FWB: 60

95 14 0
                                    

"Chan, ayah sama bunda atau kakak kamu udah kasih tahu berita besar belum?" tanya Alvian penasaran. Ia ingat kalau Chandra tidak ada ketika ia melamar Joy. Dan ia baru sadar bahwa tidak ada komen apapun dari Chadra mengenai keputusan kakaknya itu. Alvian jadi curiga kalau Chandra ternyata belum tahu berita ini.

"Berita besar apa tuh Bang?" balas Chandra dengan pertanyaan lagi. Sudah Alvian duga, ternyata Chandra masih belum tahu.

"Abang sama kak Joy mau nikah bulan depan," jelas Alvian. Bisa ia lihat bagaimana kagetnya Chandra. Pasti anak itu tidak menyangkan dirinya dan sang kakak membuat keputusan tak teruduga ini.

"Hah? Serius Bang? kenapa Chandra baru dikasih tahu sekarang?" Chandra bertanya bertubi-tubi.

"Abang kira Kakak kamu yang udah jelasin," jawab Alvian, juga kebingungan.

"Kak Joy mana pernah sih ngobrol sama Chandra, kalau bukan ada butuhnya. Ayah Bunda juga kenapa enggak ngasih tahu Chandra sih," Chandra menggerutu kesal.

"Mungkin mereka pikir biar kamu fokus ujian dulu Chan. Makannya mereka belum cerita, tapi kamu setuju kan sama keputusan kami ini? kamu relakan lepas kakak kamu buat abang?"

Chandra terdiam ia masih bingung dengan informasi yang baru saja ia dengarkan. Bang Alvian dengan Kak Joy akan menikah? Bagaimana bisa hal yang paling tidak mungkin itu itu benar terjadi sekarang. Chandra sendiri tidak menyangka kakaknya memutuskan untuk mengakhiri perjalanan cintanya bersama bang Alvian, yang notabene adalah sahabatnya yang sudah berlangsung begitu lama. Di mata Chandra sendiri, ia rasa bang Alvian bisa mendapatkan lebih dari kakaknya. Namun, di sisi lain bocah itu juga bahagia kalau Alvian yang menjadi kakak iparnya.

"Bang Alvian yakin mau nikah sama Kak Joy?

"Yakin kok, emang kenapa?"

"Serius? padahal bang Alvian bisa dapat yang lebih baik dari kak Joy," sesal Chandra. Jangan salahkan dia, Chandra hanya berpikiran logis. Bang Alvian menurutnya adalah orang paling baik, bijaksana, dan peduli dengan orang yang disayang. Sehingga Chandra pikir, bang Alvian harusnya bisa mencari perempuan yang mungkin sama baiknya. Sesadangkan kakaknya mungkin bisa dibilang kebalikan dari bang Alvian, kak Joy cenderung kurang peka dengan keluarganya, dan juga mudah marah. Tidak cocok dengan Alvian yang tidak mudah terpancing amarah.

"Memangnya kakakmu kurang apa Chan? menurut abang, kakakmu adalah sosok yang paling baik dari semua wanita yang pernah abang temui."

"Kak Joy itu pemarah Bang, terus biasanya cuek."

Alvian tidak habis pikir, bisa-bisanya Chandra menjelekkan kakaknya di depan calon suaminya. Yang dikatakan Chandra memang benar kalau Joy pemarah, tetapi di luar itu Joy merupakan orang paling penyayang. Alvian sudah melihat sendiri bagaimana pedulinya Joy terhadap keluarganya, gadis itu anak paling berbakti, dan jarang sekali membantah orang tua. Bahkan yang bukan orang tua kandungnya saja disayang, buktinya mama. Joy selalu merawat mama selayaknya bundanya sendiri. Bagiaman bisa Alvian tidak jatuh hati dengan kebaikan hati Joy.

"Kamu berpikir begitu karena mungkin kalian gak begitu dekat. Coba deh kamu perhatikan Kakak kamu, diam-diam dia sayang loh sama kamu. Mungkin kamu sendiri nggak bisa lihat."

"Masa sih Bang?"

"Iya percaya sama abang. Kakak kamu itu tahu loh makanan kesukaan kamu, dia ingat kamu suka cheesecake.

"Iya bener bang."

"Dulu pernah abang mau beliin kue red velvet untuk ayah, bunda, sama kamu, tapi kakakmu dibilang untuk beliin cheesecake juga. Ternyata setelah abang tahu, itu buat kamu."

Chandra tidak menyangka kalau sang kakak ternyata diam-diam memperhatikannya, dan mengingat makanan kesukaannya. Chandra sendiri bahkan tak tahu makanan kesukaan Joy. Bocah itu mungkin terlalu memikirkan dirinya sendiri, sehingga perlakuan sang kakak tidak begitu ia perhatikan. Chandra jadi menyesal tidak bisa mengenal baik kakaknya sendiri. 

Help! [Ongoing]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang