10

10.3K 916 20
                                    

8 month pregnancy

Ditengah sorotan mentari pagi itu Kinan berbaring, kedua kakinya diangkat keatas dengan gerakan seperti berjalan seolah-olah sedang mengendarai sepeda. Sementara kedua tangannya diluruskan setara dengan tulang punggung.

Di halaman belakang rumahnya itu ia menggelar matras sendiri dan melakukan senam untuk ibu hamil sesuai dengan anjuran dokter. Meski hanya bermodalkan video dari akun youtube. Karena memang Kinan tidak pernah mengikuti komunitas yoga dan lain sebagainya.

Jeff datang dari dalam rumah. Ia menghampiri istrinya yang sedang berolahraga sendirian. Sudut bibirnya tertarik karena senyum.

"makan dulu yuk," ujar Jeff sembari meletakkan sepiring nasi goreng mentega yang kaya akan sayuran diatas meja. Hasil kerja tangannya sendiri pagi ini.

Ia memang bukan tidak bisa memasak, hanya jarang saja menyentuh dapur. Tapi masakan Jeff memang hampir tidak ada bedanya dengan buatan ahli —boleh dibilang memang jago.

Kinan membuang nafas lewat mulut secara perlahan lalu menoleh pada sumber suara. Jeff sudah duduk dikursi taman sambil melihat kearahnya. Senyum terukir dibibir cowok itu seraya ia menopang dagu dengan satu tangannya. Menunggu.

Perlahan Kinan bangkit dari posisi berbaringnya. Ia berjalan kearah sang suami, masih dengan peluh di pelipis. Sesekali memegangi perutnya yang sudah menginjak batas akhir perkembangan sang buah hati. Semakin hari semakin terasa berat dan yah —lumayan sesak.

"kamu tuh, mau aku tambah gendut bukan?" tanya Kinan begitu sudah duduk tak jauh dikursi sebelah Jeff.

Jeff mengangkat alis tinggi-tinggi, "kamu gendut aja cantik." timpalnya.

Memang benar, Kinan sedikit lebih berisi karena sedang berbadan dua sekarang. Tapi progres peningkatan berat badan selama mengandung itu tak begitu jelas kentara. Karena mau berpostur seperti apa pun, ia akan tetap terlihat manis. Terutama dimata suaminya.

"apa gunanya aku olahraga dong kalo akhirnya makan juga?" ia mengerucutkan bibirnya lucu tapi tetap menyuap sesendok nasi ke dalam mulutnya.

"kamu itu olahraga buat persiapan bersalin, bukan buat diet. Lagian kalo gak makan nanti kasian dong anak aku," tutur Jeff panjang lebar.

Kinan lantas melihat kearahnya, "anak kamu kan anak aku juga,"

"ya makanya, nurut sama suami. Makan yang banyak, itu buat kamu." lanjut Jeff sembari melirik kearah piring yang ada diatas meja.

Ia tidak makan. Memang itu buat Kinan. Tidak perlu khawatir makanannya akan tersisa karena belakangan ini porsi makan Kinan menjadi dua kali lipat dari biasanya.

Dengan mulut penuh isi cewek itu menahan senyum. Ia mengangkat tangan dengan simbol bulat sebagai tanda 'ok'.

Delapan bulan sudah masa-masa kehamilan ia lewati. Dari mulai mabuk setiap malam, mengidamkan yang aneh-aneh, rutin berjalan kaki setiap hari Minggu pagi dan lain-lain. Semuanya ia lakukan demi kesehatan diri dan bayinya.

Rasa sayang Jeff terhadap istrinya itu jadi semakin bertambah semenjak Kinan mengandung darah dagingnya. Ia selalu memperhatikan wanitanya itu dalam hal apapun. Bahkan sampai menggantikan memasak karena kondisi Kinan yang mudah lelah.

Menurut dokter, dua minggu lagi. Ya, dua minggu lagi melahirkan, kalau tidak meleset perhitungannya. Karena saat ini sudah memasuki minggu ke-36.

Soal cuti melahirkan tentu saja Kinan sudah mengajukan sebelumnya. Jadi sehari-harinya ia hanya berada di rumah dan mengurusi pekerjaan yang sifatnya kecil-kecilan.

✔ [0.2.1] PAPA - Sequel An IntelligenceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang