45

1.9K 78 1
                                    

Yaya nngekorin Bian yang membeli tiket bioskop. Jadi ceritanya dia ikut sama Bian ke bioskop. Padahal sekarang jam kerjanya. Semoga pemilik hotel ga mecat dia, atau pegawai lainnya ga ngompori dia, biar pekerjaannya bertahan, ga tau dah kalau dia sampe dipecat. Ya tinggal gigi jari, susah amat!!

"Mau makan popcorn ga?" tanya Bian setelah beli dua tiket nonton. Dia jujur ni ya, baru pertama kali ini ke bioskop. Seumur umur cuma pernah dengar nama tempatnya doang, itupun baca dinovel. Atau enggak nonton didrakor. Jadi rada ga tau mau kemana. Takutnya nyasar. Luas banget cuyyy!!! Pengen tinggal disini rasanya. Norak neng!!!

"Mau minum apa?" tanya Bian lagi, Yaya ngikut aja disamping Bian, Bian jalan dia juga jalan, Bian berhenti dia ikutan juga, masa iya dia jadi pemandunya. Orang baru pertama kalinya kemari, sok mau jadi pemandu. Sadar Yaya. SADAR!!!

Yaya belum jawab yang satu, uda ditanya mau minum apa. Terserah Bian aja, gimana maunya. Mau kencan juga boleh. Ni isi kepala mikirnya aneh mulu ya!! Yakali dia macari saudara sendiri. Tiri lebih tepatnya. Ga mungkin. Ga mungkin dia nolak kalau Bian beneran nembak. Is!!!

"Heiii!! Ditanyain itu jawab, malah bengong, belum pernah juga masuk ke bioskop?" tanya Bian blak blakan. Yaya ngangguk jujur. Bian malah ngacak rambutnya. Romantis banget bang!!! Yaya menepis tangan Bian yang sengaja di lama lamain mengangin rambutnya. Perasaan si Bian seneng banget mainin rambutnya, apa sih yang istimewa dari rambutnya?

"Terserahmu aja, aku ikutan aja. Hehe."

"Yauda kita dinner aja. Berdua, biar romantis."

Hah?

"Becanda kok." Bian ngacak rambutnya lagi. Teros aja, sampe rontok juga ni rambut nantinya.

"Apa sih, dinner, dinner, kepalamu!!!" Dengusnya kesal, menepis tangan Bian lagi. Sekali lagi ngacak rambut dia botakin juga ni rambut. Hobby banget ncagak rambut anak orang.

"Dibilang becanda juga, langsung sensi gitu, uda jangan marah, cepat tua loh!"

Bodo amat!!!

"Gini aja ga ada yang suka, apa lagi ntar tuanya kecepatan!!"

Bodo amat bodo amat!!! Ga peduli.

"Yauda aku beli makanan dulu ya,"

"Ehh?"

"Mau ikut?" tanya Bian, Yaya ngangguk.

"Ga bisa jauh jauh dari aku ya."

Dihh pede amat!!!

"Ga kenal lokasi disini, takut." Ujar Yaya berjalan disamping Bian yang hendak ninggalin dia.

"Yauda, sekalian beliin makanan kesukaamu, aku belum tau." Bian menatap dalam matanya. Duh gusti, cakep banget, coba aja ga saudara tiri. Eh? mikir apa sih?!!!

"Semua makanan sih."

"Makanan basi?"

"YA ENGGAK LAH!!!" bentak Yaya lantang. Tapi pernah sih, waktu kelas dua SMA semester satu, jadi kejadiannya waktu itu, dia baru pulang sekolah, terus ibunya lagi kerja diladang mereka sama ayahnya. Ini masa masa paling sulit keluarga baru mereka, ibu tirinya sering marah marah, sering bentak dia, ga becus jadi anak cewek, banyak bangetlah, Yaya cuma dengar aja, terus masuk kamar. Bodo amat waktu itu. Ibu tirinya bilang apa ga pernah dia dengerin, pas ayahnya uda sakit sakitan aja, baru dia dengar semua amukan ibu tirinya, dia juga sering dipukuli, itu awal awal kelas dua. Jadi, ibunya ga sempat masak, dia harus panasi makanan semalam sorenya, itu waktu dia pulang sekolah. Bayangin dari kemarin sore jumpa siang, ga taulah gimana lagi aromanya. Yaya makan aja, dari pada kelaparan. Ga ada lagi yang mau dimakan. Kulkas uda kosong, tinggal adanya tomat sama sirup ABC punya ibu tirinya. Masa iya dia jadiin sirup ABC jadi sayur. Gila banget kalau sampe.

"Itu Jojo, ayo kita samperin." Tangan Yaya ditarik Bian ngikutin cowok itu, Yaya melihat cowok yang mengenakan jaket berwarna coklat, dalamannya kaos putih, sedangkan bawahannya celana jeans yang disekitar lututnya robek robek. Buang aja sekalian. Nanggung banget. Yaya malas banget sumpah liat muka si Jojo, mending dia kerja, ngepel, dari pada berhadapan sama si Brengsek. Yaya mau bilang ga usa nyapa, ga sopan. Si Jojo kan temen Bian, ga tau kapan deketnya.

"Hayy!!" Sapa Bian melepas genggaman tangannya pada pergelangan tangan Yaya. Yaya ga ikutan nyapa cowok itu, uda dibilang malas banget liat wajahnya. Males!!!

"Hy!" Balas Jojo dingin, ga ada segaris senyumpun. Ga pernah dengar pepatah kali si brengsek.

Senyum itu ibadah.

Yaya baru menyadari ada seorang gadis yang bergelayut manja pada lengan Jojo.

Cantik. Pujinya tulus.

Seksi.

Anak konglomerat.

"Bian makin ganteng aja lo." Cewek itu meninju pelan lengan kiri Bian. Biasa aja kali neng, dia pertama kali liat Bian aja ga gitu gitu amat.

"Hehe, masa sih? tapi belum bisa ngalahin cowok lo kan?" tanya Bian menggoda tuh cewek dengan kedipan mata. Lebay!!! Ga mesti main mata bisa ga?!!

Ceritanya dia dikacangin ni? bagus!!!

"Ga bakal!!! ga ada yang bisa ngalahin Jojo."

J-jojo?

Yaya menatapn Jojo dengan kepala mengangguk angguk mantap. Ternyata cowok bajingan itu memiliki kekasih, yang cantik. Mulus. Okelah. Beda banget dari dia. Yang pendek, jelek, cuma modal pintar bahasa inggris, mandarin. Kayaknya masih jauh dari kata sempurna. Yaya tergagap ketahuan melirik Jojo, cowok itu menatap datar kearahnya. Yaya buru buru membuang wajahnya kearah lain.

"Ini siapa?" tanya pacar Jojo. Baru sadar ada orang selain mereka bertiga? kirain tadi pada rabun.

"Ini Yaya." Bian mengacak rambutnya. Lagi. Mau mati sekarang?!!!

Yaya doang?

"Siapa lo? pacar?" tanya cewek itu mengerutkan keningnya dalam. Sehingga menjadi guratan lipatan.

"Belum sih."

Yaya menatap kearah Bian, kaget sumpah saudaranya itu ngomong barusan. Bian juga kebetulan meliriknya, Yaya melotot kan kedua matanya kepada Bian. Bian cuma balas pake senyumnya sehingga giginya yang dipagar keliatan.

"Haii kenalin gue Defa," pacar Jojo mengulurkan tangannya kedepan Yaya. Yaya menerima uluran tangan gadis itu, hanya sesaat, karna langsung dilepas gadis itu cepat. Padahal Yaya belum menyebutkan namanya.

Kesimpulannya, mereka ga suka anak kampungan sepertinya. Yaya memang mengakui penampilannya sangat udik, berbeda dari mereka bertiga. Seharusnya dia nolak ajakan Bian.

Yaya hanya mengekori mereka, dia menyesal juga ikut, karena Rere sama sekali ga ada disini. Padahal disekolah, temannya itu yang mengajaknya kemari. Ya, meskipun dia menolaknya. Tapi Rere benar, Jojo emang datang bersama pacarnya.

TANGISAN YAYA [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang