FWB: 27

80 15 0
                                    

"Ada good news buat lo," ujar Joy dengan semangat.

Ia sedang bersama Alvian sekarang. Mereka kebetulan sedang pulang bersama. Mobil Joy sedang dipinjam ayah untuk jalan-jalan dengan bunda. Pasangan suami istri itu sukses membuat iri kedua anaknya. Meski sudah tidak berusia muda, orang tua Joy masih tetap menjalani hubungan pernikahan selayaknya pacaran. 

"Apa?" tanya Alvian yang sedang menyetir itu penasaran. Tumben sekali ada berita bagus dari sahabatnya itu.

"Gue udah pacaran sama Jefri," jawab Joy senang.

"Serius? Secepat ini?"

"Heem, memang awalnya waktu dia confess reaksi gue kaget kayak lo. Tapi setelah gue telaah lagi, perasaan gue cukup positif sama Jefri."

"Joy, ayolah. Lo bukan anak kecil lagi. Pacaran diumur segini pasti mengarah kepernikahan kan? Jadi jangan gegabah," nasihat Alvian.

Dugaannya terjadi juga, Alvian bahkan tidak berpikir akan secepat ini. Namun, melihat Joy yang terlalu mudah jatuh dengan pesona laki-laki tampan, tidak heran jika mereka sudah jadian sekarang.

"Ini sebabnya gue nggak mau sharing ke elo Vi. Lo nggak pernah dukung gue," ujar Joy sebal, ia sedikit kecewa dengan Alvian yang terus saja menghalanginya dekat dengan laki-laki lain.

"Gue bukannya nggak dukung lo. Tapi gue cuma kasih nasihat, ini demi masa depan lo juga Joy," sangkal Alvian.

Joy sudah terlanjur kecewa dengan Alvian. Apakah ini akan menjadi pertengkaran mereka yang kesekian kalinya. Entahlah, Joy tidak ingin melanjutkan pembicaraan ini dengan Alvian. Ia yang akan menjalani hubungan dengan Jefri, dan Alvian tidak akan ia biarkan ikut campur.

***

Sisa perjalanan yang Alvian dan Joy lalui, diisi dengan keheningan yang menyesakkan. Joy bahkan ingin segera keluar dari mobil itu. Ia tidak ingin melihat Alvian saat ini.

Di sisi lain, Alvian kembali memikirkan perkataannya kepada Joy tadi. Sungguh ia hanya mengutarakan kekhawatirannya tentang sahabatnya itu. Ia hanya tidak ingin Joy jatuh ke tangan yang salah.
Namun, Alvian hanya bisa diam. Ia yakin Joy tidak akan mendengarkannya lagi setelah ini. Baik, Alvian akan menunggu sampai Joy mendatanginya lagi. Bukan berarti Alvian mendoakan Joy tidak langgeng dengan Jefri, namun dari feelingnya Joy tidak akan lama dalam hubungan itu.

"Makasih," ujar Joy ketus seraya turun dari mobil. Gadis itu langsung pergi masuk rumah tanpa bicara apa-apa lagi. Begitu dingin dengan Alvian.

"Sama-sama," jawab Alvian sekenanya.
Melihat sikap cuek dari Joy, lelaki itu hanya diam dan menerima. Lalu kembali melajukan mobilnya menuju pekarangan rumahnya.

"Hai Vi, mama masak—" sapaan Mama langsung menggantung karena beliau melihat putranya begitu kacau.

Melepas beberapa atribut masaknya, beliau menghampiri Alvian yang berdiri mematung. "Kamu kenapa nak?"

"I'm fine ma," jawab Alvian bohong.

"No, kamu ada sesuatu ini. Penampilan kamu kacau banget, nggak kayak biasanya," sergah Mama.

"Aku cuma capek karena ada operasi mendadak."

Sebagai seorang Mama, ia tahu bahwa putranya ini memiliki masalah. Jika melihat sekarang, Alvian terlihat kacau setelah pulang bersama Joy. Kejadian ini mirip seperti tempo hari di mana saat Alvian pulang dari rumah Joy.

"Kamu punya masalah sama Joy?" tanya Mama pelan, tidak ingin menyinggung anaknya.

"Ha? Kenapa mama bisa bepikiran kau aku punya masalah sama Joy? Kita nggak papa," Alvian masih terus menyangkal.

Help! [Ongoing]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang