Langkah gadis itu dipercepat sehingga ia mencapai ruang dapur dalam sekejap, dan benar saja ibunya yang tadi baru saja menyapanya saat pulang kerja saat ini sudah fokus pada masakan yang beliau olah.
"Bun," panggil Joy lirih, namun masih bisa didengar oleh bundanya. Wanita paruh baya itu menoleh sedikit ke arah Joy sebelum kembali fokus pada masakannya.
"Ada apa Joy? Ada sesuatu yang mau disampaikan ke bunda?" tanya beliau dengan memunggungi Joy.
"Iya, Joy cuma mau ngasih tahu kalau sebentar lagi Avian mau datang ke rumah sama Mamanya dia mau ngelamar aku," ujar gadis itu dengan santai.
Tiba-tiba suara spatula jatuh terdengar nyaring di telinga gadis itu. Siapa lagi kalau bukan bundanya yang menjatuhkan alat masak itu. Joy sudah menduga, bunda pasti kaget dengan hal yang ia sampaikan.
Kini beliau menoleh sepenuhnya ke arah Joy. Menatap putrinya dengan tidak percaya atas kata-kata yang dia lontarkan barusan. Apa ini? Secara mendadak Alvian mau melamar putrinya? keajaiban dari mana itu?
"Serius kamu Joy? Kamu jangan bercanda," tutur bundanya masih belum percaya. Ini bukan sebuah hal yang bisa dibuat sebagai bercandaan, dalam hati wanita paruh baya itu sangat berharap jika ini fakta.
"Joy serius, bunda harus siap-siap sekarang. Kalau gitu Joy mau nemuin Ayah dulu," pamit Joy tanpa menjelasakan secara detail, menggantung rasa penasaran sang bunda.
Gadis itu meninggalkan Bunda dalam keterkejutan dan melanjutkan langkahnya menuju taman di mana sang ayah biasanya bersantai di sore hari.
"Ayah," panggil gadis itu lembut mirip seperti ia memanggil sang Bunda.
"Ada apa nak? ada sesuatu yang ingin kamu bicarakan ke ayah?" tanya pria paruh baya itu, seraya menaruh koran yang ia baca ke sisi meja.
"Iya, Joy ingin bilang sesuatu. Alvian sore ini akan berkunjung ke rumah dengan mamanya, mau melamar Joy."
"Hah," ujar ayah tidak percaya. Joy jadi teringat ekspresi kaget bunda tadi, mirip sekali dengan ayah. "Serius kamu Joy?" lanjut beliau.
"Serius sebaiknya Ayah segera bersiap-siap. Ini aku mau siap-siap, aku tadi sudah bilang ke bunda juga kok."
Kebetulan sekali Kak Rehan tidak ada di rumah, alias Kak Rehan dan Kak Mia serta Risang sudah ke rumah nenek untuk menginap di sana sebelum kembali pulang ke Jawa Tengah. Dan Chandra, entah anak itu ada di mana. Sepertinya dia masih sibuk belajar di tempat lesnya, kemungkinan adik lelakinya itu akan pulang setelah maghrib nanti.
Sama seperti sang bunda ayahnya juga terkejut atas berita yang disampaikan oleh Joy tadi. Tetapi gadis itu sedang tidak ingin menjelaskan dahulu tentang berita ini, Ia kini sibuk memikirkan baju apa yang harus dikenakan. Joy tidak ingin terlihat buruk dimata Mama dan Alvian.
Gadis itu berlari kecil memasuki kamarnya lagi. Lalu ia mengambil sebuah dress sederhana dengan warna cream yang memiliki aksen sulur yang cantik. Setelah mempersiapkan bajunya, gadis itu memutuskan untuk mandi. Kegitaan itu ia lakukan secepat kilat karena sudah tidak ada waktu lagi untuk melakukan perawatan seperti biasanya.
Setelah melakukan ritual mandinya secara singkat, Joy langsung memakai pakaian yang sudah ia pilih. Tidak lupa ia juga memakai aksesoris anting dan kalungnya. Dia terlihat sangat sederhana dan elegan, tidak berlebih-lebihan. Gadis itu tidak lupa untuk mengaplikasikan make up tipis agar terlihat sedikit lebih segar.
Dirasa sudah siap Joy keluar dari kamarnya. Ia ingin melihat apakah orang tuanya sudah siap, siapa sangka ternyata keduanya sudah berdandan rapi. Padahal tadi Joy pikir mereka masih terlalu larut dalam keterkejutan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Help! [Ongoing]
RomancePunya sahabat kalo nggak dimanfaatin ya buat apa? - Camila Joy Sahara Untung kenal dari orok, kalo nggak udah gua buang ke Afrika tuh sahabat sinting. - Alvian Jacka Swara