23

8.9K 784 37
                                    

Kesadaran Kinan terkumpul kembali ketika merasa bahwa Jeff melingkarkan tangan dipinggangnya. Entah mengapa pagi itu rasanya malas sekali untuk bangun dan beraktivitas.

"happy anniversary, sayang."

Wajah mereka yang berdekatan membuat suara Jeff begitu menggema ditelinganya. Bahkan nafasnya pun terasa jelas dipermukaan kulit Kinan.

Ia mengerjap, memastikan bahwa hari ini benar ulangtahun pernikahan mereka yang ke-lima.

"kamu bangun dari jam berapa?" tanya Kinan pada Jeff.

"belum lama, kenapa?"

"udah sempet liat kalender?"

Jeff tersenyum, "dari jauh-jauh hari udah aku liatin. Kan aku punya rencana," jawabnya santai.

Kinan langsung menautkan alisnya, "rencana apa?" ia penasaran.

"bikin adek buat Giandra. Kasian dia kesepian."

Refleks Kinan mendorong pelan tubuh Jeff agar bergeser sedikit. Sementara Jeff dengan tampang polosnya langsung merubah posisi. Tidak menjauh, hanya menyangga berat badannya dengan tangan. Membuat dirinya berada satu titik diatas istrinya itu.

Keduanya bertukar pandang. Disaat Kinan menatapnya dengan raut penuh tanda tanya, cowok itu malah balas menatapnya dengan sorot tajam tapi juga lembut disaat yang bersamaan. Jeff tersenyum, tidak dibibirnya melainkan dikedua matanya.

"jangan macem-macem, Jeff. Ini masih terlalu pagi." cegah Kinan saat suaminya itu baru saja menautkan jemari mereka.

"sampai kapan pun aku itu suami kamu, jadi gak ada kata macem-macem. Semua yang aku lakukan bisa dan boleh tanpa izin." balasnya.

Ini sudah yang kesekian kali, jantung Kinan merasa semakin ingin keluar dari tempatnya. Padahal yang bicara demikian adalah suaminya sendiri. Tapi justru disitulah letak sensasinya.

"kalo aku gak mau?"

"kamu selalu mau." sambung Jeff cepat.

Ia tersenyum penuh kemenangan ketika akhirnya Kinan hanya bisa menghela nafas, pasrah. Iya, pasrah. Terserah suaminya mau berbuat apa juga.

Jeff menundukkan sedikit posisi tubuhnya untuk mendekat pada sang istri. Dan benar, Kinan tidak akan pernah menolak perlakuan dari suaminya itu.

Mereka hampir berciuman kalau saja pintu kamar tidak terbuka secara tiba-tiba. Keduanya menoleh kaget ketika mendapati sang anak sudah berdiri disana masih dengan baju tidur dan wajah mengantuknya.

Jeff langsung beranjak cepat, begitupun Kinan.

"Gian, kamu udah bangun? Sini," ujar Jeff dengan gerakan tangan meminta anaknya untuk segera masuk.

"papa sama mama lagi ngapain?" tanya Giandra dengan polosnya ketika sudah berada ditengah mama dan papanya itu.

Baik Jeff maupun Kinan, keduanya langsung bertukar pandang dengan sorot kebingungan.

"gak ngapa-ngapain. Papa abis bangunin mama," Jeff tersenyum dan menundukkan kepalanya agar dapat sejajar dengan wajah Giandra yang sedang duduk dipangkuannya itu. "kamu tumben bangun duluan? Kenapa?" tanyanya lembut.

Wajah Giandra semakin cemberut. "tadi aku mimpi dikejar hantu. Hantunya kayak papa, warnanya putih." tuturnya sembari menunjuk tangan Jeff yang berkulit putih dengan jarinya yang mungil.

Kalau saja tidak ditahan tawa keduanya sudah menyembur sekarang. Karena gemas, Kinan mencubit pipi anaknya itu.

"hayo, semalem pasti gak baca do'a mau tidur ya?" tebaknya.

✔ [0.2.1] PAPA - Sequel An IntelligenceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang