FWB: 10

113 18 1
                                    

Yeay, sudah hari sabtu, waktunya Joy menghabiskan hari dengan tidur sampai siang. Seperti sudah kebiasaan, hari sabtu adalah hari sakralnya untuk quality time beristirahat. Kalau mau main, ia lebih memilih dihari minggu.

Hari ini Joy hanya bangun untuk sarapan, selanjutnya ia kembali ke kamar untuk rebahan. Sabtu ini rumahnya cukup sepi, Chandra, adiknya itu tumben sekali keluar untuk belajar kelompok. Katanya mau belajar soal tryout ujian nasional. Ayah dan bundanya juga sedang keluar, bunda minta ditemani buat cari tanaman janda bolong yang sedang viral itu. Jadi sekarang Joy sendiri di rumah.

Joy tiba-tiba teringat dengan nomor lelaki yang diberikan oleh Si Juki. Kemarin malam setelah menelpon Seri, Juki memberinya nomor teman yang akan dikenalkan kepada Joy. Namanya Jefrey, tapi Joy belum mencoba menghubunginya.

Apa sekarang saja ya, siapa tahu besok bisa langsung ketemu. Tinggal empat hari lagi, ia harus bawa calon ke hadapan ayahnya. Tapi apa bisa perkenalan dalam waktu empat hari langsung jadi pacar. Sungguh Joy sakit kepala.

[Joy]
Halo selamat siang, perkenalkan aku Joy. Aku dapat nomor kamu dari Jeka, katanya kamu berminat mau kenalan sama aku.

[Jefrey]
Halo aku Jefrey, aku sudah nunggu chat dari kamu sejak kemarin. Aku memang sedang cari pendamping, aku senang kalau bisa kenal dengan kamu.

[Joy]
Kalau begitu, kamu besok sibuk nggak. Mungkin kita bisa mulai kenalan besok.

[Jefrey]
Nggak sibuk kok, kita ketemu di Scusa Italian Restaurant gimana? Jamnya kamu yang tentukan.

[Joy]
Boleh, jam 7 malam aja ya. See you soon.

[Jefrey]
See you too

Akhirnya, setidaknya bahu Joy sedikit berkurang bebannya. Yang penting, dia harus ketemu dulu dengan Jefrey. Siapa tahu Jefrey bisa diajak kerja sama untuk menghadap ayahnya dan mengenalkan diri sebagai pasangannya.

Setelah itu Joy kembali rebahan, menikmati vibe malas-malasannya. Pintu utama rumah dikunci dari luar oleh orang tuanya, tapi masih ada pintu samping yang bisa Joy pakai untuk keluar rumah. Namun untuk kali ini, semua pintu dan jendela sudah ia tutup. Sebab ia seharian akan di kamar.

Lama kelamaan mata Joy semakin berat, suara dari siaran channel youtube yang Joy tonton seakan menjadi lagu pengantar tidurnya.

Tenang...

Damai...

Sebelum suara nada dering ponsel yang ada di genggaman Joy berbunyi memekakan telinga. Mata Joy langsung melebar sejak nada pertama, jelas sekali itu telpon dari siapa. Karena memang Joy mensetting nada dering khusus untuk orang itu. Ini telpon biasa, bukan telpon dari WA, karena Joy memasang don't disturb pada ponselnya.

Segera Joy mengangkat panggilan itu, dengan malas. Sungguh Joy ingin marah, namun ia terlalu malas mengeluarkan tenaganya.

"Ngapai telpon Vi?" tanya Joy dengan malas.

"Gue mau main, rumah lo dikunci. Ada di runah ga?"

"Hmm bentar gue bukain."

Sahabatnya itu memang keterlaluan, selalu saja lupa kalau hari sabtu adalah 'me time' untuk Joy.

Joy berjalan lambat menuju pintu samping, lalu membukanya untuk Alvian.
"Woi lewat sini," Joy sedikit berteriak memanggil Alvian yang masih nangkring di depan pintu utama.

Alvian pun menoleh dan langsung menuju pintu samping. Setelah berucap permisi, lelaki itu masuk ke dalam rumah. Joy membawa sahabatnya itu ke ruang keluarga, tempat biasa mereka kalau main.

"Rumah sepi banget?, tanya Alvian heran.

"Lagi pada keluar. Ayah, bunda cari janda bolong. Chandra lagi belajar kelompok," jelas Joy.

Help! [Ongoing]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang