A few months later
"biar kata satu rumah sakit juga kita jarang banget ngobrol kayak gini ya,"
Kuncoro, memulai percakapan sambil membuka kotak bekal berwarna hijau muda miliknya. Sementara Jeff yang duduk dihadapannya diam-diam melirik sambil mengulum senyum.
"ngomong-ngomong gimana keluarga? Sehat?" tanyanya.
Jeff yang baru menyuap nasi liwetnya mengangguk, "sehat. Dokter sendiri gimana? Istri udah hamil?"
"belum," jawab Kuncoro, "ya gitu deh, Jeff."
"nunda?" Jeff penasaran melihat perubahan raut muka dokter yang lebih senior darinya itu.
"gak nunda juga, cuma emang belum rejeki aja kali."
Pria itu mengangguk paham setelahnya. "sori ya dok, waktu nikahan saya gak bisa dateng." ucapnya sedikit menyinggung beberapa waktu lalu saat Kuncoro mengundang dirinya untuk datang ke acara pernikahannya.
Kuncoro dengan wajah tampannya lantas tersenyum penuh pengertian. Jelas tidak perlu dipermasalahkan, karena posisinya yang sama dengan Jeff, membuat ia paham seperti apa kesibukan seorang dokter polisi ahli forensik.
"ngomong-ngomong," Jeff iseng menunjuk kotak makan rekannya itu dengan ujung sendok, "tumben bawa bekel?"
Kuncoro tertawa, "saya juga ngerasa aneh sebenernya. Tapi mau gak mau, soalnya udah dimasakin. Kalo gak dibawa nanti istri saya ngamuk."
Kedua dokter itu tertawa bersama. Lebih karena lucu membayangkan setiap hari Kuncoro membawa makanan dari rumah, terutama setelah ia menikah.
Laki-laki berwajah lugu itu sudah bertahun-tahun menjadi asisten forensik. Dari Jeff masih disini, sampai kembali lagi kesini. Ia masih tetap di posisi yang sama, selagi kepala devisi-nya belum lengser.
Sementara di tempat yang lain, Kinan disibukkan dengan kegiatan baru. Rekan bhayangkari mengumpulkan semua anak-anak jalanan untuk diberikan penyuluhan. Dan mereka yang masih berusia dibawah umur akan difasilitasi dalam belajar.
Sejenis sekolah, namun tidak seperti sekolah pada umumnya. Proses belajar mengajar pun hanya menggunakan alat dan metode seadanya yang sudah dibuat sedemikian rupa oleh bhayangkari. Dibantu oleh beberapa orang anggota yang memang ahli dalam bidangnya, yaitu guru.
Jangan salah, tidak selamanya menjadi istri polisi akan monoton hidupnya. Mereka yang tergabung dalam organisasi tersebut seringkali mengadakan penyuluhan, bakti sosial, dan kegiatan-kegiatan kemanusiaan lainnya yang bermanfaat untuk masyarakat.
Sepulang dari kantor, mumpung masih ada waktu Kinan mengunjungi rumah Dena. Tentu saja sudah mendapat izin dari sang suami untuk pulang terlambat.
"bosen gak sih kita gini-gini aja kalo ngumpul?"
Dena yang sedang nyemilin bolu keju buatan ibunya langsung menoleh, disusul Vero —istrinya Indra, yang juga melihat kearah Kinan dengan kening berkerut.
Karena Indra masih sibuk dan jarang ada waktu untuk berkumpul, jadilah istrinya ia turunkan langsung sebagai wakil.
"mau bikin usaha gak?" Kinan mengganti pertanyaannya.
Serta merta dua orang itu langsung menatapnya antusias.
"mau usaha apa?" sambung Dena.
"ya gak tau sih, belum kepikir. Cuma gini loh, daripada kita gak ada kerjaan kan, kenapa gak dimanfaatin aja buat sesuatu yang menghasilkan gitu." ucap Kinan.
Dena langsung mendelik, "gue yang gak ada kerjaan. Lo sama Vero sih masih aktif,"
"tapi kan paling aku cuma jaga butik, kak. Gak tau deh kalo kak Kinan gimana," timpal Vero yang juga mengambil satu potong bolu keju dari atas piring.
KAMU SEDANG MEMBACA
✔ [0.2.1] PAPA - Sequel An Intelligence
FanfictionPernah mendengar kutipan "a man isn't complete until he has seen the baby he has made." nya Sammy David Jr? Kira-kira seperti itulah yang dirasakan oleh Jeff sebagai suami dan calon papa untuk anaknya. Ia harus membagi waktu antara tugas dan menema...