-Por Favor No Vayas-

2.7K 400 166
                                    

Bertemu lagi dengan akhir pekan yang belakangan ini menjadi hari paling ditunggu oleh seorang Giandra. Meski tak ada sesuatu yang berarti untuk dilakukan, tapi justru itulah yang ia inginkan. Beristirahat setelah ada di dunia sekolah selama lima hari.

"kakak,"

"kakak, bangun."

Rere dan Shasha, entah sejak kapan sudah nangkring diatas tempat tidur dan melakukan berbagai cara agar kakak laki-laki mereka itu terbangun.

Menarik-narik ujung rambut, mencubit pipi atau hidung, bahkan memainkan bibir si korban sudah dilakukan. Sampai akhirnya Giandra pun membuka mata perlahan.

Ia tersenyum kearah dua gadis kecil kesayangannya itu. "apaaa?" tanyanya.

"kakak dari tadi tidur terus, udah jam satu nih." ujar Shasha yang langsung diangguki oleh Rere.

"masa sih?"

"iya, ayo bangun kak kita jalan-jalan naik si kuning." pinta keduanya lagi. Mereka sudah lama tidak melakukan ritual hariannya itu, berkeliling komplek dengan vespa kuning.

"mendung tau." balas Giandra sambil melirik ke pintu kaca yang membuat langit terlihat jelas meski dari dalam kamar sekalipun.

Dua-duanya langsung mengerucutkan bibir, unjuk rasa dalam diam. Namun yang ada malah Giandra tidak dapat menahan rasa gemas pada dua adiknya itu.

"mendung sayangku, nanti deh kalo sore cerah kita jalan-jalan ya?" bujuknya sambil menggenggam tangan mereka dan mengusap dengan ibu jarinya.

Mata mereka yang tak kalah jernih seperti milik sang mama langsung berbinar senang. Dengan kompak pula menganggukkan kepala bersamaan senyum lebar yang masing-masing miliki.

Giandra ikut nyengir lebar, "cium dulu dong?" ganti ia yang meminta.

Pertama, Rere tanpa ragu mencium pipinya. Kemudian beralih mengecup singkat bibir kakaknya itu.

Giandra lantas terkekeh, kemudian melirik Shasha. Adik bungsunya itu hanya memberikan satu kecupan di pipi.

"kok dipipi doang?"

"gak mau ah. Bekas kak Rere." tolaknya mentah-mentah.

"astaga," cowok itu lagi-lagi tak kuasa untuk tidak tertawa. Ia mengusak puncak kepala Shasha lalu mencubit pipinya yang benar-benar mirip mainan karet. "mau nonton film gak?"

"MAU!!"

"sini-sini masuk selimutan," ajaknya sambil menepuk sisi kanan dan kirinya yang kosong.

Mereka dengan senang hati segera menghambur dan menyelusupkan sebagian tubuhnya ke dalam selimut tebal yang sejak tadi menutupi tubuh Giandra. Cuaca tidak seburuk yang dikira, namun nampaknya AC dalam ruangan tersebut mampu membuat siapapun menggigil berada disana.

Setelah mendapat persetujuan, Giandra segera menyalakan laptop untuk menonton film bersama dua adiknya. Terlebih ia lakukan daripada matanya terpejam lagi dan sekaligus memberi hiburan, siapa tau dua adiknya itu malah tertidur. Dengan begitu ia tak perlu keluar rumah hanya untuk keliling kompleks.

"ih, kakak sana!" tiba-tiba Shasha menjauhkan tangan Rere ketika ia memeluk Giandra.

Sementara yang satunya tidak terima, lantas memberikan pelototan galak sambil berusaha memeluk lagi.

"apa sih, kak Gian punya aku!" protes Rere.

"gantian dong, dari tadi kakak terus masa!" balas si bungsu.

"no!"

Satu detik dan satu teriakan disaat yang bersamaan lama kelamaan membuat Giandra menghela nafas pasrah. Lengannya ditarik kesana kemari, bahkan mereka juga berebut untuk dapat memeluknya.

✔ [0.2.1] PAPA - Sequel An IntelligenceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang