Penari malam.

5.2K 431 6
                                    





Aku sedang hancur.
Dengerin lagunya Into the world dari SNSD. Yang di phantasia.














Sudah mau tengah malem. Jungkook intip dari sela sela pintu kamarnya. Takut ada yang lihat.
Jinjit jinjit jalan keluar rumah. 
Cuma di halaman aja.

Sambil bawa speaker kecilnya.
Jungkook keluar. Dingin, angin malam sudah biasa. Di Belanda lebih dingin karna salju.

Pemanasan. Miringkan kepala ke kanan ke kiri. Kaki sampai pinggang. Ga ada yang absen pokoknya.

Jungkook nyalakan speakernya. Sedikit lebih keras dari biasanya, Dia bosan dengan volume segitu.
Jungkook mau apa ? Lihat saja.

Di mulai dengan hentakan dan langkah kaki. Sorot mata tajam. Ikuti tempo dari music clasicnya.
Berputar, menyapa angin malam.
Tudung hodie terlepas.

Gelengan kepala yang terkesan hentakan mempesona. Benar benar seni sekali.

Power full. Waktu badanya berputar. Kepala mendongak  atas dengan senyum bangga. Di bayanganya, di bawah lampu sorot.

Tepuk tangan untukya. Terdengar jelas. Jungkook tampilkan gigi kelincinya. Nafasnya tersengal.

Hahh..

hahh...


hah...

Berhenti secara dramatis itu penting. Seorang Penari yang benar harus tau itu.

.


.


.



.



.



.



.



.




. Srek.. srek.. srek..

Jungkook panik. Buru buru matikan music dari speakernya. Bunyi kaki di seret. Definisi kepo di sertai takut itu ribet.

Intip dari balik pager.

Lho, itu yang main piano tadi sore kan ? Belum tau namanya.






Pemandangan Taehyung keadaan mabuk. Surai abu ter acak. Baju lumayan kusut. Jungkook ragu buat nolong.

Di buka pelan pintu pagernya. Dia jalan takut takut keluar. Mau samperin Taehyung.

" Kenapa ? " Jungkook pengen misuh misuh rasanya. kok bodo tanya gitu.

Taehyung setengah sadar dan engga. Liatin Jungkook, masih pakek hodie yang sama kaya kemarin malem.

Tampilkan senyum kecil.

" Bisa anter ke tempat tidurku ? Rumah warna putih di depan "

" Oh, oke. Sini biar ku bantu "

Padahal belum di tarik. Uda maju duluan si Taehyung. Nemplok ke bahunya Jungkook. Yang punya bahu kaget, mata hampir keluar.

Merasa berdosa. Aduh. 

Di bopong dengan susah payah masuk ke gerbang rumah Taehyung. Taehyung sempurna eratkan tangan di pinggul rampingnya Jungkook.

" Tau, aku butuh sandaran sekarang. Kok bisa ya, se sibuk ini ? "

Bau alkohol sangat amat menyengat waktu Taehyung buka mulut. Kasian Jungkook kan.

Mata nanar, mau keluarkan air mata. Bahkan pelukan ga mau di lepas. Jungkook bingung. Rogoh saku Taehyung, cari kunci rumah.

Sedikit terpukau, ah.  Banyak terpukau, desain interior rumah seorang yang baru di kenal.

" Jungkook manisku cintaku kasihku. Diem dulu sebentar. Taehyung capek, sangat amat. Kangen Bunda "

Taehyung menangis . Isakan lolos dari mulutnya. Jungkook miris.
Kenapa hatinya ikut sakit ?

Jungkook diam, turuti perintah Taehyung. Tanganya ragu ragu mau usap kepala Taehyung. Tidurkan di tempat tidur. Tempelkan kepalanya di dada Taehyung.




Kenapa ? Namanya Taehyung ya ?
Sedang hancur ya. Aku ikut hancur juga.



















" Taehyung, kenalkan. Aku Jungkook. Ikut sakit hati. Nanti, pasti ku kenalkan bundaku. "

Jungkook, ucapkan sangat lirik.
Sampe ga denger.




Kenapa coba jadi melankolis seperti ini ? Dengkuran halus dari seorang Taehyung. Tanda nyaman. Lama lama Kebas juga kakinya kalo begini .

Jungkook berusaha sepelan mungkin. Lepas dari pelukan yang sedang tidur. Tatap lelaki di depanya.

Pengganggu latihan saja. padahal waktu terbatas. Bukan perkara apa apa. Jungkook ga mau keluarganya tau tentang ini.

Cukup tau : Jungkook title anak pintar polos dan baik.

Ga ada dance seni dan music. Seperti kaya ayahnya dulu. Cukup fokus untuk jadi dokter.

Serius itu menyiksa.




" Aku pulang dulu Taehyung . Selamat malam."

Pamit seadanya saja. Curi coel hidung mulusnya Taehyung. Senyum cekikikan. Apa siH Jungkook genit.
















26 Desember 18.
20.56 malam.















Tetangga. Jjk x Kth Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang