22

8.4K 778 10
                                    

Permintaan maaf secara langsung kepada pihak keluarga sudah dilakukan pada sidang tersebut, diikuti keputusan akhir yang menjatuhkan sanksi berupa pembinaan selama satu minggu penuh kepada ke-tiga dokter polisi yang bersangkutan. Sementara satu dokter lainnya mendapatkan sanksi yang berbeda.

Karena yang mereka lakukan tidak dapat digolongkan pada tindakan kriminal, maka hukumannya tidak terlalu berat. Tidak sampai menundaan kenaikan pangkat dalam waktu yang ditentukan atau penurunan gaji, tidak seperti itu.

Dengan wajah kusut, Jeff keluar dari ruangan yang barusan menjadi tempatnya di sidang, dan menemui Kinan yang setia menunggu diluar sejak pagi.

Sebenarnya ini bukan jadwalnya untuk mulai bekerja kembali, tetapi ia datang untuk mendampingi sang suami yang harus menjalani sidang KEPP demi terselesaikannya masalah.

Belum sempat pertanyaan dari mulutnya terlontar, Jeff lebih dulu mengajaknya untuk segera pergi.

Sampai di mobil pun cowok itu masih menutup rapat mulutnya, mau tak mau harus Kinan sendiri yang menanyakan tentang kelanjutan problem tersebut.

"Jeff, gimana?"

"apanya?" cowok itu balik bertanya lalu menatapnya.

"sidangnya, kamu tetep dapet hukuman?"

Jeff kontan mengangguk, "pembinaan selama satu minggu dan diliburkan sementara dari tugas, baik tugas kedokteran maupun kepolisian." jawabnya santai.

Dalam hati ada perasaan lega ketika mendengarnya, karena dengan begitu berarti Jeff tidak mendapat hukuman yang berat.

Perjalanan mereka mengarah pada selatan pulau dewata ini. Meski disesaki banyak pertanyaan baru, namun Kinan tetap memilih untuk diam.

Jeff menepikan roda empatnya ditengah jalan pasir yang tak banyak dilalui kendaraan itu. Bahkan mungkin tidak ada yang lewat karena ini merupakan sebuah hamparan luas dengan rumput-rumput hijau yang tumbuh menyegarkan suasana.

Ia melompat turun, disusul Kinan yang juga langsung beranjak dari tempatnya. Kedua matanya menyipit karena tersorot sinar matahari. Namun tak dapat dipungkiri, dari atas sini pemandangan disekitarnya terlihat lebih indah meski hanya berupa perbukitan.

"kenapa kamu bawa aku kesini?" tanya Kinan pada suaminya itu, yang entah sejak kapan sudah melepas seragam dinasnya hingga menyisakan hanya kaos polos ngepas tubuh.

Jeff melihat kearahnya, "aku bosen ngeliat kota."

"kamu mau keatas?"

"disini aja,"

"ayo ke atas!"

Dengan senyum lebar Kinan mulai melangkah meninggalkan Jeff yang masih berdiri ditempatnya. Perlu sedikit usaha demi melawan gravitasi karena ia menapaki tanah perbukitan yang berupa tanjakan landai.

Ia memutar tubuh sejenak, melambaikan kedua tangan kearah Jeff seperti anak kecil. Kemudian ia melanjutkan kembali perjalanannya menuju dataran yang lebih tinggi.

Jeff yang melihat itu langsung terkekeh pelan sambil geleng-geleng kepala. Ia jadi tertarik untuk mengikuti langkah istrinya itu untuk sampai disana. Sepertinya pemandangan dari atas lebih menakjubkan lagi.

Kinan yang sampai lebih dulu langsung berdecak kagum dengan keindahan alamnya. Matanya berbinar penuh takjub sambil sesekali menarik nafas dalam, menikmati udara menyegarkan yang jarang ia temui di kota —apalagi Jakarta yang memiliki tingkat polusi paling tinggi.

"jangan dinikmatin sendiri. Ada yang harus kamu bantu disini,"

Teriakan Jeff dari arah belakang mengambil alih fokusnya secara mendadak. Ia tertawa melihat Jeff yang sudah berdiri tak jauh dengan wajah meringis kelelahan.

✔ [0.2.1] PAPA - Sequel An IntelligenceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang