3

12.1K 1K 46
                                    

Satu cangkir kopi susu diletakkan diatas meja, bersebelahan dengan layar laptop yang masih menyala. Jeff tersenyum pada Kinan yang sekarang ikut bergabung disampingnya.
Jarum jam sudah menunjuk angka teratas, menandakan saat itu sudah larut malam. Tapi Jeff masih disibukkan dengan beberapa laporan yang belum sempat diselesaikan di kantor.

"ada yang bisa aku bantu?" Kinan bergumam pelan, bertanya seolah-olah dirinya bekerja dibagian pelayanan.

"temenin," jawab Jeff masih fokus mengetik, "temenin aja,"

Cowok itu menoleh sekilas lalu tersenyum lebar. Ia hanya meminta Kinan untuk tetap menemaninya, tanpa ada niatan sedikit pun untuk membebani istrinya itu dengan pekerjaannya.

Kinan menuruti. Ia duduk diam sambil memeluk bantal sofa. Hanya memperhatikan apa yang tengah dikerjakan oleh suaminya.

Selama kurang lebih lima belas menit terdiam, Kinan mulai bosan dan dengan jahil menyandarkan kepala disisi lengan Jeff. Tangannya yang sudah melingkari milik Jeff, tidak bisa berhenti bergerak untuk menyisir bulu-bulu halus dilengan cowok itu.

"kamu capek gak?" gumamnya tepat ditelinga Jeff.

Cowok itu masih fokus pada layar laptop, "kenapa emangnya?"

"anterin aku cari duren,"

Satu kalimat berupa permintaan itu sukses membuat Jeff langsung menghentikan jari-jarinya yang sedang bergerak lincah diatas keyboard. Dengan alis terangkat ditatapnya Kinan dengan terheran-heran. Sementara yang ditatap hanya bisa memberikan cengiran kikuk.

"kamu mau duren?" tanya Jeff memastikan bahwa telinganya tidak salah menangkap.

Diliriknya jam dinding sekilas kemudian kembali menatap istrinya. Sudah hampir jam sebelas malam saat itu.

Kinan menggeleng, "bukan aku, tapi dia." jawabnya dengan suara sedikit berbisik dan kedua jari telunjuk menunjuk kearah perut.

Arah pandang Jeff mengikuti apa yang ditunjukkan Kinan barusan. Ia sontak tertawa melihat tingkah lucu istrinya itu yang ternyata sedang ngidam.

"oh, dia toh. Tapi mama-nya juga mau kan?" godanya.

Kinan langsung mengulum senyum polos. Mungkin bawaan bayi bisa dijadikan alasan untuknya meminta buah durian dimalam hari. Namun sayang, Jeff terlalu peka terhadap dirinya.

"ya udah, yuk." ajaknya langsung.

"loh, kerjaannya gimana?" tahan Kinan karena melihat laporan yang sedang dikerjakan oleh Jeff belum sepenuhnya selesai.

Cowok itu langsung menyimpan file tersebut kemudian menyetel komputer portabelnya dalam keadaan mati. Disimpannya benda persegi panjang itu diatas meja, lengkap dengan tumpukkan berkas disebelahnya.

"gampang. Yuk, pake baju yang anget. Aku tunggu di mobil,"

Usai mengatakan itu, Jeff mengambil jaket yang tergantung dekat pintu kamar. Dirogohnya saku jaket yang terdapat kunci mobil untuk segera bersiap keluar.

Benar kata Kinan, pekerjaannya masih banyak. Tetapi ia memilih pergi mencari durian sekarang daripada menunggu laporannya itu selesai semua. Untuk saat ini saja ia cukup kebingungan dimana tempat yang menjual durian malam-malam, bagaimana nanti.

Seolah sudah menetap di pulau ini sejak lama, Jeff dengan lihainya memutar setir kesana kemari. Mencari toko buah yang buka dua puluh empat jam.

Belum sampai menemukan toko yang dimaksud, dari kejauhan sudah nampak penjual durian pinggir jalan. Tanpa pikir panjang lagi ia segera menepikan kendaraannya tak jauh didekat gubuk bambu itu.

✔ [0.2.1] PAPA - Sequel An IntelligenceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang