19

2.7K 150 1
                                        

Yaya mengepel lantai dengan sesekali menyanyikan lagu kesukaannya.

Gnash ft Olivia'O I Hate U, I Love U.

Semasa ia kelas 1 SMP, waktu masih jaman jamannya english day, ia sibuk belajar bahasa inggris. Meskipun orangtua dulu miskin, ibunya selalu memberinya les, kepada kenalan ibunya, yang kebetulan guru bahasa inggris. Ibunya emang baik, cuma semenjak pisah dari ayahnya, Yaya rada benci sama ibunya sendiri.

"Rajin banget,"

"Eh!!" Kaget Yaya, ia hampir saja menjatuhkan pel yang ditangannya. Ia melihat kearah cowok yang berjalan kearahnya.

"Masih jam 4 pagi, kirain maling ribut ribut, pagi bener bangunnya. Emang sibuk banget ya?" tanya cowok itu, dia mesti manggil apa enaknya. Anak kandung ibu? Ga mungkin!!!

"Nama ku Bian, ga usa bingung gitu mukanya, kau Yaya ya?"

Uda tau mah dia.

"Iya." Jawab Yaya, matanya menatap tajam kearah mulut cowok itu, bukan membayangi yang aneh aneh ya!! Bukan. Sama sekali bukan.

"Natapnya gitu banget."

"Pakai kawat gigi." Ungkap Yaya tanpa sadar. Yaya melipat bibirnya kedalam.

"Ohh ini, iya uda lama, sekitar tiga tahun yang lalu." Jawabnya tanpa repot Yaya menanyakan.

"Ini kok pagi banget ngepelnya, emang mau kemana nanti?" tanya anak kandung mami. Tanya Bian.

"Mau sekolah."

"Emang sekolahnya masuk jam berapa?" tanyanya lagi. Kepo banget dah tu mulut.

"Jam 7."

"Masih lama, emm...bisa buat nasi goreng ga, lapar ni," pintanya memegangi perutnya.

Bisalah. Sejak kelas 1 SMA uda masak sendiri, bawa bekal lagi kesekolah. Dikirain dimanja, eh, taunya disiksa. Susah emang tinggal bareng ibu tiri. Bawaannya sakit mulu.

"Bisa kok," Jawab Yaya membereskan peralatan pel nya. Daripada diliatin Si Bian dia kerja, mending kedapur.

"Bikinin dong Yaya,"

Jangan sebut sebut nama dong bang, enak banget suaranya. Isss!!!

"Bisa bisa, mau pakai telur dadar atau mata sapi?"

"Dua dua nya bisa?"

"Bisa, asal mau nunggu aja." Jawab Yaya meninggalkan Bian diruang tamu.

"Aku ikut ke dapur ya,"

Busyet dah, mau ngehindar malah ngikut. Masih jam setengah lima lagi. Moga aja masaknya nanti cepat. Biar jauh jauh ni Bian yang SKSD.

"Eh, terserah." Jawab Yaya terkekeh pelan. Menghilangkan rasa tegangnya.

"Uda lama ya tinggal bareng mami?" tanya Bian waktu mereka berdua masuk dapur. Yaya menyimpan ember kedalam WC. Ia mendekati Bian, maksudnya kesamping si Bian, dimana letak kompor.

"Semenjak kelas 1 SMA."

"Ohh, kirain mami bohong, mami emang gitu orangnya, suka marah marah, terus kata katanya sering bohong gitu."

Ohh jelekin mak kandungnya nih ceritanya?

"Ga kok, ibu ga bohong." Jawab Yaya berbohong. Baik ga tu dianya, belain ibunya padahal anak kandungnya dia burukin maknya. Hadehh.

"Mami sering marah?!!"

"Sering."

"Karna apa?"

"Karna aku kurang becus dirumah."

Bohong lagi.

"Mami pernah cerita tentang aku ga?"

"Enggak, malah aku kaget semalam ibu uda nikah-"

"Kaget?" tanya nya mengerutkan keningnya dalam. Yaya meletakan wajan diatas kompor, kemudian menyalakan api kompor.

"Ga nyangka aja, mami uda pernah nikah, uda gitu uda sebaya sama ku, kaget lah, gimana orang kaget." Jawab Yaya blak blakan. Mengiris bawang putih kemudian memasukannya kedalam blender.

"Tapi mami ga cerita kalau kau anaknya manis, baik, rajin-"

"Mau pakai tomat?"

"Iya boleh,"

"Sekolah dimana?"

"SMA FANATA, dekat Perusahaan HAIJO."

"Ohh, kenal Jojo?"

Jojo?

"Jojo Mahendra."

"Ga kenal." Jawab Yaya, kirain Jojo sekelasnya.

"Jojo temen ku dulu waktu SMA kelas 1, terus semester dua dia pindah, Ke Indonesia ke kota Jakarta."

Selama ini tinggal dimana bangggg?

"Jojo anaknya pendiam gitu, semenjak papanya ngembangin usaha gitu, mereka sering pindah pindah. "

Ga nanya. Ga kenal sama yang namanya Jojo Mahendra.

"Katanya dia sekolah di SMA FANATA, kelas dua Biologi, cuma gatau lagi detail nya."

"Uda masak ni," potong Yaya menuangkan nasi goreng kedalam piring.

"Enak ni keliatannya." Yaya mengambilkan sendok, ngasih ke Bian.

"Makasih." Bian tersenyum tipis, cowok itu langsung nyendok nasi memasukannya kedalam mulutnya. Yaya menanti reaksi Bian selanjutnya.

"Enak banget. Buatku semua ni?"

***

Yaya berjalan lesu memasuki perpustakaan umum. Belum lagi malunya yang semalam hilang, malah balik lagi kerja kelompok kemari. Siketua ular ga ada tempat lain lagi apa? Pantai gitu pantai. Biar dia tenggelam di air. Terus minta tolong, ada cogan gitu yang nolong, kek dipilem pilem korea. Drama Let's Fight Ghost, si Vivi jadi hantu nya. Hiiii seremmm.

Yaya melihat teman kelompoknya yang sudah mengambil meja paling jauh dari meja yang lain. Ga tempat semalam lagi lah pokoknya.

"Hai," sapa Yaya, entah basa basi, entah mau akrab.

"Hai," hanya Chiko yang nganggap keberadaannya disitu. Yang lain hanya makhluk ghoib.

"Uda finish baca novel semalam?" tanya Chiko. Yaya terbatuk akibat tersedat ludahnya sendiri. Yaya menggelengkan kepalanya pelan. Baca apa, disuruh Jojo balikin ketempat semula kok.

"Kenapa ga dibaca?"

"Ga bisa dipinjam."

Muluttt!!!

"Ck, kirain berubah pikiran, cuma karna itu doang, yauda pinjam aja kali."

"Emang bisa ya minjam buku dari sini?"

Astaga mulut!!!

"Yaelah bisalah, masa ga bisa."

"Caranya?"

Udalah berharap banget emang baca tuh novel.

"Lo kok nanya nanya gituan?!! mau minjam novel vulgar dari sini?!!"

"Tinggal daftar kartu aja."

"Terus, gitu aja-"

"Lo mau ngapain sih?!! maksa banget, pengen banget lo ya praktekin isi tuh novel?"

"Iya, nanti biar gua kasih tau caranya."

"Jangan ribut, langsung mulai aja belajarnya." Dengus Jojo dingin. Membuka buku pelajarannya. Yaya mengehala nafas keputusasaan. Jojo melihat tingkah gadis itu. Menggelengkan kepalanya pelan. Yaya langsung membuka resleting tasnya.

TANGISAN YAYA [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang