana? Ayah kan ga ada, gue gak tau ayah gue kemana," ujar Lisa.

"Itu gampang nanti kita bicarakan sama pak penghulu nya," ucap Ken.

"Gitu yah?"

"Iya,"

"Apa gak bisa di gantiin wali band?" Ken tergelak memang nya mereka mau mengadakan acara Konser nantinya?

"Ya beda lah, ada ajah pikiran Lo yah?" Kekeh Ken.

"Ya kali kan bisa,"

"Udah itu gak usah dipikirin, Lo jaga kesehatan ajah dan jangan stres, gak usah mikirin yang aneh-aneh oke?"

Lisa mengangguk pelan. "Iya,"

Setalah itu Ken kembali menyetir mobil dengan kecepatan sedang sampai mereka berdua di kantor. Lisa turun duluan dari mobil, saat turun Lisa melihat karyawan lainnya melihatnya dengan tatapan sinis.

"Kok dia bisa bareng sama pak Kendra yah?"

"Iya, padahal masih baru tapi udah berani deket-deket sama bos besar,"

"Bener tuh, kemarin gue liat dia sama pak Kelvin sekarang malah sama pak Kendra," Lisa mendengar ucapan beberapa karyawan yang sedang membicarakannya. Tangannya mengepal ingin sekali ia memasukan cabe kedalam mulut lemes mereka.

Ken juga akhirnya turun dari mobil dan menghampiri Lisa. "Lo kenapa?"

"Gapapa," ucap Lisa datar lalu berjalan duluan masuk kedalam kantor.

"Aneh," Ken juga akhirnya ikut berjalan mengikuti Lisa.

"Siang pak Kendra," sapa karyawan wanita itu.

"Siang," balas Ken tersenyum tipis atau bahkan senyumannya itu tidak terlihat saking tipisnya.

***

Istri Kesayangan KendraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang