40

8.2K 717 15
                                    

Setelah melepas alat perlindungan diri lengkap dari penutup kepala, masker, gaun operasi sampai sarung tangan —Jeff mencuci kembali tangannya sebagai urutan dari standar prosedur tindakan medis.

Begitu masuk ke ruangan, ia langsung disambut dengan bunyi terompet mini yang jika ditiup akan berubah memanjang dan kembali bergulung seperti semula. Ada pula yang meledakkan confetti atau menyemprotkan snow spray kearahnya.

Jeff menghela nafas pasrah sambil tertawa. Dua jam lalu sebelum tindakan, ruangan miliknya ini masih bersih tanpa hiasan apapun. Dan setelah dirinya kembali, sudah ada banyak balon berwarna putih dan abu-abu berserakan dilantai. Ada pula balon foil berwarna emas berbentuk huruf. Ditata sedemikian rupa hingga membentuk tulisan 'Happy Birthday dr Jeff'.

Gerakan mereka cepat, Jeff akui itu. Patut diacungkan jempol.

Kuncoro, yang baru datang karena memang sejak tadi ada tindakan dengan Jeff, ikut bergabung dan menyanyikan lagu ucapan selamat ulangtahun bersama yang lain.

Johnny, Tirta dan rekan lainnya. Jeff sendiri sampai bingung, mereka sebegitu santainya membuat kejutan seperti ini padahal di kantor sudah ditunggu oleh tugas masing-masing.

"selamat ulangtahun Jeff!"

"happy birthday Jeff!" —dan lain sebagainya yang diikuti dengan rangkaian do'a dari setiap orang yang memberikan ucapan padanya.

Ini ruangan, sudah ramai, berantakan pula. Namun Jeff tetap senang. Setelah sekian tahun di Bali tidak merasakan yang seperti ini, ternyata mereka masih mengingat juga hari kelahirannya.

Tak ada kata lain yang dapat diucapkan oleh Jeff selain terima kasih sebanyak-banyaknya. Sudah diperhatikan dan dibelikan kue —tiga macam pula, itu sudah menjadi kehormatan dan kebanggaan bagi dirinya sendiri. Karena kue itu diberikan oleh sahabat, kabid perwakilan dari polri dan juga kadev forensik.

Acara makan sederhana pun sudah dilakukan dalam rangka ulangtahun itu. Satu yang tersisa, laporan setelah melakukan tindakan tadi.

Sampai ketika dirinya sedang berunding dengan yang lain, ponsel disaku celananya terus berdering. Membuatnya terpaksa menginterupsi ucapan dokter lain dan permisi untuk mengangkat telepon tersebut.

Jeff kembali ke ruangan dengan wajah super panik. Ia lagi-lagi terpaksa harus lancang dan menyerahkan sisa tugasnya pada beberapa dokter yang lain. Karena Dena, menelepon dengan nomor Kinan dan mengatakan istrinya itu mengalami insiden di kafe.

🔰🔰🔰

Perayaan ulangtahun kecil-kecilan bersama dengan sahabat terdekat sudah tercentang dalam daftar rencana Kinan. Sepanjang perjalanan dari kafe ke rumahnya, Jeff tak berhenti melayangkan protes besar-besaran padanya.

Dari mulai pagi tadi, saat Kinan berpura-pura lupa. Menyibukkan diri dengan kegiatan di kantor sampai tidak memberinya kabar sama sekali. Lalu mengerjainya dengan cara yang lumayan ekstrim.

Jeff sendiri tidak habis pikir mengapa Kinan memiliki ide seperti tadi. Ia sampai mengoper pekerjaannya pada orang lain.

Sampai di rumah, yang pertama mereka temui adalah anak. Giandra yang sedang menggambar sendirian di depan tv langsung memasang wajah cemberut seperti tadi pagi setelah mengetahui kedatangan orangtuanya.

Jeff langsung ke dapur. Menyiapkan kue ulangtahun yang sudah ia beli bersama Kinan sebelum sampai di rumah tadi.

Sementara Kinan, sedang dalam proses membujuk.

"gambar apa nih?" tanyanya setelah duduk didekat Giandra.

Anak kecil itu hanya mengendikkan bahu tanpa berniat membuka mulut. Dalam hati Kinan merasa lucu tapi juga sedikit menyesal. Ia terlalu lama berpura-pura dengan anaknya sendiri. Pasti Giandra sudah menunggu-nunggu ucapan darinya.

✔ [0.2.1] PAPA - Sequel An IntelligenceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang