"Gue mau ke rumah Seri habis ini Vi," izin Joy melalui sambungan telepon kepada sahabatnya, yang bulan depan akan segera berubah stastus menjadi suaminya.
"Mau nanya butik?" tebak Alvian, karena gadis itu kemarin bilang akan bertanya kepada Seri.
"Iya," jawab Joy membenarkan.
"Ya udah, gue siap-siap dulu," balas Alvian. Lelaki itu juga mau ikut ke rumah Seri.
"Siapa juga yang mau ngajak lo," sewot Joy. Gadis itu ingin sendirian ke rumah Seri, sebab ia akan banyak curhat ke pada sahabat perempuannya itu. Dan itu semua tentang Alvian dan pernikahan ini. Mana mungkin ia bercerita saat ada Alvian di sana.
"Terus gue nggak diajak nih?"
"Ya enggak lah, emang lo mau ikut rumpi sama cewek-cewek?"
"Ya kan ada Si Juki," Alvian beralasan.
"Kata Seri, Juki lagi keluar kota, jadi enggak ada di rumah."
"Oh, ya udah kalau gitu lo sendiri aja."
"Iya, ini tadi gue cuma izin aja kok. Siapa tahu lo nyariin gue, terus ternyata gue ada di rumah Seri."
"Hm, ya udah sana buruan. Eh, adik lo ada di rumahkan?"
"Ada kok, lagi di kamar. Habis ujian dia seneng banget, makannya main terus kerjaannya. Lo kasih nasehat deh Vi biar dia mau belajar, lupa kali dia kalau masih ada ujian masuk Univeristas."
"Iya, sebentar lagi gue ke rumah lo."
"Oke, tapi kayaknya gue mau berangkat duluan deh, ada Ayah kok di rumah."
Alvian bergumam sedikit sebagai jawaban, lalu lelaki itu mematikan sambungan teleponnya. Sebenarnya Alvian juga ingin ikut berdiskusi tentang pemilihan butik untuk membuat baju pernikahan mereka, tetapi sepertinya gadis itu ingin bercerita kepada Seri terlebih dahulu. Alvian juga tidak enak jika membuat Joy tidak nyaman. Ia paham, sahabatnya itu pasti sedang banyak pikiran tentang pelaksanaan pernikahan mereka yang tiba-tiba ini.
Alvian sudah lama tidak bermain dengan Chandra. Oh iya, sepertinya Chandra juga belum tahu tentang keputusan Joy dan Alvian yang akan segera menikah, karena seingat lelaki itu Candra tidak ada ketika ia datang melamar ke rumah hari itu. Ia harap Chandra bisa ikut senang dengan keputusan ini.
***
Hari minggu ini, sejak pagi dia hanya berguling-guling malas di kasurnya. Mungkin saat ini kesempatan untuknya menghirup udara segar dengan keluar bermain di rumah Joy. Kebetulan sekali Chandra juga sudah selesai ujian, mereka bisa mabar sepuasnya. Alvian juga sudah terlalu suntuk dengan permasalahan akhir-akhir ini, ia butuh pelepasan dengan bermain game.
Dengan memakai kaos oblong warna merah dan celana training, Alvian keluar dari kamarnya. Saat melalui ruang tengah ia bertemu mama yang yang fokus menonton televisi. Tidak enak rasanya kalau dirinya keluar tanpa pamit
"Mah, Alvian izin ke rumahnya Joy dulu ya sebentar. Mau main sama Chandra," pamit lelaki itu kepada Mama.
"Oh iya, tunggu, kamu mau bahas pernikahan sama Joy?" tanya wanita paruh baya itu tiba-tiba. Ia baru ingat bahwa sang anak seharusnya sedang sibuk mempersiapkan acara pernikahan yang akan dilaksanakan bulan depan.
"Udah kok mah, kita tinggal cari gedung, butik, dan yang paling penting itu undangan ma. Coba Mama list siapa aja yang mau diundang nanti pas resepsi," jawab Alvian.
"Oh benar tamu undangan, ya udah kalau gitu Mama mau catat dulu siapa aja yang harus kita undang ya."
"Iya, mama catat aja dulu, nanti baru kita rembukan lagi."

KAMU SEDANG MEMBACA
Help! [Ongoing]
RomancePunya sahabat kalo nggak dimanfaatin ya buat apa? - Camila Joy Sahara Untung kenal dari orok, kalo nggak udah gua buang ke Afrika tuh sahabat sinting. - Alvian Jacka Swara