76

2.3K 91 10
                                    

"Gimana dok?" tanya Jojo, cowok itu bersandar disamping ranjangnya. Yaya masih terlentang diatas brangkar rumah sakit, bajunya yang diangkat sampe sebatas perut masih memanjakan penglihatan Jojo. Jojo dari tadi neglirik dia mulu sih. Kan kesel sekaligus salting.

"Istri anda mengalami diabetes, dimana perubahan hormonal yang di akibatkan kurang memperhatikan porsi dan kandungan nutrisi makanannya, ini dapat berdampak pada kondisi janin, bahkan kemungkinan si bayi terekrut terkena diabetes juga, bukan hanya itu saja, istri anda juga beberapa minggu ini terlalu banyak berpikir, itu juga dapat menganggu kondisi janin yang masih rentan, bisa bisa janinnya melemah, atau mungkin bisa mengakibatkan dampak buruk kalau ibunya ga memperhatikan porsi makanannya, oiya vitaminnya ga pernah diminum?" tanya dokter Sartika masih memperhatikan hasil USG janinnya yang masih sekecil kecambah.

"Dikemanain vitaminnya? disembunyiin Yujun lagi?" tanya Jojo natap dingin kearahnya, Yaya memperbaiki letak kaosnya, menutupi perutnya yang mulai membuncit.

"Ga, uda habis," Jawab Yaya hendak bangun,

"Jangan bangun dulu, kamu harus menginap disini, biar saya bisa memastikan kondisimu baik baik saja, biar kalau ada apa apa saya bisa meriksa, minimal harus dirawat disini selama lima hari atau seminggu," Ujar dokter Sartika mendekati nya, menahan bahu Yaya yang uda mau duduk. Jojo mendesis dingin. Tatapan cowok itu menusuk nusuk jantungnya.

"Kasih vitamin sesuai jadwalnya, saya ga butuh makanan rumah sakit, jadi ga usa ngasih bubur atau semacamnya-"

"Tidak bisa pak-"

"Jojo panggil saya Jojo," potong Jojo kesal. Pak pak emang dia bapak lu!

"Saya harus memastikan pasien memakan makanan sehat, itu dapat mengembalikan-"

Trilinggg...

Jojo menguras saku celana jeans nya.

"Iya pah-"

"DIMANA CALON CUCUKU HAH?!" Jojo langsung menjauhkan ponselnya dari telinga Jojo. Astaga, itu babe nya atau petasan taun baru. Sumpah peka ni telinga Jojo.

"Dirumah-"

"JANGAN BERBOHONG! YUJUN BILANG KAU MEMBAWA YAYA KERUMAH SAKIT!!" teriak papanya lagi lebih lantang. Jojo memejamkan matanya menahan rasa kesalnya, benar benar calon kakek yang terlebay.

"Iya, iya dia dirumah-"

"Sakit apa cucuku?! kenapa bisa masuk rumah sakit.."

Yaelah belum lagi istrinya lahiran, nanyain keadaan istrinya ngapa! ibunya lebih utama dikhawatirkan dari janinya. Kalau ibunya baik baik aja, baru nanyain bayinya. Benar benar kakek yang buruk.

"Dengarkan papa, aku ga mau cucuku kenapa napa, dia calon penerus perusahan-"

"Pah-"

"POKOKNYA BAWA MENANTUKU KEMARI!!"

Pip

Jojo menatap layar ponselnya yang menampilkan sambungan telpon berakhir, ingin rasanya Jojo membenturkan kepalanya didinding rumah sakit, lagian sejak kapan coba papanya peduli sama keadaan Yaya, papanya ga pernah akrab dengan gadis itu. Jojo mendekati ranjang dimana Yaya yang masih berbaring, gadis itu sedari tadi menatap kearah Jojo. Dokter Sartika masih sibuk memasangkan infus ke pergelangan tangan Yaya.

"Pindahin kekamar VVIP aja, saya ga mau dia dirawat disini, bising, panas, rawat selama seminggu, terus makanannya dijamin steril, siangnya dianterin vitamin juga, siapapun jangan dikasih bertamu selama saya ga ada, meskipun bilangnya kenal sama saya, nanti saya mau balik kerumah bentar jemput baju, saya ga mau dia make baju rumah sakit, terus kamar mandinya airnya jangan yang rusak, tolong pilih kamar yang baik." Jelas Jojo panjang kali lebar kali tinggi kali alas kali sayang. Dokter Sartika mengulum senyum geli. Yaya hanya mampu menahan rona merah yang timbul begitu saja dikedua pipinya. Ungkapan Jojo barusan seakan akan menunjukkan kekhawatiran seorang suami yang amat sangat posesif.

"Iya nanti akan saya carikan kamar yang benar benar baik, sesuai selera anda, lagipula disini ga ada kamar mandi yang showernya rusak, anda tenang saja, masalah baju, biar saya bilang nanti sama resepsionis, masalah vitamin juga selalu ready kapan saja mau diantar." Balas dokter Sartika masih menahan senyum gelinya.

"Dok mahal ga kamar VVIP disini?" tanya Yaya mengalihkan pembicaraan mereka. Yang bisa bisa buat kedua telinganya terbang ke angkasa, karna perhatian Jojo yang kelewat wajar!

"Satu hari bisa sampai 6 atau 6,5 juta." Jawab dokter Sartika menjelaskan, beliau merapikan alat alat USG.

"Hah serius dok? mending disini aja, atau enggak saya pulang a-"

"Ga! uang papa ga bakal habis cuma dipakai nginap dirumah sakit, uda ga usa ngeyel, ga dengar apa kata dokter barusan, harus nginap beberapa hari, terus ga usa banyak mikir, apasi yang dipikirin kayak banyak masalah hidup aja.."

Trilling...

Ponsel Jojo berdering lagi, nada panggilan masuk, cowok itu berjalan keluar dari sana, takut ntar petasan lagi, barulah Jojo membaca nama si penelpon.

Mama?

"Kau dimana?! kenapa cuma Adam yang jemput mama hah? ini lagi kenapa bawa bawa anak gadis orang si Adam. Pokoknya pulang sekarang, mama sama yang lain uda dijalan." Jelas ibunya diseberang sana.

"Aku-"

"Pokoknya mama ga mau tau, kau harus uda dirumah!"

"Ga-"

"Mama sama yang lain uda mau sampe ini!!"

"Tapi ma-"

"Mama matiin!!"

Tutt tuttt.

Jojo mengintip Yaya dari celah pintu kamar yang sedikit kebuka, Yaya tampak tertawa renyah bersama dokter Sartika. Padahal bilangnya ga mau ketemu dokter Sartika. Ini apa?! kok ketawa segala. Jojo memasukan kembali ponselnya kedalam kantong celananya. Dia berjalan menjauh dari kamar Yaya. Nanti dia bakal balik lagi kerumah sakit. Di satu sisi papanya ga mau cucunya kenapa napa, disisi lain ibunya ga peduli sama sekali dengan anak mereka.

***

OIYA KALAU KALIAN SUKA CERITA YG SAD, AKU ADA CERITA BARU, JUDULNYA MR. LEE. NANTI CERITANYA DISANA BAKAL NGURAS EMOSI SAMA AIR MATA. SILAKAN KALIAN SV YA. SEMOGA SUKA. OIYA SELAMAT ULANG TAHUN BYUN BAEKHYUN OPPA❤

TANGISAN YAYA [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang