Karena Hujan (Part 1)

7 2 0
                                    

Sabtu pagi ini cuaca mendung. Aku melangkahkan kakiku berjalan ketaman dekat rumahku yang ada di komplek. Kenalkan namaku Sifa Harita Putri (nama yang panjang dan ribet), Aku sangat menyukai hujan, makanya aku pergi ke taman untuk bermain hujan. mengisi waktu liburku.

Sesampainya di taman.
Aku mengeluarkan hp dan headphone, memutar lagu sambil menunggu hujan turun. Tak beberapa lama kemudian hujan turun dengan lebat. Aku melepas headphone dan meletakan hp, Berjalan ketengah tirai hujan yang turun.
"Andai aja lo turun tiap hari dan dengan waktu yang tepat." gumamku sambil bermain hujan.

Tak beberapa lama kemudian.
"Hei!! lo gila main hujan." teriak seorang cowok. aku tidak menghiraukannya dan terus bermain hujan.
"Woi gue bicara sama lo." teriak cowok itu.
"Apa?!" balasku sambil berjalan kearah cowok itu.
"Apa?!" tanyaku lagi.
"Lo gila main hujan sepagi ini! lo bosan hidup ya!" bentak cowok itu.
"Gue gak gila cuma gue gila sama pesona hujan." jawabku sambil menadahkan tangan ke atas menampung air hujan.
"Lo gak takut sakit?" tanya cowok itu.
"Gue gak pernah sakit karena hujan." jawabku.
"Terserah lo." jawab cowok itu sambil memasukan tangan kedalam kantong celananya.

"Apa yang dilakukannya di sini dengan baju jas dan kemeja juga dasi yang rapi?" gumamku.
"Lo ngapain di sini?" tanyaku.
"Ya menikmati tirai hujan tapi bukan di tengah tirai hujan." jawabnya.
"Lo kok gak mau coba di tengah tirai hujan?" tanya ku lagi.
"Gue gak mau sakit karena hujan." jawabnya.
"Lo sekolah mana?" tanya cowok itu.
"SMA Bakti jaya." jawabku.
"Satu sekolah tapi gue gak pernah lihat lo. kelas berapa?" tanyanya lagi.
"X-a ipa. Lo kelas?" jawabku.
"XI-a ipa." balasnya.
"Berarti kakak kelas gue dong." balasku.
"Nama lo siapa?" tanyanya.
"Lo interogasi gue ya!" bentaku.
Dia tak menjawab.

Tak beberapa lama kemudian ada pesan masuk dari mamaku. disuruh pulang. Aku mengambil hp dan headphone. dan mulai berjalan pulang di tengah tirai hujan.
"Tunggu!!" teriak cowok itu dan berjalan ke sampingku sambil melepaskan jasnya sebagai payung.
"Lo ngapain lepas jas lo, nanti basah." kataku.
"Buat payung." jawabnya dan mulai berjalan.
Aku terdiam sesaat. "Kenapa dia baik baget." gumamku.

"Woi cepat jalan!" bentak cowok itu memecahkan lamunanku.
"Iya iya." jawabku. sambil berjalan ke sampingnya.
"Nama lo siapa?" tanyanya.
"Gue sifa." jawabku.
"Nama gue nicolas." balasnya.
"Gue gak ada tanya nama lo." balasku.
"Panggil gue pake sebutan nama aja." balasnya sambil tersenyum jahil.
"Ko nico." kataku.
"Apa tadi yang lo bilang gue gak dengar." katanya.
"Ko nico." jawabku sambil tersenyum malu malu.

"Arah rumah lo di mana?" tanya ko nico.
"Lurus aja dulu." jawabku.
Lalu berjalan terus.
"Stop. udah sampai." kataku.
"Ooo rumah lo sebelah rumah gue." kata ko nico.
"Rumah lo sebelah rumah gue? tapi gue gak pernah lihat lo." tanyaku bingung.
"Gak tau mungkin belum jodoh." jawabnya sambil tersenyum jahil membuatku tak bisa bicara.

"Woi mama lo udah nunggu depan pintu rumah." kata ko nico.
"Thanks udah antarin gue pulang." balasku sambil tersenyum.
"Sama sama." jawabnya sambil memakai jaket dan berjalan dengan tangan yang dimasukkan ke dalam kantung celana.
"Apakah itu gaya dia? cukup menarik." gumamku sambil berjalan masuk ke rumah.

Di dalam rumah.
"Anak mama ketemu cowok ya." goda mamaku.
"Gak lo ma dia cuma sekedar teman." kataku.
"Yakin, sekarang teman besok jadi teman spesial." goda mamaku.
"Gak ada lo ma." jawabku sambil berjalan ke kamar lalu mandi dan ganti baju.
"Kok satu sekolah rumah sebelahan tapi kok aku gak pernah lihat ko nico." gumamku.
"Lihat siapa?" tanya mamaku yang sudah tegak didepan pintu kamarku.
"Gak ada ma." jawabku.
"Cowok yang tadi namanya siapa?" tanya mamaku.
"Ko nico." jawabku.
"Cie cie." goda mamaku lagi.
"Terserah mama lah." balasku.
"Ya ya ya.. ya udah gak usah gambek. mendinggan bantu mama masak." kata mamaku sambil merangkut bahuku
"Siip." jawabku. Sambil berjalan ke dapur bersama mamaku.

CERPEN (AND)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang