Pelangi Arka dan Rain (Part 3)

2 2 0
                                    

Tiba-tiba pintu terbuka dan terdengar suara letupan. Ray menutup mata karena terkejut. Namun, ketika ia membuka mata, ia telah di hujani kertas warna warni dari konveti. Ketika ia melihat kedalam rumahnya, ternyata dua abangya sedang berjongkok di tengah pintu, menembakkan konveti untuk Ray. Ray berusaha mencerna apa yang terjadi. Ia mulai memandang ke sekeliling rumahnya. Tidak butuh waktu lama, Ray mendapati rumahnya dipenuhi balon warna warni berbentuk hati. Dindingnya dihiasi balon berbentuk angka 17 berwarna silver dan tulisan happy birthday. Di dalam, teman dekat Ray sudah berkumpul termasuk kakek dan ayah seangkatannya. Ray dibimbing masuk ke dalam rumah oleh kedua abangnya. Dari dalam, ada seseorang yang berjalan kearah Ray. Membawa kue tar bulat dengan lilin angka 17 di atasnya. Setelah lampu dinyalakan. ternyata itu adalah Arka. Ray menutup mulutnya. Ia terharu. Sebutir air mata bahagia mengalir di pipinya.

"Arka, loe jahat. Loe gak balas chat gua." Ucap Ray sambil tersedu memukuli Arka.
"Hey.. Surprise Ray. Happy Birthday." Arka tersenyum. Sebelah tangan Arka yang tidak memegang kue, mengusap air mata Ray. Sebelum Ray meniup lilin ultahnya, ia berdoa terlebih dahulu.
Tuhan. Di hari ultahku ini, aku tidak meminta banyak. Karena, Kau dengan segala kasih Mu mengumpulkan semua kebahagiaanku di sini. Aku hanya ingin kebahagiaan ini menjadi kekal. Amin.
Ray meniup lilin yang diikuti suara tepuk tangan. Ray mulai memotong kue ultahnya dan meletakkan potongan kue itu di atas piring. Arka mengambil piring itu, memotong kecil kue dan menyuapkannya untuk Ray. Ray tersenyum sambil mengunyah kue yang disuapkan Arka. Kemudian, Arka meletakkan piring kue ke atas meja. Ray bingung melihat Arka mencari sesuatu di samping meja kaca yang ada dirumah Ray. Tak lama, Arka sudah berada tepat di hadapan Ray memegang sebuah gitar. Arka tersenyum.

"Dengarkan lagu ini, ini untuk loe Ray. gua bakal tepati janji gua. gua bakal jadiin loe satu-satunya yang berarti hari ini." Arka mengucapkannya sungguh-sungguh pada Ray.
Arka mulai menempatkan jari-jarinya di atas gitar. Memetik lembut senar-senarnya. Ray tersenyum ketika menyadari lagu itu berjudul 'True colors' yang dinyanyikan oleh Anna Kendrick dan Justin Timberlake. Suara Arka yang berat namun lembut itu mendayu dengan manis di telinga setiap orang termasuk Ray. Suara yang selalu menghangatkan hati pendengarnya. Semua terharu ketika mendengar lagu yang dinyanyikan Arka. Air mata Ray menetes, tersentuh mendengar lirik lagunya.

I see your true colors and that's why I love you. So don't be afraid to let them show your true colours. Your true colors are beautiful.
Aku melihat warna aslimu. Dan itulah mengapa aku mencintaimu. Jadi jangan takut tuk tunjukkan ke mereka warna aslimu. Warna aslimu begitu indah

Ketika Arka telah menyelesaikan lagunya, ia maju selangkah, menyandarkan gitarnya di dinding, kemudian mengusap air mata Ray kembali.
"Kenapa loe nangis? Suara gua jelek ya? gua gak bakal nyanyi lagi kalau loe gak suka." Tanya Arka sambil menempelkan kedua telapak tangannya di pipi Ray.
Ray hanya menunduk dan menggeleng-geleng sambil menangis tersedu-sedu Arka menarik Ray dan memeluknya. Kemudian membisikkan,
"Selamat ulang tahun Ray. Maafin gua karena gua sempat buat loe gelisah dan sedih siang ini."
Ray merapatkan pelukannya, sembari menjawab, "terima kasih Ka. Loe adalah hadiah ulang tahun gua yang paling istimewa."
"Eh udah dong pacarannya. Kita ni kita. Gak dianggep dah." Celetuk Kayla
"Maaf dong Kak Kay kalau aku lebih menawan dari kakak." Jawab Arka sambil tersenyum lebar.
"Uh maunya. Untung cakep. Kalau nggak. gua suruh pulang." Canda Ray
"Yuk foto bareng. Masa dah ribet-ribet nyiapin gak ada kenangannya." Ajak Kayla.

Semua berkumpul dan foto bersama. Bisa dilihat dari hasil foto, kalau semua orang berbahagia. Sebab, mereka semua tersenyum lebar bagai duta pasta gigi. Kemudian acara dilanjutkan dengan makan-makan. Arka menyuapi Ray karena Ray sempat menolak makan karena terlalu bahagia.

"Bah. Modusnya Ray kaga mau makan. Kapan sejarahnya, Ray gak mau makan?" Celetuk Kayla lagi.
"Bah mercon lebaran nyamber." Jawab Ray sambil memutar bola mata.
"Ini namanya simbiosis mutualisme kak Kay. Sama –sama menguntungkan." Jawab Arka
"Jiah terserah lu pada." Jawab Kayla kesal namun tidak bisa menahan senyum melihat sahabatnya yang berbahagia itu.
Semua orang berbahagia malam itu. Tapi, siapa sangka kalau kebahagiaan itu tidak berlanjut lama.

CERPEN (AND)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang