Minyoon

1.9K 159 9
                                    





Mahluk bersurai biru duduk diatas kursi yang lumayan tinggi. Moodnya kacau, dia ngga suka nunggu. Bahkan teman temanya banyak yang nawarin pulang bareng.

Suga lagi nunggu di studio. Ya sebagai owner memang kewajibanya menutup dan membuka studio. Tapi biasanya dia bakal nitip ke orang ke percayaanya.

Duh lamanya. Ya memang sih Suga tadi minta tolong Jimin jemput Taehyung. Masa segini lamanya, dia kan uda bikin janji ke butik. Bahkan sketch book nya uda penuh dengan sketsa aestetik.

" Wah, cantiknya mungilku "

Jimin datang. Pintu kaca terbuka dan menampakan pemandangan Jimin yang sedikit kebasahan dan surai coklatnya yang berantakan. Oke itu seksi sekali.

" Lupa sama aku ? sekalian aja ngga usah dateng "

" Ya maaf sweetheart " Jimin mendekat, berusaha mengambil tangan pujaan hatinga yang di tepis kasar.

" Jam berapa ini Park ? Biasakan on time dong ! Seenganya kasi kabar kalo kamu telat "

Yah, Suga kelewat cerewet sama Jimin. Semenjak berantem lebih tepatnya. Suganya jadi lebih banyakin komunikasi. Ah, mereka jadi saling melengkapi semenjak memutuskan buat menyebar undangan nikah.

Suga lantas berdiri, bagi Jimin mengerikan jika marahnya Suga ada adalah Silent Suga. Jimin lebih baik berhadapan Fierce Suga.

" Aduh sayangku jangan marah. Salahkan Taehyung loh. Kamu duduk diem di sini aja ya ? Kita kan uda mau nikah masa kamu mau marah perkara aku ga on time ? " Jimin bahkan peluk posesif , Yoongi dari belakang.

Suga menghela navas pasrah, sambil mencebik mencubit pinggang Jimin. Dan sesaat kemudian di selingi teriakan Jimin yang cukup nyaring Suga melepaskan pelukan.

" Yang marah siapa ? "

" Kamu pergi, marah ? "

" Spekulasimu pendek sekali ya kaya badan mu " Suga berkacak pinggang.

Bawa bawa tinggi badan nih.

" Kenapa jadi bawa bawa tinggi deh ! Lagian lagakmu marah gitu "

" Ngga liat dirimu basah gitu ? Mau masuk angin ? Ya udah aku ngga ambil handuk. Berangkat sekarang "

Jimin diam. Hatinya menghangat. Menampak kan senyum manisnya, membuat matanya menghilang. Suga muncul dari balik pintu ruanganya. Lengkap dengan handuk putih kecil di tanganya.

Lantas meminta Jimin mendekat. Di keringkan rambutnya Jimin perlahan. Lantas turun ke muka. Dan tatapan mereka bertemu. Suga menatapnya datar sambil mengeringkan muka Jimin.

" Makin seni kamu tiap hari " Jimin berceletuk.

" Bukan urusanku "

Lantas tangan nakal Jimin di letak kan di pinggul kecil Suga. Di tarik sedemikian rupa sampai sampai empunya dapat merasakan hembusan navas Jimin.

Lagi lagi pandangan mereka bertemu.

" Let me kiss you "

" I am your's "

Sinyal kemenangan. Jimin mendekat, lantas menyatukan bibir mereka. Rapat rapat tanpa kasar. Lembut dan dalam. Bahkan Suga sudah mengalungkan tanganya ke leher Jimin.

Suganya manis sekali. Candu.

Jimin sibuk dan Suga sibuk. Wajar pasangan yang mau menikah kan emang gitu. Mereka sampai lupa tentang mereka sendiri.

Keduanya terengah engah, Jimin yang tersenyun di sela sela ciuman manis mereka. Suga merasa dirinya menghangat sampai ke dalam hatinya.

" Ayo berangkat "

" as your wish honey "

.

.

.

.

.

.

.

.

.

;

Suga tertidur. Jimin nyebat di luar mobil. Wah polusi udara. Sebenernya tadi Jimin nemenin Suga di dalem. Terus di tinggal tidur.

Tipikal pacaranya Suga sama Jimin beda banget sama TaeKook. Selain pengaruh beda umur, jadi lebih dewasa. Dulu juga waktu mereka putuskan untuk pacaran Suga menuntut hubungan ini tujuanya serius.

Pacaranya mereka lebih intim. Lebih serius dan ngga menye menye, cuma ya kadang Suga sifat childish nya muncul tanpa terduga.

Jimin awalnya takut mulai hubungan sama Suga. Alasan pertama karna sesama, mereka sama sama pertama kalinya. Jadi sama sama egoisnya. Kedua karna Jimin memang dekat dengan banyak kaum hawa. Jimin orangnya main main dalam hubungan.

Ketika Taehyung sangat sulit menerima orang baru di sekitarnya. Jimin adalah seseorang gampang sekali, bermain dengan hubungan itu Jimin sekali. Datang dan pergi.

Lantas bertemu Suga dan anehnya di detik pertama melihat dunia Jimin berhenti. Jimin kira itu hanya bayanganya saja, Jimin kira Suga seperti yang lainya.

But our God say other.

" Park Jimin teruskan membakar paru paru mu "

Yang punya nama ketawa waktu kekasih tercintanya mengeluarkan kepalanya dari jendela.

" Mau pulang sayang ? "

" Aku laper. " Suga berkata datar. Lantas masuk ke dalam mobil.

" Mau burger dan cola ? "

" Kamu yang masak. Ngga bisa ganggu gugat. "

Jimin tersenyum manis sekali lagi. Ah Suga jelas suka melihatnya. Dan Jimin lebih felt melihat Suga yang menatapnya penuh minat. Tujuan akhir mereka hari ini, Apartemen Jimin.

Mobilnya di setir kebut kebutan. Suga mencengkram tote bagnya sambil melirik tajam kekasihnya. Jimin tahan tawanya, memang sengaja bikin Suga tegang.

Jimin sialan , bangsat.





Tetangga. Jjk x Kth Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang