Aku berjalan mendahului Jungkook apabila terlihat Hyojung yang berdiri bercekak pinggang di depan pagar. Mata mencerlung tajam ke arah Jungkook yang menundukkan wajahnya. Mesti Hyojung marah sebab aku balik lewat malam dengan lelaki yang dia tak kenal.
“Jung. . .ehm—”
“Kau dari mana?” Hyojung potong percakapan aku. Wajahnya tegang, memandang aku dengan Jungkook bersilih ganti. “Siapa lelaki tu? Siapa bagi kau kebenaran keluar dengan lelaki sampai lewat malam, ha?!”
“Jung—”
“Saya minta maaf, saya yang salah,” Jungkook pula mencelah. Aku mengeluh perlahan. “Saya yang bawa dia keluar sampai lewat begini, tetapi percayalah saya tidak berniat untuk apa-apakan dia.”
“Heh, semua lelaki memang akan cakap begitu pada awalnya. Tapi lepas sudah dapat apa yang dia mahu, dia berambus begitu sahaja.”
Mata aku membulat mendengarnya. “Hyojung, sudahlah. Saya minta maaf sebab timbulkan masalah, tapi tolonglah jangan samakan dia dengan lelaki begitu. Dia baik.”
“Jangan mudah terpedaya Sung, lelaki semua sama tahu?!”
Aku terus menolak masuk Hyojung ke dalam kawasan rumah. Aku tak nak dia timbulkan masalah, sebab aku tahu dia jenis yang mudah baran. Dan terlalu melindungi aku. Badannya aku peluk kemas. “Sudahlah, Hyojung. Saya tak apa-apa, tengoklah. Saya minta maaf iya?”
Selepas berhasil menenangkan Hyojung, dia berlalu masuk ke dalam rumah sementara aku meminta izin untuk bertemu dengan Jungkook untuk menyuruhnya pulang. Aku menghampiri Jungkook yang bersandar di tiang pagar.
“Hey, Jungkook. Rasanya lebih baik awak balik sekarang sebab sudah lewat malam. Terima kasih untuk datenya tadi. Saya gembira.”
Dia berdiri lurus lalu menyelukkan tangan ke dalam poket jaketnya. Matanya meliar melihat ke belakang aku, sebelum memandang aku. “Kawan awak masih marah ke?”
“Tak adalah, dia cuma tak kenal awak sahaja. Sebab itulah dia begitu, dia risaukan saya. Itu sahaja, dia akan okay nanti.”
“Saya akan cuba dapatkan kepercayaan dia nanti.”
Aku tersenyum kecil. Apa memang begitu serius Jungkook dengan aku? “Terima kasih, sekali lagi.”
Kini senyuman lembut dia berikan pada aku, sebelum tangannya mengeluarkan sesuatu dari kocek baju. Berkilat. “Saya tak tahu ukuran leher awak, saya main agak saja. Tapi saya yakin ia sesuai dengan awak sebab leher awak kecil.”
Seutas kalung tergantung buah berbentuk hati, dipamerkan di hadapan aku.
“Saya pakaikan untuk awak?”
“Uh oh. . .o-okay.”
Jungkook maju menghampiri aku sebelum menunduk memakaikan kalung itu pada leher aku. Dia terlalu rapat sehingga aku terpaksa menahan nafas melihat wajahnya begitu dekat dengan aku. Wangiannya terus menusuk masuk ke dalam rongga hidung. Aku menelan liur pahit.
“Okay,” Aku hanya dapat menghembus nafas lega bila dia sudah mengundur ke belakang. Merenung aku sambil tersengih. “Tekaan saya benar, ia sangat sesuai dengan awak. Cantik.”
“Entah berapa kali saya harus katakan terima kasih pada awak, saya terharu dengan kebaikkan awak. Jadi, terima kasih Jeon Jungkook sebab buat saya berasa dihargai.”
“Awak layak mendapatkannya, awak layak untuk dihargai Sung Kyung.” Ucapnya dengan lembut dan perlahan lalu dia menaikkan dua jari pada bibirnya, memberikan ciuman di situ.
Aku tidak mengerti fungsinya apa, sehinggalah dia melekapkan jari yang sama itu pada bibir aku. Jungkook tersenyum, sementara aku terkaku.
“Saya cuma akan cium awak, bila awak sudah menjadi milik saya sepenuhnya. Saya tak nak cemarkan hubungan kita.”
Ya Tuhan. . .perasaan apa ini?
*****
jangan kecam, budak tu memang noob berabis ahaha xD
YOU ARE READING
Eternal Love ✔
FanfictionETERNAL LOVE \ J.JUNGKOOK ❝I love you baby, more than what you think. I prefer to cry with you than laughing with the others, because even i cried, i'm happy. If you asked me, how many times did you appeared in my mind, i only answer 'one time'-beca...