1

27.6K 1.4K 32
                                    

Satu bulan berjalan dalam jalinan rumah tangga. Orangtua dan rekan-rekan sudah kembali ke Jakarta sejak beberapa minggu lalu. Tapi Kinan tetap di Bali untuk mengikuti suaminya.

Kinan sudah menjadi bagian dari organisasi bhayangkari sekarang. Organisasi yang terdiri dari istri-istri anggota polisi baik dari pangkat bintara sampai perwira. Tidak sulit untuk beradaptasi karena memang basicnya adalah dari komunikasi. Ia juga cukup dikenali oleh ibu bhayangkari yang pernah melihatnya di televisi.

Pukul tiga malam Kinan terbangun dari tidurnya. Ia merasa kurang sehat karena beberapa bagian tubuhnya sakit dan meluang.

Rasa penasarannya terjawab sudah ketika tanda bergaris dua muncul pada tespek yang sedang dipegangnya. Ternyata ini bukan masuk angin seperti yang biasa dirasakan sebelumnya, melainkan karena dalam masa-masa awal kehamilan.

Dengan senyum bahagia Kinan keluar kamar mandi dan berniat untuk melanjutkan kembali tidurnya. Ia merebahkan diri secara perlahan karena tidak ingin membangunkan tidur suaminya. Dikecupnya pipi Jeff sekilas sembari mendekap tubuh yang lebih besar darinya itu masih dengan senyum lebar.

Pada pagi harinya saat Jeff terbangun dari tidur. Ia tak mendapati Kinan disebelahnya, melainkan di dapur. Jeff datang tanpa membuat sedikit pun suara, ia menyandarkan tubuh pada sisi pintu. Memperhatikan istrinya yang sedang sibuk memasak.

Tapi ada yang aneh pagi ini, beberapa kali Kinan berlari ke toilet dan muntah-muntah. Ia pun terlihat memegangi pinggang dan bahunya yang terasa pegal.

"Kinan," panggilnya.

Membuat cewek itu langsung melihat kearahnya. Senyum Kinan merekah, "hai, pagi sayang." sapanya.

Jeff menaikkan alis kebingungan. Semenjak menikah, ini kali pertamanya Kinan memanggil dengan embel-embel seperti itu. Asing memang, tapi Jeff tidak berbohong. Ia ketagihan.

Cowok itu ikut tersenyum kemudian menghampirinya. "ada yang aneh pagi ini," gumam Jeff, berdiri menghadap Kinan yang sedang mengaduk masakan diatas kompor.

"apa yang aneh?"

Jeff menyipitkan matanya, "pertama, kamu panggil aku apa tadi?"

"apa?" timpal Kinan acuh tak acuh. Padahal ia mengerti maksudnya.

"tadi kamu panggil aku ada apanya gitu,"

Kinan masih sibuk dengan masakannya, "ada apanya emang?"

Karena melihat itu Jeff jadi berdecak sebal. Dimatikannya kompor kemudian menarik lembut tangan Kinan agar menghadap lurus padanya.

Meski sudah bersama Jeff sejak lama, tapi rasanya kalau diperlakukan seperti ini ingin melayang saja. Sorot mata cowok itu selalu menenangkan, seolah memberikan perlindungan walau hanya sekedar ditatap.

"aku serius," Jeff mengusap punggung tangan Kinan dengan ibu jarinya.

Kinan mengulum senyum sambil menghela nafas sesaat. "aneh ya aku panggil sayang? Ya udah besok gak lagi deh," ucapnya bercanda.

"iya aneh. Tapi aku seneng dengernya," jawab Jeff cepat disusul senyum super tampan, tipis namun tetap memperlihatkan lesungnya.

Jangankan gadis diluar sana, istrinya sendiri pun terkadang masih suka terpesona melihat wajah Jeff. Seperti detik ini, Kinan tidak sadar fokusnya telah hilang. Ia melamun dengan bibir sedikit terbuka.

"kok ngelamun sih?"

Sekali lagi Kinan harus tersadar. Ia langsung tersenyum sambil membalas genggaman tangan Jeff erat.

"kamu sakit?" tanya Jeff, khawatir.

Dijawab dengan gelengan singkat, "enggak. Aku gak sakit, kok. Kamu mandi sana, nanti aku siapin seragamnya." balas Kinan penuh pengertian.

✔ [0.2.1] PAPA - Sequel An IntelligenceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang