Mohon maaf agak panjang
Silahkan tarik nafas dan siapkan mental sebelum membacaSeminggu setelah Giandra menjalin sebuah hubungan spesial dengan gadis incarannya sejak masa sekolah, mereka baru bisa berkencan seperti pasangan-pasangan lainnya pada hari libur. Mengingat masing-masing sibuk dengan urusannya.
Hari sabtu ini, Giandra mengajak kekasihnya itu untuk menghabiskan waktu disebuah objek wisata safari. Mereka menelusuri kebun binatang terbuka itu sambil sesekali memberi makan pada hewan-hewan tertentu menggunakan kendaraan yang disewakan dari sana.
Tiap jendela mobil itu diganti dengan pagar besi yang sudah didesain sehingga memudahkan pengunjung didalamnya bisa memberi makan dan berinteraksi secara langsung dengan hewan-hewan disana. Menyewa mobil safari ini berarti juga satu paket dengan supirnya. Mereka akan berkeliling selama kurang lebih satu jam perjalanan.
"kalo yang sebelah sana itu harimau sumatera. Nama ilmiahnya panthera tigris sumatrae. Secara umum hampir sama dengan jenis lainnya ada garis belang-belang, hanya saja harimau jenis sumatera ini biasanya relatif lebih kecil dari yang lain. Warna kulitnya kuning keemasan sampai oranye tua. Biasanya kami beri makan daging mentah."
"boleh dikasih makan om?"
"boleh, silahkan. Tangannya jangan ikut keluar ya."
Giandra sengaja mengeluarkan potongan daging ke luar jendela menggunakan pencapit. Tak lupa menggoyangkan sedikit untuk menarik perhatian harimau tersebut.
"Gi, serem ih." gumam Irenia.
Selama satu menit ia dengan posisi seperti itu. Namun bukannya menghampiri, harimau tersebut malah terdiam ditempat. Membuat siapapun yang ada didalam mobil tertawa setelah melihatnya.
"kok gak mau sih?" protes Giandra.
"emang enak dicuekin." kekeh cewek disebelahnya. Membuat Giandra langsung mengerucutkan bibirnya sebal.
Kendaraan itu kembali melaju ke habitat hewan lainnya. Dari mulai yang jinak, biasa-biasa saja, sampai yang buas sekalipun.
Selesai dengan tur safari itu, keduanya kembali berkeliling. Kali ini dengan berjalan kaki. Memasuki kawasan penangkaran burung yang begitu besar. Semua spesies ada disini. Sebagai contohnya cenderawasih dari Timur Indonesia, merak dari Ujung Kulon, bangau dari Sumatera dan masih banyak lagi.
Sambil terus berjalan dibelakang Irenia, Giandra tak lepas memandangi gadisnya itu diam-diam. Senyumnya mengembang sesekali begitu melihat respon sang gadis yang begitu bahagia bertemu hewan disini.
Dengan menggunakan kamera yang sejak tadi ia kalungkan dilehernya, Giandra mulai membidik setiap objek yang ia lihat. Tidak ingin terlewatkan sama sekali. Dan penyandang juara pemandangan paling indah tetap saja gadis didepannya itu.
Sebuah foto berhasil ia abadikan. Dengan senyum tipis Giandra melihat hasil jepretannya barusan. Memperlihatkan wajah berseri Irenia dengan mata berbinarnya—menunjuk pada burung-burung disana.
Gadis itu menoleh, kemudian tersenyum ketika Giandra balas menatapnya dalam diam.
"kamu kok bisa kepikiran ngajak aku kesini?"
Giandra nampak berpikir sejenak. Kemudian berdiri disebelah kekasihnya itu sambil menikmati nuansa alam bebas yang ada. "berkenalan dengan ciptaan Tuhan itu jauh lebih mengesankan daripada pergi ke mal terus keliling toko baju, atau nonton film gelap-gelapan." jawabnya.
"begitu ya?"
"kebanyakan cowok sekarang itu ngajak pacarnya pergi ke pusat perbelanjaan. Gayanya sih oke, tapi emang mau nanggung kalo ceweknya tiba-tiba minta beli ini itu?" ia menatap Irenia, "atau ke coffee shop, duduk ngobrol sampe tulang belakang pegel. Ngirup asep rokok dari meja kanan kiri. Uang abis, penyakit dateng. Dimana momennya coba?"
KAMU SEDANG MEMBACA
✔ [0.2.1] PAPA - Sequel An Intelligence
FanfictionPernah mendengar kutipan "a man isn't complete until he has seen the baby he has made." nya Sammy David Jr? Kira-kira seperti itulah yang dirasakan oleh Jeff sebagai suami dan calon papa untuk anaknya. Ia harus membagi waktu antara tugas dan menema...