38

7.5K 718 17
                                    

Suasana di kamar itu sangat hening. Kinan duduk bersandar diatas tempat tidurnya, menemani sang anak yang sedang sibuk mengerjakan PR dengan posisi terlungkup disebelahnya.

Bibirnya sejak tadi tak berhenti tersenyum membaca rangkaian pesan yang dikirimkan dari sang suami. Terakhir ia mengirimkan foto Giandra yang tampak serius itu pada Jeff. Dan balasan yang didapat adalah,

Gemes bgt sih
Jd pengen peluk mamanya

Keduanya terkekeh diwaktu yang bersamaan. Meski berbeda tempat saat ini, namun dapat disaksikan oleh langit malam yang cerah dan penuh bintang.

"mamaaa,"

Kinan yang sedang mengelus perutnya langsung menoleh, "apa sayang? Udah selesai?"

Giandra menggeleng lemah, "aku laper ma." ucapnya.

"oh ya ampun kamu, lucu banget sih. Ya udah makan dulu yuk. Nanti dilanjut lagi tugasnya."

Setelah itu Giandra bersorak girang sambil melompat dari atas kasur dan langsung menarik tangan Kinan untuk ikut makan bersamanya. Walau harus bersusah payah karena kondisi perut yang sudah mulai membesar.

Ruang makan kosong. Hanya ada Kinan dan sang anak yang kini melahap makanannya. Wajar kalau Giandra gemuk, makannya banyak sekali. Pipinya jadi terlihat lebih gembul setelah ia masuk sekolah. Mungkin faktor tenaga. Karena di sekolah ia tidak hanya belajar, pasti bermain juga hingga membuatnya lebih cepat lelah dan lapar.

Semenjak tinggal disini, Kinan jadi tau banyak hal. Bahwa rumah sebesar ini ternyata sering ditinggal oleh pemiliknya. Seperti sekarang, papa mertuanya sedang dinas keluar kota selama empat hari. Menyisakan dua pembantu rumah tangga dan security kepercayaannya saja di rumah.

🔰🔰🔰

Pukul sepuluh saat Kinan terbangun dari tidur singkatnya. Ia langsung duduk saat melihat Jeff sudah di rumah —ralat, di kamar, bahkan juga sudah mengenakan celana pendek dengan kaos polos warna hitam.

"pap?"

Jeff tersentak. Ia menghentikan gerakan tangannya yang sedang mengecek ponsel lalu segera beranjak dari kursi meja rias Kinan.

"kaget ya? Kapan sampe?" Kinan terkekeh sambil merapikan surai gelap suaminya begitu mereka duduk berhadapan.

"udah dari tadi. Kok kamu bangun?"

"kebangun. Kamu udah makan belum? Aku gak masak, bibi juga tadi gak ke pasar karena kakinya sakit. Asam uratnya kambuh katanya,"

Jeff berdecak singkat, "si bibi ada-ada aja." gumamnya, "aku udah makan sih, tapi pengen makan lagi."

Kinan mengerutkan kening, "cuma ada lauk sisa pagi tapi, gak apa-apa?" tanyanya.

"makan diluar maksudnya, yuk?"

Serta merta Kinan melihat jam pada ponselnya lalu kembali menatap sang suami dengan terheran-heran. Ini yang hamil siapa, yang ngidam siapa.

"diluar dimana? Jauh gak?" tanya Kinan.

"di deket pom bensin sana. Ada tempat gulai kambing yang enak." jawab Jeff dengan mata berbinar.

"ya udah, ayo. Nanti keburu kemaleman dia tutup lagi."

Pada akhirnya Kinan menyetujui ajakan tersebut. Karena di rumah tidak ada lagi makanan selain sisa masakan pagi. Ia sendiri tidak yakin rasanya masih enak.

Daripada Jeff kelaparan, lebih baik turuti saja apa maunya. Lumayan, tidur sejenak tadi dapat menghilangkan rasa kantuknya juga.

Kinan memakai outer berbahan wol untuk menyelimuti tubuh dari dinginnya malam. Surai gelapnya digulung asal membentuk bulat. Kemudian ia segera berjalan menyusul Jeff yang lebih dulu keluar dari kamar.

✔ [0.2.1] PAPA - Sequel An IntelligenceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang