32

7.5K 755 31
                                    

Sambil terus membaca kata demi kata yang tertulis indah diatas kertas polos berwarna merah jambu itu, Kinan tersenyum penuh haru. Setiap tahun selalu mendapat kiriman kata-kata mutiara dari sang suami yang memang menyentuh relung hatinya.

Ia menolehkan kepala kearah Jeff, yang duduk tepat disebelahnya. Diulurkannya satu tangan untuk mengusap wajah suaminya dengan lembut, lalu menariknya untuk memberikan satu kecup dipipi.

"kamu dan Gian udah lebih dari cukup untuk kado ulangtahunku." gumamnya.

Jeff langsung tersenyum lalu mengusap surai istrinya dengan gemas.

Pandangan mereka kembali pada layar televisi yang menayangkan sebuah film hollywood. Beberapa piring kotor bekas kue ulangtahun berserakan diatas karpet yang juga mereka tempati saat ini. Ditambah lagi krayon warna-warni karena sang anak sedang membuat sebuah karya tak jauh didekat mereka dengan posisi tertelungkup.

"kalo kadonya aku tambah mau gak?"

Pertanyaan Jeff langsung mengambil alih fokus netranya lagi. "apa emangnya?"

"Jakarta?"

Dalam dua detik Kinan memandangi suaminya itu dengan polos, tak mengerti. Tapi detik berikutnya ia langsung membulatkan mata dengan mulut terbuka karena merasa senang.

Ia langsung menegakkan tubuhnya yang sejak tadi bersandar pada sang suami, lalu memutar posisi menghadapnya. Tangan Jeff yang sejak tadi terdiam bebas kini sudah terisi oleh tautan jemari Kinan.

"kamu gak lagi bohong kan?" tanyanya memastikan. Mencoba meyakinkan diri sendiri.

Jeff langsung mendelik, "kapan aku pernah bohong sama kamu?"

"tadi." sambar Kinan cepat. "tadi kamu bilang ada tindakan sore, ternyata udah disini sama Gian, pake bikin kue segala lagi."

Dalam hati Jeff membenarkan. Ia jadi tak membalas lagi ucapan sang istri dan mengakui semuanya melalui sebuah cengiran lucu.

"kali ini aku gak bohong. Aku udah ngajuin perpindahan, dan ternyata disetujui."

Lagi-lagi Kinan tak bisa menyembunyikan ekspresi bahagianya. Ia tak mendapati lagi kebohongan atau candaan dari nada bicara Jeff. Dan itu artinya sebentar lagi ia akan bertemu dengan semua orang tersayangnya di Jakarta, tempat kelahirannya.

Sebenarnya di Bali pun menyenangkan. Banyak tempat-tempat bagus yang dapat dikunjungi untuk sekedar waktu bersantai bersama keluarga. Makanan disini pun enak-enak, terutama racikannya yang khas dengan bumbu Bali. Tapi terkadang mereka juga jenuh berada disini. Tidak ada sahabat dan orangtua untuk mereka bagi cerita.

Kinan langsung menghambur untuk memeluk suaminya sebagai rasa terima kasih yang tak dapat lagi ia ungkapkan secara verbal. Sementara Jeff sudah tertawa pelan dan balas memeluknya.

"tapi.." sejenak ia berpikir, "makam Auris." lanjutnya.

Kegelisahan sudah dapat terbaca oleh Jeff lewat sorot mata itu. Kinan pasti memikirkan bagaimana kalau mereka rindu dan ingin berkunjung ke rumah anak mereka disini, Auristela.

"Gian," panggil Jeff.

Giandra langsung menoleh, "iya pa?"

"sini sebentar," pintanya.

Anak kecil itu langsung menuruti. Ia menghentikan sejenak kegiatan mewarnainya, lalu menghampiri dan duduk didekat kedua orangtuanya.

"tadi katanya kamu mau nanya sama mama?" sambil berkata, Jeff menunjuk dada anaknya sebagai simbol.

Dan cerdasnya, Giandra langsung memahami. Ia langsung menjentikkan jari telunjuknya antusias, "ohhh! Mama, mama! Kata papa kan kita mau ke rumah opa sama oma ya, terus nanti adek Au ikut ma, tapi adanya disini." ucapnya panjang lebar sambil menunjuk dadanya sendiri.

✔ [0.2.1] PAPA - Sequel An IntelligenceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang