"Oh iya, dia kan takut kecoa, menganehkan sih lelaki takut kecoak, tapi nyata. Sekarang jam 1 siang nih pasti lagi tidur pules meningan aku beli dulu kecoak matinya, kecoanya ntar taro ditangan trus diselotip. Dia kan kebo kalo tidur, gak bakal bangun. Rencana yang sempurna" dengan senyuman liciknya.
Dua jam kemudian
Abangnya Nasya pun bangun dan baca doa, sebelum tangannya ke muka, dia liat kecoak di tangannya.
"Ya Allah aku udah bangun, apa masih mimpi, kasih mimpinya yang baik aja Ya Allah, jangan kasih mimpi yang buruk Ya Allah" dia pun mencubit pahanya beberapa kali tapi gak bangun-bangun.
"Ini mah bukan mimpi" berlari menuju kamar Ibunya.
"Ibu tolong bukain selotipnya"
"Iyaa.."Dia langsung ke kamar mandi mencuci tangan dan pergi ke kamar Nasya.
"Nasya kamu kan yang naro kecoak di tangan Mas"
"Kalo iya kenapa?"
"Kalo iya, kamu harus digelitik"
"Ampunn.."
"Tadi aja kamu jewer Mas sakit banget. Inget gak kata Ayah 'berani berbuat berani tanggung jawab' inget gak?"
"Huhuhu.. geli.. udah dong.."
"Kali ini kamu dapat keringanan, lain kali kamu gak dapet. Udah ah mau ke Mesjid dulu"Seminggu kemudian
Hari ini hari senin akhirnya Nasya bisa puasa lagi.
"Assalamu'alaikum" sapa Azka.
"Wa'alaikum salam" balas Nasya.
"Kok gak ke kelas?" tanya Azka.
"Kelas sepi, jadinya aku ke Mushola" balas Nasya
"Gak Sholat dhuha?" tanya Azka.
"Udah di rumah, kamu sendiri?" Nasya tanya balik.
"Udah di rumah. Oh iya Sya.. Kamu sebenernya suka gak sama Mas Umar?"
"Kamu kenapa tanya gitu. Gak ada, gak ada hujan, gak ada petir."
"Gapapa cuma tanya doang."
"Hhmmm... Itu ada Kak Meyra mau ke sini deh.."
'Dasar suka ngalihin pembicaraan'"Assalamu'alaikum" sapa Kak Meyra.
"Wa'alaikum salam" balas mereka berdua.
"Ada apa Kak?" tanya Nasya
"Ada seminar temanya bulan Ramadhan, judulnya terserah. Tempatnya di Hani's restaurant, tempatnya saya sewa dari ba'da Ashar sampai Ba'da Maghrib. Minggu depan, hari Ahad, tanggal 18. Kalian juga terlibat, Azka kamu jadi MC, Nasya kamu jadi penceramah. Boleh ajak keluarga dan teman-teman. Assalamu'alaikum... "
"Wa'alaikum salam"
Namanya adalah Meyra Nadya, biasa dipanggil Kak Meyra. Dia adalah Kakak pembina eskul BTQ. Umurnya 28 tahun.
"Jawab dulu pertanyaanku"
"Masuk yuk, udah jam 10."
'Isshh..' desis Azka didalam hati.
Akhirnya pulang juga.
"Judulnya malam Lailatul Qadar aja."
"Terserah"
"Kamu kenapa Ka?"
"Pertanyaan aku aja gak dijawab"
"Bukannya gak dijawab, bingung jawabnya" sambil tersenyum
"Ya udah gapapa" balas Azka
'Sebenarnya kutahu, kau menyukai dia. Aku hanya mendengarkannya dari mulutmu. Tapi ku tau dari gerak gerikmu' desis Azka
"Aku duluan ya udah dijemput, Assalamu'alaikum".
"Bareng aja keluarnya aku mau naik angkot".—
"Sya aku duluan.. Assalamu'alaikum"
"Ya.. Wa'alaikum salam"
Saat di jalan
"Mas kata kamu dia cantik gak?"
"Cantik lah semua perempuan juga cantik kamu juga cantik."
"Au ahh.." pake h nya hamzah.
'Aku tau maksud kamu Azka, aku menyukai dia, tapi aku tidak mau kau yang mengetahuinya, jika kau mengetahuinya pasti kau akan cerita ke Nasya. Aku mau dia mendengar dari mulutku sendiri' desis Masnya dalam hati.Seminggu kemudian
"Sya, kita duduk di mana?" seru Mas Syamil.
"Duduk di mana aja terserah. Pokoknya yang laki-laki di sebelah kanan, perempuan sebelah kiri. Nasya mau ke panggung dulu ya"
"Ya" jawab mereka serentak.Akhirnya acara pun selesai dan Adzan Maghrib pun berkumandang. Kita semua pun berbuka. Dan setelah berbuka kita pun Sholat Maghrib berjama'ah.
"Yang jadi imamnya sekarang adalah siswa lulusan Universitas Al-Azhar Kairo." seru Ustadz Ihsan kepada Mas Umar.
Ustadz Ihsan adalah ustadz yang menenani Nasya ceramah.
"Tidak apa Ustadz, lebih baik Ustadz saja yang jadi imam."
"Kamu saja yang jadi imam, belum pernah kan."
"Belum Ustadz"
Dia pun segera segera ketempat imam. Setelah selesai Sholat, akhirnya mereka semua pulang.