-Estas Listo?-

5.9K 644 144
                                    

Hm..
Halo kawan² semua! Aku selaku story maker dari akun chojungjae, mau ngucapin terima kasih sebanyak banyaknyaaaa atas apresiasi kalian yang bener bener BOOM! AAAA!
Mau peluk mark aja rasanya(?) loh eh.

Jadi gini....
Dari sekian komen yang masuk aku sempet baca dan bales juga ternyata masih banyak yang kangen sama papa jeff yaa?😭😭 haaa demi apa donggg ><
Huhu gabisa diginiin sebenernya akuuuu/?

Yang jadi permasalahan ya samaaaaa! Aku juga sama gabisa moveon dari papa jeff dan mama kinan parahkannnn 😩

Yang jadi permasalahan ya samaaaaa! Aku juga sama gabisa moveon dari papa jeff dan mama kinan parahkannnn 😩

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Maafkan aku mengingkari bukti nyata diatas 😱 tapi nampaknya ini memang perlu diiiiii..... 😖😖😖


















🍪

Jam pelajaran terakhir itu sudah pasti lagi ngantuk-ngantuknya. Tapi yang menjadi permasalahan disini adalah jam terakhir milik bu Ratna, salah satu pemegang nominasi 'killer' yang mengampu mata ajar Fisika. Mau tidak mau satu kelas harus melotot ketika ia menerangkan. Ya, meskipun kebanyakan melotot doang, isi kepalanya entah kemana.

Satu yang merebut fokus bu Ratna ditengah-tengah aksi mengajarnya adalah kaos putih oblong. Duduk santai sambil terus menekan-nekan bagian atas pulpen yang berupa per, hingga menciptakan suara cetak-cetek yang mengganggu pembelajaran.

Bu Ratna menghela nafas sabar, "Giandra!"

Yang dipanggil langsung mendongak dan menegakkan punggungnya dari sandaran kursi.

Dihampirinya salah satu anak didiknya itu, lalu dengan kening berkerut menarik lengan kaos yang dipakai Giandra.

"udah kaos, ngetat pula! Kemana seragam kamu?!"

Giandra memejamkan mata sejenak, itu suara bu Ratna bisa jadi adalah pertanda terompet sangkakala akan atau malah sudah dibunyikan. Nyaring sampe tenggorokkan.

"seragam saya basah ketumpahan kuah soto bu, kalo saya pake nanti yang ada saya masuk angin. Ibu mau saya sakit?"

Jawaban super duper enteng yang keluar dari mulut cowok itu membuat beberapa siswa lainnya mengulum bibir menahan tawa. Sudah tidak heran bagi warga sebelas IPA 1 menyaksikan sikap konyol Giandra.

Tak terkecuali Gibran yang duduk tepat dimeja paling akhir, dibelakang Giandra. Ia sudah menunduk dalam-dalam menyembunyikan cengiran gelinya. Daripada kena damprat juga.

Gerakan tangan bu Ratna yang tadinya hanya menarik lengan kaos, kini bergeser ke lengan itu sendiri. Dicubitnya Giandra karena gemas. Soalnya, itu anak kalau dibilangin pasti ada aja sautannya.

"astaga, ibu. Saya laporin ke komnas anak loh nanti, ini kekerasan namanya." ujar Giandra sambil mengusap lengannya sendiri.

"anak, anak mana maksud kamu?"

✔ [0.2.1] PAPA - Sequel An IntelligenceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang