Di malam itu, di tempat Sam kost. Lagi sedang ada sebuah acara bakar-bakar ikan oleh seluruh penghuni kost tersebut. Dalam rangka menyambut malam pergantian tahun. Mengetahui adanya acara tersebut, Sam menjadikan acara itu sebagai kesempatan untuk mengungkapkan perasaannya pada Alin, seorang gadis yang dia idamkan untuk menjadi pacarnya. Sam pun akhirnya ikut serta dalam acara tersebut.
"Hei Dek Alin," Sapa Sam pada Alin. Dengan mendekati Alin yang lagi duduk, dan lalu ia pun mengambil kursi kemudian duduk berdampingan dengan Alin. "Hei juga Kak," Sahut Alin. Dengan raut wajah terlihat tersipu malu, karena mata sebagian penghuni kost tertuju padanya.
"Bagaimana kabarnya Dek?" Tanya Sam. Dengan matanya yang terlihat tidak pernah berkedip memandangi wajah Alin.
"Ehem, Alin dih!" Sahut sebagian teman kostnya yang lagi membakar ikan.
"Baik Kak!" Jawab Alin. Dengan raut wajah tersipu malu."Boleh nggak aku ajak ngobrol Dek sebentar?" Tanya Sam. Dengan suara terdengar membisik.
"Mau ngobrol apa Kak?" Alin bertanya balik.
"Ada deh, sebentar kamu mengetahui sendiri Dek." Jawab Sam. Dengan matanya yang tidak pernah terlihat berkedip memandangi wajah Alin. Alin menjadi tersipu malu oleh pandangan Sam yang seolah tidak pernah berkedip memandangi wajahnya. "Iya deh Kak, aku bersedia." Ujar Alin. Dengan wajah terlihat tersipu malu.
"Tapi, ngobrolnya bisa empat mata kan Dek?" Tanya Sam.Namun Alin tidak langsung menjawabnya, malah ia terlihat terdiam sejenak. Lalu kemudian baru Alin berucap, "Iya deh Kak. Bisa!" Jawab Alin. Tidak lama setelah itu, Sam pun lalu kemudian mengajak Alin, "Kalau begitu Dek, ayolah kita ke atas sekarang!" Seru Sam. Dengan terlihat mengarahkan telunjuknya ke lantai 2. Alin terlihat menganggutkan kepalanya, "Oke Kak." Ucap Alin. Sambil bergegas meninggalkan tempat duduknya. Namun Alin terlebih dahulu meminta izin kepada teman-teman kostnya yang sedang membakar ikan.
"Hei teman-teman, aku izin ke atas dulu ya sebentar!" Sahut Alin.
"Mau ngapain Lin?" Tanya salah satu temannya.
"Ada deh," Jawab Ali. Dengan wajah terlihat tersipu malu.
"Iya deh Lin," Ucap dari temannya yang tadi.
"Ehem, mulai main rahasia-rahasian nih," Sahut seluruh temannya.Alin pun terlihat sangat tersipu malu. Namun kemudian berlalu meninggalkan tempat tersebut, untuk menghampiri Sam yang telah menunggunya terlebih dahulu di lantai 2. Tidak berselang lama, sampailah Alin di lantai 2, tempat Sam berdiri saat menunggunya. "Mau ngomong apa Kak?" Tanya Alin.
"Sebenarnya begini Dek," Ucap Sam. Dengan wajahnya terlihat bingung.
"Sebenarnya apa Kak?" Tanya Alin. Dengan terlihat penasaran.
"Jujur akhir-akhir ini, aku selalu memperhatikanmu Dek. Namun mengapa? di setiap aku memperhatikanmu, membuat perasaanku tertarik padamu Dek," Ucap Sam.
"Boleh nggak Dek, kalau aku menjadi pacarmu?" Tanya Sam menyambung ucapannya. Dengan tatapan mata begitu serius.
Alin pun tidak langsung menjawabnya. Namun Alin justru terdiam lama, seolah berusaha menormalkan detakan jantungnya akibat rayuan yang dilontarkan Sam padanya."Hei kalian berdua yang di atas, silahkan turun. Ikan bakar semuanya sudah matang, nanti kalian berdua tidak mendapatkan bagian!" Seru mbak Yuli. Dengan berteriak dari lantai 1.
"Iya Mbak Yul. Sebantar lagi kami berdua turun," Sahut Sam, yang sedang menunggu jawaban Alin.
"Mungkin Kak, alangkah baiknya kalau kita berdua berteman saja dulu. Soalnya aku kan belum terlalu mengenal pribadi Kakak seperti apa!" Jawab Alin.
"Jadi maunya Adek berapa lama waktunya untuk tahap perkenalan?" Tanya Sam. Dengan raut wajah terlihat kecewa.
"Sebulan Kak!" Jawab Alin.
"Tidak bisakah waktunya sedikit dipercepat Dek?" Tanya Sam.
Alin pun terdiam sejenak."Bagaimana kalau seminggu Kak?" Tanya Alin.
"Iya, oke Dek," jawab Sam.
"Nanti di malam ketujuh, baru aku memberikan jawaban balasan ya Kak!" Seru Alin.
"Namun apakah malam ini, sudah terhitung Dek?" Tanya Sam. Dengan maksud memastikan.
"Iya Kak, malam ini sudah mulai terhitung 1 malam," jawab Alin.
"Oh ya Kak, ayo kita turun ke bawah, soalnya Mbak Yuli dan teman-teman sudah sejak tadi menunggu kita berdua." Seru Alin.