Penampakan Cinta Ala Jacki (Part 1)

8 1 0
                                    

Satu persatu aku pandangi kalimat-kalimat puitis yang tertempel di dinding kamar kosku yang baru. Nyaris penuh tembok ini ditutupi sticker beraneka warna dan tulisan-tulisan itu. Hm... "TAK KENAL MAKA TAK SAYANG"... "KESEMPATAN EMAS HANYA DATANG SEKALI SAJA"... "JANGAN PERNAH MENYAKITI JIKA TAK INGIN DISAKITI"... "BERI AKU KESEMPATAN MENATAP WAJAHMU SATU X LAGI"... and bla.. bla... bla...

"Maaf, kami belum sempat membersihkan dinding yang penuh tulisan dan gambar di kamar ini, pemilik kamar ini sebelumnya baru saja berhenti kos 3 hari yang lalu. Tapi kami sudah membersihkan lantai dan sudut-sudut kamar lainnya" kata seorang wanita paruh baya yang tiba-tiba berdiri dibelakang aku. Sempat membuat aku terkejut.
"Oh... tak apa-apa bu, biar nanti saya yang bersihkan, saya benar-benar butuh tempat tinggal yang dekat dengan tempat bekerja saya saat ini. Jadi saya tidak perlu naik angkot lagi kalau mau kerja" jawabku sambil meletakkan beberapa tas yang tergantung dipundak dan tanganku. Rasanya pegal juga dari tadi membawa 3 tas yang lumayan penuh.
"Kalau perlu apa-apa, Nak Mira bisa mencari Ibu dirumah itu, Ibu tinggal di sana dengan anak dan cucu Ibu" Sambung Ibu itu lagi.
"Makasi banyak bu, nanti kalau saya perlu sesuatu saya akan kasi tau Ibu".
Kemudian Ibu kosku yang kutau bernama Bu Eni, berlalu dari kamarku.

Ups... penat juga rasanya tubuh ini. Aku merasa gerah luar biasa. Segera kutarik handuk dari dalam tasku. Semula aku berniat hendak mandi agar merasa fresh dan bisa menghilangkan rasa letihku, tapi dering hp dari dalam tasku mengurungkan niatku.
Jacki memanggil... "hm mau apa lagi orang ini" gerutuku geram!. Aku jadi eneg melihat nama si pemanggil di hpku. Gak siang gak malam nelepon dan sms melulu! Segera kutekan tombol tolak di hpku. Dan "klik!" Handphone aku matikan! Aku segera menuju kamar mandi untuk membasuh tubuhku yang kini terasa benar-benar panas!

Ting... ting... ting... Suara lembut alarm membangunkan aku dari tidurku yang benar-benar lelap. Ini hari pertama aku bekerja di tempatku yang baru, aku tak mau terlambat walau cuma 5 menit saja. Aku harus bisa tunjukan kedisiplinanku sebagai karyawan yang baru. Meski masih malas-malasan, aku segera melompat dari tempat tidur, kulipat selimut dan kubenahi tempat tidurku. Ketika gorden kamar kubuka, sinar matahari pagi masih malu-malu membiasakan cahayanya. Dingin hawa pagi terasa banget berhembus saat kaca nako jendela aku buka tuk mencari hawa segar. Deburan ombak di pantai terdengar sayup-sayup.

Tok... tok... tok. Suara ketukan di pintu mengagetkanku. Siapa pula bertamu pagi-pagi begini, gerutuku. Setengah malas aku membuka pintu kamarku.
"Pagi nak Mira, ini ada titipan dari seseorang. Dia gak sebut namanya, tadi pagi-pagi sekali waktu Ibu menyapu di depan dia datang bawa mobil warna putih. Terus nitipin bungkusan ini buat nak Mira" kata Ibu kos ku sambil menyerahkan bungkusan tas plastik kepadaku.
"Oh makasi Ibu. Pagi juga, Maaf merepotkan" jawabku sambil mengambil bungkusan itu dari tangan Ibu Eni.
"Oh gak merepotkan kok, mari nak" Ibu Eni pun berlalu. Aku balas dengan menganggukan kepalaku.

Dari bungkusan itu tercium wangi makanan khas kesukaan aku yang masih terasa hangat. Tapi siapa pula yang mengirimnya? Cowok? Mobil putih? Ah paling-paling si Jacki. Eit tapi ntar dulu, kalau bener si Jacki dari mana pula dia tau aku kos di sini? aku kan gak pernah mau jawab telepon dan smsnya sejak 2 minggu yang lalu. Lagi pula Jacki gak pernah bawa mobil. Buat aku hubungan kami sudah berakhir saat itu. Aku gak mau lagi terbebani dengan Jacki yang playboy itu. Dia sudah menipu aku dengan menduakan kesetiaan aku dengan sahabatku sendiri. Dan keputusan aku untuk pindah kerja pun juga karena aku benar-benar ingin menghilang dari dalam kehidupannya Jacki. Kebetulan ada tempat yang butuh karyawan dan pekerjaanya sangat cocok dengan yang aku inginkan.

Hampir 2 tahun kami pacaran, selama itu tak ada pertengkaran yang berarti, Jacki kulihat sebagai sosok pria yang cukup dewasa, aku tak tahu banyak tentang latar belakang keluarganya, karena kami juga jarang berbicara tentang itu, paling-paling kalau ketemu, kami cuma bicara tentang pekerjaan di tempat kami masing-masing, teman-teman kami atau tempat-tempat wisata yang menarik perhatian kami. Aku tak menyangka jika pada akhirnya Jacki bakal berkhianat. Apa yang kulihat saat itu benar-benar sudah meruntuhkan kepercayaan aku. Jacki dan Lala sahabatku telah membohongi aku!
Mengingat kenangan 2 minggu yang lalu itu, membuat emosi aku tercabik-cabik lagi, gak terasa air mataku mulai menetes. Perih yang luar biasa aku rasakan di dadaku.
"Hey Mira, ada apa denganmu?!? ini hari pertamamu bekerja, lupakan Jacki, kayak gak ada cowok lain aja, ayo semangat!". Tiba-tiba hati kecilku berteriak nyaring. Aku tersentak. Segera ku berbenah untuk mempersiapkan diriku. Aku tak boleh terbayang-bayang masa lalu itu. Yap harus semangat!

CERPEN (AND)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang