FWB: 08

257 44 1
                                    

"Alhamdulillah, semoga mamanya Vian cepat sembuh. Kamu sana siap-siap ke kantor, nanti sarapan bareng kita."

"Aamiin, iya bun."

Joy menuju kamarnya dan langsung mandi, ia akan berangkat ke kantor jam 7.15 pagi. Joy memakai celana training hitam dan hoodie puma dengan warna berdominasi hitam merah, serta ia menguncir rambutnya menjadi kuncir dua. Penampilannya terlihat fresh dan terlihat jauh lebih muda seperti Abg zaman sekarang.

Joy berdiri di depan cermin, ia rasa penampilannya sudah cukup, kalau Joy perhatikan wajahnya lumayan cantik. Tapi kenapa ya dia masih jomblo terus, ia kurang apa coba. Skill memasak lumayan, bersih-bersih rumah bisa, kerja bisa, wajahnya cantik, dan tubuhnya juga proposional. Bukankah Joy sudah termasuk dalam wife material. Apalagi dia ini tipe diajak susah bisa, diajak jadi sultan nggak malu-maluin. Ah, sudah lah, sekarang harusnya ia fokus mencari orang yang akan ia bawa kehadapan ayahnya dalam waktu dekat ini.

Joy keluar dari kamarnya lalu menuju ruang makan, di sana bunda, ayah, dan Chandra sudah siap dengan alat makan masing-masing. Sepertinya mereka menunggu Joy keluar untuk diajak makan bersama.

"Sini cepetan duduk, udah Bunda siapin tuh lauk kesukaan kamu," bunda menyuruh Joy segera duduk, untuk makanan kesukaan Joy itu sop ayam. Kadang sang bunda membuatkannya agar mood Joy lebih baik. Peka sekali bundanya ini, jadi makin sayang.

Joy tersenyum, lalu ikut duduk di antara mereka. Ia mengambil sop dan ayamnya, ditambah sedikit nasi. Keempatnya pun memulai sarapan dengan tenang. Sarapan tidak memakan waktu lama, Joy dan Chandra sekarang sudah siap akan berangkat. Tetapi saat Joy mencari kunci mobilnya, benda itu tidak ada.

"Kamu Ayah anterin aja hari ini, soalnya mobil kamu waktunya servis," ujar sang ayah kepada Joy yang tadi masih kebingungan. Joy menjawab dengan anggukan lalu mengikuti langkah ayahnya menuju mobil yang sudah siap di luar.

Perjalanan dari rumah ke kantornya tidak perlu waktu lama, cukup lima belas menit sudah sampai. Saat Joy salim pada ayahnya waktu akan turun dari mobil. Sang ayah memberikan pesan kepada Joy.

"Kamu nanti minta jemput Vian ya, ayah, bunda, sama Chandra nanti sore sampai malam ada rapat di tempat lesnya adikmu. Mau bahas soal minat bakat, apalagi adik kamu itu kan butuh support untuk kelanjutan pendidikannnya," jelas sang ayah.

"Iya ayah, nanti Joy bilang Vian," Joy langsung turun dari mobil dan menuju kedalam kantornya.
'Tidak terasa Chandra sudah besar, sudah mau masuk kuliah lagi,' batin Joy.

"Hei! ngelamun aja," seseorang mengagetkan Joy, dan hal itu berhasil membawa Joy kembali dari dari lamunannya.

"Astaga bang RM, jangan ngagetin deh," protes Joy, jantungnya hampir copot tadi.

Yang mengageti Joy adalah bang RM, alias Romeo Mahardika disingkat RM. Rekan kerja Joy yang berumur empat tahun lebih tua darinya. Sudah tua memang, tapi belum punya pasangan alias bujang lapuk. Romeo terkenal dengan julukan buaya darat, karena suka sekali tebar pesona sana-sini.

"Ya kamu ngelamun terus sih Joy, abang dicuekin," goda Romeo.

"Ewh, buaya darat sudah mulai menebar jala," sindir Joy, bukannya marah Romeo malah tertawa.

"Aku cuma gini ke kamu doang kok dek Joy yang cantik. Ih, kamu kuncir dua tambah imut deh," puji Romeo.

"Iya makasih," Joy menanggapi seadanya.

Sudah biasa Romeo memujinya atau karyawan perempuan lainnya. Rasanya seperti asupan sehari-hari. Kalau Romeo nggak gombal, malah seram dan patut dicurigai. Jangan-jangan sudah beristri.

