18

9.3K 908 13
                                    

Masih berlanjut dari momen sebelumnya. Meskipun Kinan sudah memaafkan kesalahan Jeff yang dilakukan tanpa sadar, mungkin, namun ada sesuatu yang masih mengganjal dalam dirinya.

Wanita itu tidak bisa sedikit pun diperlakukan kasar. Iya, kasar. Menurut Kinan itu kasar dan terlalu menyebalkan, bahkan hal terburuk yang pernah dilakukan oleh Jeff terhadapnya.

Kalau ada yang menganggapnya berlebihan, silahkan saja. Toh persepsi orang berbeda-beda. Sekarang bagaimana rasanya jika wanita yang baru melahirkan, harus membagi tugas antara pekerjaan rumah dan mengurus anak, belum lagi melayani suami, tapi tidak dianggap sama sekali.

Semuanya pasti pernah mengalami. Lelah, keduanya lelah. Jangan ditanya. Jeff yang baru pulang dengan kepala pusing harus mendengar tangisan bayi yang benar-benar kencang, membuatnya jadi bertindak sedikit diluar batas. Sedangkan Kinan, terbawa perasaan saja sudah.

Paginya, Jeff yang baru saja akan bersiap melihat sang anak sudah terbangun dari tidurnya. Masih dengan bertelanjang dada dihampirinya Giandra. Ia tersenyum dan mulai mengajak bicara buah hati kesayangannya itu.

"udah bangun anak papa?" gumamnya sambil memainkan tangan kecil Giandra.

Dan apa yang terjadi selanjutnya sudah dapat ditebak. Giandra mulai menangis lagi, yang pertama dicari pasti mamanya.

"loh kok nangis? Jangan nangis sayang, sama papa ya? Mama lagi sibuk dulu,"

Jeff langsung membawa bayi mungil itu dalam dekapan sambil menimang-nimang agar tangisnya berhenti. Karena kalau menyusui itu jelas bukan keahliannya.

Dari dapur Kinan mendengar mulai ada kegaduhan dan langsung bergegas ke kamar. Ia sedang menyiapkan sarapan untuk Jeff tadi, beruntungnya sudah selesai.

"anak mama udah bangun?" ujar Kinan menghampiri Jeff. Ia langsung mengambil alih Giandra dari tangan besar suaminya itu.

Sementara Jeff yang masih terbayang-bayang rasa bersalah hanya terdiam. Ia memandang sang istri yang mulai terbiasa dengan situasi seperti ini lekat-lekat.

Aura dari dalam diri wanitanya itu semakin terpancar ketika ia sedang menggendong bayi. Surai kecokelatannya yang digulung asal, bibir merah alami yang langsung tersenyum setiap kali berbicara dengan bayi, sorot matanya yang indah, semua itu bercampur menjadi satu dan membuat Jeff terpesona untuk yang kesekian kalinya.

Kinan yang merasa diawasi lantas menolehkan kepalanya, "kenapa gak pake baju? Mau kesiangan?"

Jeff menggeleng kaku. Setelah itu mulai melanjutkan kembali aktivitasnya yang sempat tertunda —memakai seragam dinas harian disertai atribut lengkap yang sudah menempel pada posisinya masing-masing.

Sejenak cowok itu menghentikan gerakannya, ia menunduk dan mendapati dirinya melupakan satu hal. Kaos abu-abunya belum dipakai. Jeff melepas kembali seragamnya dan membuka lemari untuk mencari benda yang dimaksud.

Sudah hampir dua menit berkutat sendirian dan tak mendapati apa yang dicari. Jeff menahan nafas karena mulai kesal.

"kamu cari apa?"

Suara Kinan mengalihkan fokusnya seketika.

"kaos abu-abu."

Tanpa berniat membalas lagi ucapan itu, Kinan segera berjalan mendekatinya. Dengan satu tangan dibantunya Jeff mencari kaos tersebut, sedangkan satu tangan lainnya masih mendekap Giandra.

Lagi-lagi Jeff mematung. Batinnya terus mengatakan bahwa ternyata wanita itu lebih hebat dari apapun. Lihat saja pemandangan yang sedang terjadi didepannya kini.

"ini?" tanya Kinan yang sudah menenteng kaos ditangannya.

Jeff segera mengangguk, "iya, itu."

"lain kali minta tolong, jangan diem aja."

✔ [0.2.1] PAPA - Sequel An IntelligenceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang