Z Science (Part 1)

6 1 0
                                        

Semua orang menyangka James itu gila. Dia selalu melakukan eksperimen yang tidak jelas. Mungkin kau bisa membayangkanya seperti seorang ilmuwan yang berkacamata dan raut muka yang sangat datar. Dulu saat pertama berada di kampus ini, ia membuat sebuah karya yang sangat konyol yaitu pil peredam bau kentut dan juga suaranya. Memang setelah itu karyanya tersebut langsung menjadi sensasi sekampus dan banyak mahasiswa yang menginginkanya.

Hari ini, ia sedang mempersiapkan eksperimenya yang menurutnya cukup hebat. Dia ingin menciptakan sebuah injeksi penjinak binatang buas. Singa yang ganas bisa berubah menjadi anjing yang penurut dan setia kepada tuannya seperti Hachiko. Ia mencampurkan darah ras anjing dari Hachiko dan beberapa bahan kimia lainya. Sekarang ia sedang di lab sendirian, dia sibuk mengerjakan eksperimenya itu. Dan tiba tiba saat ia ingin mencampurkan cairan kimia yang terakhir, dia merasa mules dan suara ledakan kecil pun terdengar "BRUUT!", aku yakin kalian sudah dapat menebaknya. Itu bukanlah ledakan dari campuran kimia seperti di TV TV itu, tetapi..
"Tadi pagi gue habis makan apa yak ok baunya aneh gini. Aduh kebelet ke WC lagi."
Pekik James yang langsung lari menuju WC, di perjalanan dia masih sempat meminum pil kentutnya. Ah, ingatan James sangat hebat sekali.

Setelah dari sana, James menyempatkan dirinya ke laboratorium pusat. Di sana ia sedang berdiskusi dengan seseorang. Dia adalah Daniel, senior yang paling jenius di kampus itu. Daniel juga adalah rekan belajar James. Di umurnya yang masih muda, ia sudah menjadi seorang kepala laboratorium biologi. Sudah sebulan terakhir James meminta bantuan kak Daniel untuk membantu keperluan eksperimenya. Mereka sudah sedikit akrab sekarang.

Sesudah itu dia kembali ke labnya untuk mencampurkan cairan yang terakhir ke ramuanya tadi. Tetapi ia merasa baunya agak sedikit berbeda. Akan tetapi, ia tetap mencampurkanya. "Turung.. tung.. tung.. deng.. deng.. turung.. tung!!" jam masuk pun berbunyi. Dan ini saatnya James memamerkan karyanya itu ke kelas. Banyak perlengkapan yang mirip keperluan medis di dalam tasnya. Salah satunya adalah jarum suntik untuk menyuntikkan karyanya itu.

Suasana di dalam kelas tiba-tiba menjadi gaduh setelah James memasukinya. Mereka dengan antusiasnya berbisik-bisik satu sama lain.
"Kita lihat apa yang akan diperlihatkan olehnya hari ini hahaha!"
"Mungkin dia ingin membuat dosen killer menjadi jinak, ataukah membuatnya menjadi sekeren Leonardo De Caprio wkwkwk."
"Mainan anak-anak mungkin, seperti Barbie yang bisa mengencaninya hahaha."
Begitulah ocehan anak-anak di kelas itu. James tidak pernah menanggapinya karena itu hanya seperti cibiran netizen di sosial media saja. Hampir semua anak mengejeknya kecuali satu cewek yang betah berdiam di tengah kegaduhan itu. Meskipun dia duduk di samping James, tak pernah satupun pertanyaan James yang dijawab olehnya. Satu-satunya yang tidak menyukai karya-karya James adalah cewek itu. Karena dia tidak pernah membuat inovasi dalam karyanya yang membuat dia iri kepada James.

Saat James duduk di kursinya ia merasa sesuatu yang ketinggalan.
"Oh iya hape gue ketinggalan di lab. Apalagi gue harus menghubungi seseorang." Dengan muka yang panik dia bergegas mengambil hapenya, tetapi ia lihat dosen sedang dalam perjalanan ke kelasnya.
Tiba-tiba cewek itu menyodorkan hapenya ke arah James tanpa sepatah kata. James hanya melongo melihat tingkah cewek itu yang jarang sekali berinteraksi denganya.
"Ini buat apa? Nik. Eh namamu kalo nggak nggak salah Niken ya?" Secara spontan James berkata seperti itu dan menatap heran Niken.
"Telfon." Niken menjawabnya dengan singkat.
"Thanks ya. Tumben lu ngomong." Jawab James sambil tersenyum ringan. Lalu dia menelepon seseorang dari lab pusat untuk mengirimkan barangnya ke kelas.

Dosen pun datang ke kelas dan menyambut para mahasiswa. Tidak ada yang istimewa dari dosen itu. Kumis tebal, kulit rambutnya yang terlihat seperti lampu bohlam tetapi terlihat ada bundaran hitam kecil di atasnya yaitu tompel yang unik dan tak ketinggalan kacamata hitamnya yang membuatnya terlihat seperti Elvis Presley yang agak sedikit lebih aneh. Dia terkenal sebagai satu-satunya dosen yang menjadi fans dari inovasi yang dibuat James, tetapi dia menjadi guru killer terhadap murid lain.

CERPEN (AND)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang