'Bruk'
Suara itulah yang terdengar saat tubuh Mitha terjatuh ke tanah. "Mitha..." suara laki-laki yang serak dan berat itu terdengar beberapa detik setelah tubuh Mitha itu jatuh ke tanah, Rio lah orang itu dia berlari dengan kencang namun langkahnya terhenti saat Edo terlebih dulu datang dan langsung membopong Mitha ke UKS."Mitha kamu harus bertahan yaa" kata Edo sembari berusaha untuk sekuat tenaga berlari agar tidak terjadi apa-apa pada Mitha. Saat tiba di UKS Edo langsung duduk dengan menggenggam tangan Mitha yang tengah tidak sadarkan diri itu. Rio berdiri di ambang pintu UKS melihat kejadian itu langsung meninggalkan ruangan itu.
"Aku dimana?" tanya Mitha saat dia telah sadar, "Kamu di UKS" Edo menyisihkan rambut Mitha yang menutup sebagian muka manisnya itu. Mitha sangat terkejut melihat Edo, iya orang yang menjauhinya karena perasaan yang Mitha miliki untuknya.
"Gue udah baikan, loe pergi aja." Edo tersenyum melihat Mitha yang perlahan melepas tangannya. "Aku tau kenapa kamu juga jauhin aku akhir-akhir ini, maafin aku nyakitin hati kamu. Tapi aku nggak bisa denganmu meskipun nyatanya aku menyayangimu.". perlahan air mata jatuh ke pipi tirus Mitha dan dengan sigap Edo menghapusnya samar terlihat oleh Mitha Edo menangis di situ "Jangan nangis ya? Hatiku sakit ngelihat kamu nangis. aku masuk kelas dulu ya."
Saat tenaganya telah sepenuhnya penuh Mitha pun menuju ke Taman belakang sekolahnya mencari sebuah ketenangan dan menikmati hembusan angin yang menerpa. Rio yang melihat Mitha duduk di sebuah kursi taman itu menghampirinya dengan gayanya yang cool itu ia menghampiri sahabatnya ini. "Kenapa loe? Pingsan segala lagi." Mendengar itu Mitha hanya mengerucutkan bibirnya dan memasang muka kecutnya yang otomatis membuat nya semakin terlihat manis. "Ihhh ngambek lagi gue bercanda kelez kelinci..." kata Rio dengan gemas dan diiringi oleh cubitan di pipi tirusnya.
"loe sih ngatain gue lagi, jahat lu dasar semut jelek". 'Mitha andai kamu tau aku sangat khawatir saat kamu pingsan tadi. Aku sangat menyayangimu tanpa kamu tau, tapi apa daya kamu menyukai Edo.' Batin Rio yang menatap Mitha lekat."Rio? Loe sakit?" "nggak kok. Nyantai aja.. ee Mit aku kepengen ngomong sama kamu. Tapi janji ya jangan jauhi aku." Mitha tertawa renyah melihat ekspresi Rio "Yaelah Rio kayak sama siapa aja loe, ngomong aja kelez gak papa, lagian ngapain juga gue ngejauhi loe? loe kan sahabat gue" Rio tertunduk dan bilang "Aku sayang kamu Mitha. Aku cinta kamu, tapi kamu mencintai Edo. Selama ini aku menjadi pengagum rahasiamu, dan jujur hatiku sangat hancur saat aku melihat Edo mengenggam tanganmu karena aku juga ingin ada di posisi Edo saat itu. Orang yang memberimu sepatu saat kamu hendak menjadi mc karena saat kamu di toko aku ada di belakangmu. Dan saat orang yang selalu kamu panggil Mr. Topeng itu adalah aku Mitha. Aku tak ingin kamu kenapa kenapa. Bahkan saat kamu menangis karena Edo, aku langsung menghajar Edo karena dia telah membuatmmu sakit dan tersiksa. Maafkan aku aku baru bilang hari ini karena aku sudah nggak sanggup lagi jika aku harus memendam perasaan ini semakin lama." Mendengar penjelasan Rio membuat air mata Mitha jatuh secara perlahan ke pipi tirusnya.
Antara bahagia dan sedih karena sahabatnya ini telah memendam perasaan kepadanya. Bodohnya dia Mr. Topeng yang ia cari identitasnya itu ternyata adalah sahabatnya sendiri. "Rio terimakasih atas semuanya. Tapi maafkan aku" Rio telah bersiap untuk pergi dari situ karena ia belum siap mendengar Mitha akan menjauhinya, tapi ternyata "Aku juga sayang kamu Rio." Mitha memeluknya dari belakang dan sontak membuat Rio terbelalak kaget dan ingin rasanya berteriak saking senangnya. "Mitha kamu mau nggak jadi pacar aku?" Mitha mengangguk pelan dan akhirnya mereka berdua pun berkomitmen untuk saling percaya dan saling terbuka satu sama lainnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/173789692-288-k737517.jpg)