7

10.3K 964 21
                                    

5 month pregnancy

Gemuruh cacing di perut sebagai sinyal dari keadaan lapar membangunkan Kinan dari tidur lelapnya. Ia langsung mengambil posisi duduk dengan sedikit kesulitan karena perutnya sudah mulai membesar seiring berjalannya waktu.

Semenjak mengandung anak pertama, bawaannya jadi lapar terus. Tapi itu semua wajar karena bukan hanya dirinya yang memerlukan asupan nutrisi.

Disampingnya, Jeff ikut terbangun. Pemandangan yang pertama dilihatnya adalah sang istri yang sedang duduk diam sembari mengelus perutnya dengan santai.

Jeff tidak langsung beranjak. Ia memperhatikan istrinya itu dari belakang tanpa banyak membuat suara. Pandangannya beralih pada tali tipis dari baju tidur yang dikenakan oleh Kinan, turun sampai lengan. Memperlihatkan bahunya yang mulus tanpa celah.

Dalam hati Jeff bergumam. Ia setuju dengan pepatah yang mengatakan bahwa wanita yang sedang hamil, kecantikannya bertambah berkali-kali lipat. Sumpah, ini masih pagi. Benar-benar pagi. Tapi pikirannya sudah melayang kemana-mana.

Tapi tidak masalah, itu wajar. Bagaimana pun juga Jeff adalah seorang pria dewasa, dan ia seratus persen normal. Satu lagi yang perlu digaris bawahi adalah statusnya sebagai suami. Jadi, jangan heran jika ia tergiur dengan pemandangan indah pagi itu.

Jeff ikut duduk, membuat Kinan menoleh dan langsung melempar senyum. Bagi Jeff sebagai seorang pria, ia tidak ingin mengelak. Kinan lebih cantik saat bagun tidur, tanpa riasan wajah seperti biasanya.

Kulit wajahnya memang bagus sejak dulu tanpa sentuhan perawatan sama sekali, hidung mancungnya, juga bibir kemerahan yang selalu memberikan senyum manis padanya ketika akan tidur dan setelah bangun tidur.

"selamat pagi, papa!"

Jeff terkekeh, "selamat pagi sayang," balasnya. Kemudian ia menundukkan kepala sejajar dengan perut Kinan, "selamat pagi adek." lanjutnya kemudian mengecup sekilas perut istrinya.

Kinan tersenyum lagi sembari mengusap surai gelap suaminya. Ia sangat menyukai perlakuan seperti itu sekarang.

Sedetik kemudian Jeff kembali menegakkan punggungnya. Sambil meneguk saliva, ia membenarkan kembali posisi tali baju Kinan yang turun. Terlalu pagi untuk mencurahkan apa yang sebenarnya diinginkan.

Setelah itu jemarinya berlanjut pada surai Kinan. Ia menyelipkan anak rambut yang berantakan kebelakang telinga wanitanya.

"mandi sana, siap-siap."

"aku gak kerja hari ini,"

"loh? Kenapa? Kamu sakit?" tanya Kinan bertubi-tubi.

Cowok itu terkekeh pelan lalu menggeleng, "hari ini aku milik kamu." balasnya.

Mendengar itu membuatnya jadi semakin menautkan alis. Tapi nampaknya tanda tanya besar dalam kepalanya terbaca jelas oleh Jeff.

"sejak nikah, kita belum pernah bulan madu kan?" Jeff bertanya kalem.

Sementara disisi lain Kinan langsung berpikir. Mereka memang tidak melaksanakan bulan madu seperti kebanyakan pasangan lainnya. Lagi pula ini di Bali, jadi sudah semestinya berbeda dengan di Jakarta. Yang lebih mengherankan lagi adalah ia sudah hamil lima bulan sekarang.

"kita kan... udah—" lidahnya mendadak kaku. Ia tidak tau harus mengatakannya dengan bagaimana. Itu tidak terdaftar dalam kamus broadcasting.

"bukan. Ini bulan madu yang sebenernya. Kamu pasti suka,"

"bulan madu kemana? Terus kerjaan kamu? Kerjaan aku?" tanya Kinan, lagi.

"semua beres, ibu." jawabnya cepat, "pokoknya sekarang siap-siap. Ayo, mau aku gendong ke kamar mandinya?"

✔ [0.2.1] PAPA - Sequel An IntelligenceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang