26

2.3K 115 0
                                        

"B-berhenti!!!" Teriak Yaya keras, ia menatap wajah Jojo yang siap menerima amukan Chiko. Emang ga ada yang mau ngalah ya. Hebat banget. Cowok emang gitu ya kalau uda marah. Gimana Bian?

Yaya menatap mereka satu persatu yang ga nganggep dia sama sekali.

"Lo ngatain gue benalu?!! Lo aja ga ada ngargai gue, sama yang lain. Semalam gue manggil lo minta ajarin ni cewek...

Chiko nunjuk Yaya sama sekali masih fokus ke Jojo. Yaelah bro, pake nama ngapa?!!! Ni cewek, kek ga kenal. Padahal mah satu kelompok mereka. Hadeh, ga kenal mah ga sayang, perasaan dari kemarin si Chiko ga ada nyebut nama dia gitu. Sedih banget, ga ada harganya dia di kelompok mereka. Yaya tersenyum miring. Hanya sebentar. Setelah itu ia berjongkok dibawah kaki Jojo.

"Ga usa disentuh!!!" Jojo berujar dingin, Yaya mendongakkan wajahnya, agar bisa ngeliat Jojo, Jojo natap dingin kearahnya.

"Berdiri!!" suruh Jojo masih tetap dengan nada yang sama. Dingin banget. Yaya menatap bingung Jojo yang langsung buang muka kearah Chiko. Kenapa sih?

"Ga usa dikutip, biar aja bajingan satu ini yang ngutip tu sampah!!"

"Hah?!!" Yaya melebarkan mulutnya. Sampah? itukan kertas yang dilempar Chiko, baru aja mau dia pungut, karna uda ada yang terinjak sepatu Jojo. Kalau Ngeblur gimana? kan kasihan nanti si Chiko bacanya mesti pakai kacamata minus.

"Minggir, lo ga ada urusannya disini!" Tuding Jojo dingin, dorong bahu kiri Yaya menjauh dari meja ditempat mereka berdebat. Dua orang ini kenapa sih. Masih mau lanjutin juga, noh dilapangan umum, bukan disini. Ini tempat baca buku, belajar. Bukan ribut, di pintu depan kan ada tulisan "Dilarang ribut!!" jadi ngertiin dong abang abang sekalian. Kalau mau bikin keributan carilah tempat yang jauh dari anak kecil, dan orangtua. Eh?

"Tapi itu kertas presentase dia." Yaya nunjuk kertas yang masih berada dibawah kaki Jojo, menatap Chiko yang wajahnya uda merah banget.

"Lo kalau disuruh minggir ya minggir!! ngeyel banget ya!!" dengus Jojo melipat tangan di dada. Yaya akhirnya mengalah, menjauh lagi. Terserah mereka dah, mau bergulat sampai pagi juga bodo amat. Lakukan aja sekalian. Jangan lupa pakai wasit, biar ga ada yang curang. Oke?

"Gue nyesel banget masuk kelompok ini. Ga ada otaknya sama sekali, lo juga Jo, tolong ya, jangan mikir diri sendiri, pikirin oranglain, pak Herman ga ada nyuruh sampai lengkap. Kalau lo mau yang lengkap, lo buat kelompok sendiri!!" Dengus Chiko lantang. Menopang tubuhnya dengan kepalan tangannya yang berada diatas meja, matanya masih tetap fokus ke Jojo.

Plis banget ya Cho, jangan buat suasana makin runyam, mending diam aja. Lagian siapa yang mau satu kelompok situ coba, bilangin kelompok ini ga ada otak. Kasar banget sih tu mulut. Jojo hanya mendengus, sambil tertawa sinis. Yaya juga mau ketawa sinis, tapi dia ga ada urusannya sama mereka. Jojo yang bilang kan. Emang kalau berurusan, ga berani juga sih.

"Terserah, mau lo keluar sekarang juga ga ada masalahnya sama gue." Desis Jojo sinis. Yaya tersenyum mendengar ucapan Jojo. Kok bisa sih si Jojo masih tenang padahal simusuh uda naik darah. Hadeh, untuk kalian mending ga usa berurusan sama tetangganya ini.

"Keluar?!! lo yang cari kelompok baru!-"

"Tapi tadi bilangin kelompok ini ga ada otak." Yaya menutup mulutnya dengan telapak tangannya. Ia mengggaruk tengguknya dengan salah tingkah. Yaya mengedipkan matanya tiga kali, tersenyum takut. Mulutnya kok bisa asal ceplos sih.

"Lo cewek ga usa ikut campur!!"

Mampus Yaya, mampus, mampus. Sok jagoan lagi. Sok!!

"Sorry." Yaya menjauh lima senti dari meja mereka. Ia melihat kearah Vivi yang uda jauh banget dari mereka. Tuh anak kenapa?

"Lo tanya mereka, pilih gue atau lo-"

"Mereka ga akan mau milih orang yang mikirin diri sendiri. Jadi jangan ngasih pertanyaan konyol. Siapa yang bertahan sekelompok sama lo, siapa?!! paling paling juga cuma si Vivi, cewek genit itu kan uda ketempelan sama lo doang." Chiko tertawa mengejek. Yaya melirik kearah Vivi, sekarang Vivi uda ngilang, ga ada lagi disamping rak buku tadi. Kemana ngilangnya?

"Tanya aja langsung, tanyain!!" Chiko duduk di kursinya, mengambil tasnya dari atas meja, memasukan barang barangnya kedalam tas, mengancingkan resleting tasnya.

"Lo mau sekelompok sama nih orang?" tanya Chiko nunjuk Jojo dengan bibirnya yang dimajukan kedepan.

"I-iya." Jawab Yaya tanpa tedeng aling aling. Ia juga duduk dikursi nya, tapi ga ngumpulin barang barang, baru datang, masa iya langsung otw pulang. Ga enak banget sama ketua...maksudnya sama Jojo.

"Bagus, gue aja yang keluar, ga sudi gue sekelompok sama kalian!!"

"Ga usa ada yang keluar dong, plis, kasihan pak Herman, nanti dikira ga ngehargain lagi-"

"Kasihan? pak Herman lebih kasihan liat kelompok ini kalau masih dipertahankan!! uda lo ga usa sok tegar, mending lo cari kelompok lain, masih ada waktu, lagian eneg gue liat muka dia!!" Chiko nunjuk wajah Jojo dengan telunjuknya. Chiko mendengus kesal. Cari kelompok lain?!! siapa?!! Teman sekelasnya aja pada ga suka liat dia. Rere? anggota kelompok temannya itu belum tentu mau nerima dia. Si Chiko mah enak, dia tampan, gayanya aja cool abis. Imbang imbang Jojolah. Lah dia? kerja kelompok aja bajunya itu itu mulu. Untung aja si ULAR, ga mempermasalahkan pakaian. Coba kalau si ULAR ngomentari baju dia. Dahlah, ga tau lagi gimana sakitnya.

"Hari ini ga ada kerja kelompok. Lo datang kerumah gue, kalau masih mau sekelompok sama gue!!"

Ehh?

TANGISAN YAYA [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang