Pernah tidak merasakan titik paling mengecewakan hidup kalian? Joy merasakannya hari ini, di hari kedua Joy dan Alvian liburan di Singapura. Ada sebuah hal memgejutkan yang terjadi, dan juga hal itu cukup membuat Joy lehilangan semangat pada hari pertama mereka berwisata di sini.
Bagaimana tidak, pada pagi hari sebelum mereka akan berangkat berwisata ke Merlion Park. Alvian mendapatkan telepon dari rumah sakit, mereka bilang kalau besok akan ada jadwal operasi secara mendadak untuk Alvian, karena itu adalah pasiennya. Tentu saja hal itu sangat mengecewakan, padahal sebelumnya Joy juga sudah mewanti-wanti Alvian agar mengosongkan jadwal selama mereka bulan madu. Tapi apalah daya, hal mendadak bisa saja terjadi dan Joy tidak bisa mencegahnya.
"Gue minta maaf, operasi itubenar-benar diluar dari kuasa gue. Semua ini berawal dari pasien gue yang udah lama butuh penanganan operasi. Tapi beberapa hari sebelum operasi dilakukan tiba-tiba kondisinya menurun drastis, dan pasien itu perlu bed rest total untuk menstabilkan kondisinya. Dan sekarang merupakan momen yang tepat karena, pasien itu benar-benar sudah siap operasi. Gue minta maaf sekali lagi, tapi ini sudah menyangkup kesehatan paaien gue," Alvian terus berusaha meminta maaf kepada Joy berkali-kali. Menjelaskan juga kalau ini bukan murni kesalahan lelaki itu. Sekali lagi, pasien itu sudah Alvian tangani dari lama. Tentu saja hanya dia yang tahu pasti bagaimana penangannya.
Sebenarnya Joy ingin mogok bicara dengan Alvian kerena kejadian hari ini. Tapi ia berpikir ulang, ini bukan kesalahan Alvian sepenuhnya, ia harus ingat kalau pekerjaan suaminya memang memiliki konsekuensi untuk terus siaga disetiap waktu.
"Dimaafin, gue paham ini merupakan tuntutan dari profesi lo," balas Joy dengan nada sedikit kecewa.
Alvian tersenyu kecil, ia beruntung menikah demgan sahabatanya yang paham dengan profesi dan tuntutan pekerjaannya. "Makasih Joy, gue janji kalau ada waktu libur gue bakal ajak lo jalan-jalan ke tempat yang lo pemgen."
"Iya gue tunggu, udahlah buruan kita berangkat sekarang sebelum sore. Kerena malam nanti kita wajib lihat pertunjukan air mancur."
"Siap komandan," ujar Alvian dengan gestur hormat.
Setelah tadi Alvian selesai berdiskusi dengan pihak rumah sakit. Joy dan Alvian langsung mereschedule semua tempat wisata yang akan mereka kunjungi. Kerena keduanya hanya bisa berwisata satu hari, guide menyarankan mereka untuk mengunjungi tempat iconic di Singapura. Pada akhirnya mereka hanya akan mengunjungi Merlion Park dan juga Marina Bay sand pada malam hari, karena kan ada pertunjukan aorancur yang bagus katanya. Padahal jika jadwal awal mereka, esok hari keduanya berencana untuk mengunjungi Universal Studios Singapura. Namun apa daya, waktu tidak restui mereka untuk lebih lama di Singapura.
Alvian dan Joy segera keluar dari hotel, membawa beberapa barang dan juga uang. Karena ini hari terakhir, kemungkinan Joy juga akan langsung berbelanja oleh-oleh yang dititip kan oleh teman dan saudara mereka masing-masing.
"Jangan cemberut gitu dong Joy, gue jadi nggak enak," tegur Alvian saat mereka 1
"Iya, nih senyum-senyum," ujar Joy sambil menarik sudut bibirnya dengan jari sampai membentuk sebuah senyuman meskipun itu terpaksa.
"Sorry banget Joy, sebagai gantinya gue bakal traktir lo satu barang waktu kita shopping nanti."
"Serius?" senyum Joy yang tadinya hilang kini muncul kembali di permukaan, setidaknya ia tahu kalau Alvian ternyata merasa bersalah. Lumayan juga jika Joy bisa membeli barang yang ia inginkan dengan dibayar oleh Alvian. Ia bisa menghemat budgetnya.
Meskipun Joy hanya bisa puas dengan sehari bermain di Singapura. Setidaknya ia masih mendapatkan beberapa foto bagus untuk dikenang. Seusai menghabiskan malam sambil melihat pertunjukkan air mancur di Marina Bay Sand Alvian dan Joy langsung istirahat total sebelum keesokan paginya kembali pulang ke Indonesia.
**
Pagi harinya, untung Alvian dan Joy bangun tepat waktu. Alvian juga tidak lupa meminta agar guide memesankan Taxi. Masing-masing dari mereka sudah merapikan koper. Karena dalam dua jam kedepan keduanya akan terbang kembali ke Indonesia.
"Kemarin lo bilang kalau masalah Bunda yang bakal wawancara soal calon cucu lo yang bakal jawab," ujar Joy. Gadis itu terus bertanya-tanya, karena Alvian tetap tak memberi jawaban gamblang kepadanya.
"Iya, emang kenapa?" balas Alvian yang masih sibuk dengan isi kopernya.
"Kan gua udah bilang, kalau kita tuh jawabannya harus sinkron."
"Udahlah nggak usah lo pikirin, nanti lo lihat gimana jawaban gue, dan lanjutin akting kita."
"Oke, gue percaya sama lo. Gue yakin karena image seorang Alvian di mata Ayah sama Bunda selalu bagus."
"Alvian gitu loh, makannya pencitraan itu perlu."
"Pencitraan sama muka dua itu beda tipis ngomong-ngomong," sindir Joy karena Alvian menyombongkan diri di depannya.
"Yang penting kan hasilnya positif," balas Alvian sewot.
Sebelum perdebatan itu berujung panjang, sebuah ketukan di pintu kamar hotel mereka yang terdengar nyaring menjadi penyelamat. Dari dalam kamar suara ketukan itu begitu keras. Alvian menduga jika itu adalah guide sewaan mereka. Mungkin guide sudah mendapatkan taxi yang Alvian pesan.
Akhirnya Alvian yang memutuskan untuk berjalan ke depan pintu dan membukanya, benar saja itu adalah guide mereka.
"Selamat pagi Mr dan Mrs Swara, taxi yang di pesan sudah berada di bawah untuk membawa anda ke bandara."
"Oh iya, makasih sudah mau membantu kami. Sebentar lagi kami siap turun, ini tinggal merapikan beberapa koper lagi. Wajar karena bawaan mereka bertambah, ingat mereka membawa oleh-oleh.
"Baik Sir, jika ada yang perlu saya silahkan hubungi saya. Terima kasih sudah menyewa saya sebagai pemandu wisata anda dan istri anda. Semoga perjalanan kali ini sangat berkesan bagai kalian."
Alvin mengangguk mengerti, "Kami juga berterima kasih kepada anda, karena sudah mau membantu membuat jadwal wisata baru bagi kami," kata Alvian berterima kasih.
Setelah saling mengucapkan terima kasih, Alvian langsung kembali ke dalam dan menyuruh Joy untuk mempercepat packing barang mereka. "Taxi-nya udah ada di bawah, ayo kita turun habis ini," ujar Alvian.
"Eh udah? Cepet banget ya," Joy langsung memasukkan dengan asal barang bawaan yang diperlukan pada tas selempangnya.
Selesai memasukkan barang ke koper, Alvian langsung memandu Joy untuk turun ke bawah. Ternyata guide mereka tidak meninggalkan keduanya bergitu saja. Dia masih menunggu mereka di dekat taxi yang dipesan.
"Mr, Mrs Swara. Silahkan masuk, ini taxi yang sudah di pesan."
"Terima kasih, atas bantuannya," balas Alvian.
"Semoga perjalanan kalian lancar sampai tujuan."
"Terima kasih," kini gantian Joy yang berterima kasih.
Mobil langsung berangkat begitu mereka berpamitan denga Guide itu. Taxi melaju dengan kecepatan sedang, karena waktu masih tersisa cukup banyak. Saat menunggu kendaraan mereka sampai bandara, Joy mendapat panggilan dari sang bunda.
"Halo bun, ada apa?" tanya Joy begitu ia menerima telpon.
"Joy? Kalian jadi pulang hari ini?"
"Iya bun, Alvian ada operasi mendadak nanti."
"Ya ampun, terus gimana kalian bisa menikmati bulan madu?"
TBC

KAMU SEDANG MEMBACA
Help! [Ongoing]
RomancePunya sahabat kalo nggak dimanfaatin ya buat apa? - Camila Joy Sahara Untung kenal dari orok, kalo nggak udah gua buang ke Afrika tuh sahabat sinting. - Alvian Jacka Swara