Senam pagi sudah mau dimulai, panitia menata barisan para karyawan. Dan tebak, Romeo dengan polosnya menempatkan diri di samping Joy. Romeo itu juga termasuk cogan di kantor, banyak yang naksir sama dia. Tapi Joy sama sekali belum pernah tau Romei berpacaran dengan orang-orang di kantornya.

Pernahnya ia dengar Romeo pacaran dengan karyawan kantor sebelah yang notabene bersaing dengan kantor ini. Banyak rumor bilang, kalau itu strategi marketing untuk mencari kelemahan kantor sebelah. Tapi mana mungkin, cinta itu nggak boleh dibuat main-main. Se-buaya-nya Romeo ia yakin kalau lelaki itu tidak selicik rumor yang beredar.

Setelah hampir satu jam senam bersama akhirnya selesai. Romeo tanpa basa basi mengajak Joy untuk beli minum ke kantin. Joy hanya menurut apalagi ini ditraktir, Romeo-Joy adalah pasangan rekan kerja sekaligus teman yang lumayan dekat. Jadi mau Romeo menggoda Joy pun, hubungan mereka tidak akan lebih dari itu, Romeo sendiri juga pernah bilang kalau Joy sudah ia anggap adik. Sudah rahasia umum juga, jadi orang-orang yang bekerja satu kantor dengan mereka tidak kaget dengan kedekatan mereka.

Kali ini Romeo meneraktir minuman untuk Joy, biasa karena baru dapat tender baru. Memang baik sekali Abangnya yang satu ini, selalu bagi-bagi rejeki. Joy kan jadi senang bisa hemat uang.

"Bang, selfie sama aku dong. Mau aku masukin ke-ig." Joy mengajak RM untuk berfoto, kebetulan sekali sudah lama ia tidak post foto di instagram. Joy kasihan pada penggemarnya yang mungkin saja menunggu Joy untuk membagikan kegiatannya. Biasalah, selebgram itu memang harus sering berbagi momen dengan pengikutnya, lumayan juga kalau nanti dapat endorse. Menambah cuan di dompet Joy.

"Kuy lah, biar abang yang pegang kamera," Ckerek ckrek beberapa foto sudah diambil, lumayan juga hasil fotonya. Jika Joy update dengan pria, pasti banyak pengikutnya yang penasaran.

***
TING TING TING

Ponsel milik Alvian berbunyi nyaring, menampilkan banyak notifikasi dari instagram. Dan tebak, ternyata itu hanya notif dari akun instagram Joy yang ditautkan pada ponselnya. Astaga kenapa juga Alvian bersedia menambah akun ig Joy di sini, sesal Alvian. Karena suara notif membuatnya tidak fokus, ia mode silent saja ponsel pintarnya itu.

Sekarang masih jam sembilan pagi, Alvian hanya mengecek perkembangan kondisi para pasiennya. Sebenarnya ia ada operasi dijam delapan pagi, namun harus diundur menjadi jam satu siang karena kondisi pasien yang mendadak tidak stabil.

Kejadian malam tadi masih saja membekas diingatannya, ia tidak menyangkan akan menunjukkan sisi manja yang biasanya hanya ia tujukan kepada mamanya dihadapan Joy. Rasanya malu, tapi ia juga senang. Untung Joy tidak meledeknya tadi pagi, Alvian bersyukur untuk itu. Tetapi karena Joy juga, sekarang ia merasa segar karena tidur sangat nyenyak kemarin. Sungguh luar biasa pengaruh Joy terhadap Alvian.

Ah, tetapi dia jadi lupa kalau ingin mengintrogasi Joy terkait masalah yang terjadi di rumah Jeka. Setelah kepulangan Joy dari rumah Jeka, Alvian iseng bertanya kepada Seri tentang masalah Joy. Akhirnya Seri cerita tentang Joy yang disuruh membawa calon suami ke hadapan ayahnya dan tentang Joy yang ingin dikenal kan oleh teman-teman Jeka. Alvian merasa iba kepada Joy, seandainya nanti Joy memintanya untuk membantu sudah pasti akan ia bantu. Mereka sudah bersahabat dari kecil, sudah pasti dia bisa memaklumi Joy.

TBC

Tinggalkan jejak berupa review, terima kasih.

Help! [Ongoing]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang