"Kasihan Naaa Kak Ramly, aku melihat sendiri mukanya babbak belur dan darah mengucur deras di mulutnya."
"Liiin, sudah jangan menangis lagi. Mulai sekarang aku tak akan mengungkitnya di hadapanmu. Dan kita akan mencoba kembali bangkit untuk mencari Kak Ramly ada di mana sekarang setelah sebulan yang lalu kita tak dapat menemukannya." ujar Lina berusaha menghiburku.Ya aku sangat berhutang budi pada Kak Ramly yang telah 6 tahun mengurusiku sejak masih SMP. Dulu umurnya 25 Tahun ketika menolongku dari kecelakaan maut itu. Aku tidak merasa takut padanya ketika menggapaiku saat terjepit di sela-sela kursi mobil. Ibu sempat ku lihat telah berlumuran darah dari kepala dan Ayah tertutup oleh kursi yang terbalik dan semuanya bersimbah darah. Seakan aku berada dalam lautan darah.
Aku pun tak bisa berkutik dan sakit yang ku rasakan akibat himpitan mobil dan truk yang saling bertubrukan. Aku yang tengah duduk sendirian di belakang sangat lelah terhimpit dan darah segar pun mulai mengucur dari kaki dan tanganku yang kepanasan akibat mesin-mesin mobil telah mengeluarkan asap. Aku segera diraih oleh Kak Ramly dengan susah payah, semua orang bergerak membantuku. Aku hanya bisa menangis dalam melihat pemandangan kedua orangtuaku.
Aku sempat mendengar bisik-bisik Ayah padaku. "siapa yang menolongmu pertama, itulah yang kau ajak tinggal di rumah." yah, dari situlah aku menyampaikan amanat Ayah untuk mengizinkan Kak Ramly tinggal di rumah. Kak Ramly sedang menyelesaikan S2-nya waktu itu. Aslinya dari Nusa Tenggara Barat dan menjadi pegawai di salah satu proyek untuk biaya kos dan kuliahnya serta kehidupannya sehari-hari. Setelah ia tinggal di rumahku, ia tak lagi membayar kos namun kini biaya hidup ia tambahkan karena ada aku. Kak Ramly dikenal orangnya baik dan sangat suka menolong hingga mereka percaya kalau dia tinggal di rumahku.
Lamunanku langsung buyar terkena percikan air segar dari Lina. Dia selalu saja mengagetkanku saat melamun seperti ini. Dan anehnya dia tahu cara-cara jitu untuk membuyarkan lamunan orang atau khayalan yang mungkin tingkat tinggi. Misalnya seperti cara meniup mata orang yang sedang melamun dan kadang juga dia menyemburkan air ke mata orang hingga akhirnya orang yang sedang melamun jadi benar-benar sadar.
"kau ini yah Na, gak tahu apa orang lagi seneng-seneng bayangin Kak Ramly akan datang menjemput."
"hahaha kau cocoknya dijemput pakai Delman, terus kalian berdua nyanyi sama-sama tuk, tik, tak, tik, tuk, tik, tak, yeee so sweeeet." ledeknya.
"kau ini becandanya overdosis. Mending pakai mobil atau pesawat. Ini pakai Delman. Hmm..."
"ya sudaaah. Sekarang tuan putri gak usah bersedih. Ada aku di sini yang selalu menemanimu setiap saat." ujarnya sambil memelukku. Aku pun membalas pelukan itu dengan riang gembira. "terima kasih yaa Naaa. Kelak aku akan membalas jasamu kawan."—
Aku terbangun di seper tiga malam dengan penuh rasa kemalasan. Namun setidaknya aku bisa melawan syetan yang menggodaku untuk tidur. "Alhamdulillah." ucapku. Setiap saat dan malam mini aku selalu berharap pada yang maha kuasa untuk mempertemukanku lagi pada orang yang telah berjasa selama 6 tahun mengurusku, yaitu Kak Ramly. Aku hanya bisa menangis tersedu-sedu dalam bentangan sajadah ini.
Aku tak bisa apa-apa dan hanya manusia lemah yang tak memiliki siapa-siapa lagi. Namun aku percaya Allah pasti memberi kemudahan bagi hamba-hambanya yang kesulitan. Aku semakin menangis saat kata-kata Kak Ramly berjelanak lagi pada celah-celah syaraf otakku. "menangislah jika itu akan meringankan bebanmu. Namun jangan lupa untuk mencari solusi dari tangismu itu."
Pagi-pagi sekali aku sudah dipanggil oleh teman karib Ayah yang bertugas memegang surat wasiat sekaligus warisan Ayah. Aku segera berangkat ke kota dari desa tempatku menenangkan diri. Pak Brata memilih rumahku menjadi tempat pertemuan kami. Aku tak sendiri. Ibu dan Lina menemaniku di pertemuan itu. Tiba di halaman rumah depan, Lina dan Ibu terperangah dan berdecak kagum dengan sikap Pak Brata yang setia menunggu dan menyambut kami. Pak Brata langsung mempersilahkan kami masuk. Ruangan ini mengingatkanku lagi akan peristiwa itu.
![](https://img.wattpad.com/cover/173789692-288-k737517.jpg)