2 month pregnant
Hari ini Jeff berangkat pagi sekali. Bahkan sebelum matahari menampakkan sinar keagungannya. Ada kejadian kapal terbakar di pelabuhan Ketapang —perairan yang menghubungkan pulau Jawa dengan pulau Bali. Yang dimana para korban akan dibawa ke rumah sakit bhayangkara guna kepentingan identifikasi.
Tinggalah Kinan sendiri dirumah. Ia menyantap roti selai cokelatnya dalam diam. Sesekali meneguk susu vanila yang sudah diseduh dalam gelas. Itu susu untuk ibu hamil yang dibelikan oleh Jeff. Terpaksa harus meminumnya walaupun sebenarnya ia bukan pecinta susu, sejak kecil.
Dari kejauhan samar-samar terdengar nada panggil dari ponselnya. Kinan segera beranjak untuk mengambil benda yang terletak di kamar itu. Takut-takut kalau itu telepon penting karena sudah beberapa kali bunyi.
Ketika sedang berjalan, tak sengaja sandal rumah yang digunakannya menginjak sisa air dilantai. Disebabkan karena air dari wastafel meluber saat ia mencuci piring beberapa menit lalu.
"ah!"
Tubuhnya yang tidak siap langsung jatuh begitu saja. Bahkan ketika tangannya belum sempat meraih apapun untuk menahan bobotnya sendiri.
Ia meringis kesakitan. Namun ekspresinya berubah panik saat mengingat bahwa ada bayi yang tengah dikandungnya. Jantungnya berdebar cepat, ketakutan. Tanpa memperdulikan tangannya yang terkilir, ia segera berdiri.
Sembari meraba bagian bawah perutnya, Kinan tak lepas memperhatikan lantai putih tempat ia jatuh barusan. Beruntungnya tidak ada darah atau hal mengerikan lainnya yang nampak dari kejadian tadi.
Kinan melepaskan sandal yang dipakainya secara sembarangan, kemudian berjalan cepat ke kamar. Langkahnya langsung menuju pada cermin panjang dekat lemari.
Beberapa kali ia memutar tubuh, meyakini bahwa tidak ada hal aneh yang terjadi. Begitupun dengan perutnya yang tidak merasakan sakit. Hanya ada bekas air dibagian belakang rok yang dipakainya.
Dengan lemas Kinan duduk diatas kasur. Ia menarik nafas dalam-dalam untuk menetralkan rasa cemas yang memuncak dalam sepersekian detik tadi.
Tangannya yang masih gemetar meraih ponsel. Ada tiga panggilan tidak terjawab dan satu pesan masuk. Tanpa menunggu lama dibukanya pesan tersebut.
Ada waktu luang?
Aku mau ketemu kamu dan suamimu.Nafasnya lagi-lagi tercekat ditenggorokan. Telepon dan pengirim pesan tersebut adalah orang yang sama, Attala —mantan kekasihnya dulu.
Benda kotak yang sedang digenggamnya menyuarakan ringtone, lagi. Tapi nama yang tertera dilayarnya bukanlah orang yang sama dengan pengirim pesan tersebut, melainkan Jeff, suaminya.
Kinan menggeser tombol hijau kemudian menempelkan ponsel pada telinga kirinya, "halo?"
Dari jauh terdengar Jeff menghela nafas lega, "kamu lagi ngapain? Udah sarapan?" tanyanya.
"aku baru mau berangkat, udah sarapan kok."
"aku jemput ya,"
Kinan langsung menggeleng, meskipun ia tau bahwa suaminya itu takkan melihat. "gak perlu, kamu banyak kerjaan. Aku bisa berangkat sendiri, naik umum." tolaknya halus.
Jujur, ia bisa kemana-mana sendiri. Hanya saja terkadang Jeff berubah menjadi pria yang protektif, banget. Terutama semenjak menikah, ditambah lagi setelah kabar kehamilan.
Jeff itu tipe laki-laki yang akan melakukan apapun untuk wanitanya dan demi wanitanya. Tapi karena Kinan menolak habis-habisan, mau tak mau ia yang mengalah.
KAMU SEDANG MEMBACA
✔ [0.2.1] PAPA - Sequel An Intelligence
FanfictionPernah mendengar kutipan "a man isn't complete until he has seen the baby he has made." nya Sammy David Jr? Kira-kira seperti itulah yang dirasakan oleh Jeff sebagai suami dan calon papa untuk anaknya. Ia harus membagi waktu antara tugas dan menema...