Yaya berjalan disamping Jojo yang menjinjing vitamin kehamilan yang dianjurkan oleh dokter Sartika. Ini genap sebulan mereka hidup serumah, belum ada masalah yang menghampiri kehidupan mereka. Yaya menatap raut wajah Jojo yang dingin. Kadang dia merasa rendah diri, mungkin sebulan ini emang ga ada masalah dalam rumah tangga mereka yang terlihat baik baik saja. Padahal kenyataannya...dia ga sanggup didiamin ibu mertuanya. Dia merasa hina jika menerima tatapan ibu mertuanya, yang menatap jijik jika mereka saling berhadapan. Ingin rasanya dia menangis saat itu juga. Tapi toh..pernikahan yang dia jalani emang pada dasarnya pernikahannya emang salah. Dia menikah diusia mereka yang masih terbilang belia, bahkan masih bau kencur, lagipula pernikahan ini terjadi karena dia hamil diluar nikah. Seharusnya dia menolak, atau kalau bisa menghilang dari kehidupan Jojo, ibu tirinya...ibu kandungnya...siapapun mereka yang menyakitinya. Dia ingin bahagia, dia juga mau sukses seperti ibu...nya...dia ingin pamer kepada teman temannya..dia mau hidup kaya...dia ga mau gini gini aja. Meskipun hidup di rumah Jojo kebutuhannya dipenuhi, seragamnya dilunasi. Tapi dia..merasa terbebani, sama aja dia masih ga punya banyak teman, malah disekolah makin banyak yang memusuhinya...termasuk Vivi..teman sekelasnya itu mengatainya cewek ganjen perebut pacar orang..cewek kampung genit..ga punya perasaan, banyak lagi lah. Dia bukannya lupa, cuma ya itu sakit ati.
"Kalau jalan liat liat! jalan kok sambil melamun!" Tegur Jojo, Yaya melirik Jojo sekilas, dia tersenyum kepada cowok itu, meskipun Yaya tau Jojo ga akan membalas senyumannya. Dia mau menghargai kebaikan keluarga Jojo, termasuk cowok itu. Karna mau gimanapun Jojo keluarga Davidson kan?
Yaya menghentikan langkahnya secara refleks. Didepan mereka, berdiri Bian bersama...Caca teman sekelasnya. Bian membawa plastik berwarna merah. Cowok itu menatap dingin kearahnya. Sebelum melirik Jojo, Jojo mendekati mereka. Dia juga ngekor disamping Jojo."Ngapain lo disini?" tanya Jojo sama Bian, Bian tampak memikirkan sesuatu, Yaya dapat melihat dari kening cowok itu yang berlipat.
"Mami gue masuk rumah sakit, uda sebulan, jadi gue mau jenguk. Liat perkembangannya!" Jawab Bian b aja. Ga ada senyum setipispun disudut bibirnya. Caca natap angkuh kearahnya. Seingatnya Caca ngebet banget sama anak SAINS2. Kok bisa bareng Bian. Bukan dia cemburu...cuma ga suka aja gitu.
Ibu sakit? sakit apa? kok dia ga tau?
"Lo kok bisa sama ni cewek?!" tanya Caca nunjuk dia dengan ujung bibir tu cewek. Yaya uda biasa kok di panggil ni cewek. Mungkin bukan kehidupan dia aja yang kotor, namanya juga kotor. Sehingga orang pada jijik manggil dia memakai namanya. Bolehkah dia sedikit bahagia...masih ada orang yang sudi menyebut namanya...Jojo! ga termasuk Defa waktu tiga minggu yang lewat, neriaki dia perebut pacar orang. Jojo sama sekali ga menjawab pertanyaan Caca.
"Ibu sakit apa?" tanya Yaya sama Bian. Bukannya jawab pertanyaannya, Bian malah melengos pergi gitu aja. Kok rasanya sakit banget...Bian ga mau bicara sama dia lagi ya?! sampe sampe Bian ninggalin dia tanpa sudi menjawab pertanyaannya. Padahal dia juga khawatir sama ibu. Meskipun hanya sedikit.
***
Hari ini Yaya malas banget masuk sekolah, tapi karna hari ini ujian. Dia harus sekolah. Prinsipnya masih tetap sama, harus sukses!! Walaupun sedikit berbeda..dia uda hamil...mengandung anak Jojo. Sekarang jalani bulan tiga. Dia juga harus memikirkan kehidupan yang akan dia jalani kedepannya, mungkinkah rumah tangganya bisa bertahan sampe akhir. Sampe ajal menjemput salah satu dari mereka. Sanggupkah rumah tangga mereka bertahan..tanpa ada sebuah perceraian. Mampukah? apakah Jojo menyukainya...apakah ada tempat untuknya di hati suaminya itu...ga mungkin Jojo ga tertarik sama gadis lain..benar, sebelum menikah dengannya..Jojo pernah pacaran sebelumnya...dengan Defa. Kesimpulan yang dia ambil, tipe gadis yang disukai Jojo...cantik..terkenal..anak konglomerat. Bukan seperti dirinya yang ga punya apa apa sama sekali, ga punya orangtua lagi...ibu Bian..Rafta sama sekali ga sudi menganggap dia sebagai anak. Bahkan Rafta sangat membencinya. Ibunya itu mau membuangnya kerumah bordil. Jadi jangan berharap banyak..ga ada tempat di hati Jojo untuknya. Ga bakal ada. Yang ada harus banyak sadar diri mulai sekarang. Jangan terlalu bawa perasaan, kalau Jojo ngasih perhatian. Lagian alasan cowok itu memperhatikannya karena dia ngandung anak Jojo.. dan juga ayah mertuanya yang menyuruh Jojo bersikap seperti itu...Jojo selalu bilang kalau cowok itu peduli padanya. Selalu membawa nama papa. Padahal dia uda bahagia Jojo perhatian kepadanya. Tapi yang namanya ngaca cocok untuk dia. Lebih tetapnya ga usa terlalu bermimpi Yaya!!
Sampe didepan pintu, dia berpapasan dengan Bian yang juga tampaknya baru sampe.
"Hayy!" Sapa Yaya hangat, dia menarik sudut bibirnya. Tapi masih tetap sama. Bian masih ga mau liat wajahnya.
"Bian...gimana kabar ibu?" tanya Yaya mengeluarkan suaranya lagi, ngikutin langkah Bian ke bangku cowok itu, dimana bangku Yaya sebarisan dengan Bian. Bian yang berjalan didepannya masih juga ga mau jawab dia.
"Bian-"
"Mami sakit karna lo! jadi sadar diri aja! jadi anak ga usa durhaka! lagian apa pentingnya lo nanya mami gue hah?! lo ga siapa siapa bagi gue! jadi ga usa sok nanya nanya keadaan mami, sadar diri aja siapa yang buat mami masuk rumah sakit!!" Suara Bian yang dingin mengisi kelas mereka. Yaya ga bisa liat wajah cowok itu karena Bian membelakanginya.
Bukan siapa siapa mereka? kok terdengar menyakitkan! meskipun dia bukan anak kandung ibu. Tapi tetap saja. Ucapan Bian barusan menyakiti perasaannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
TANGISAN YAYA [COMPLETED]
Novela JuvenilMengandung banyak bahasa kasar! [ BELIM REVISI ] Yaya gadis kelahiran asli Bandung.18 tahun sudah pengalaman pahit selalu menemaninya. Tak pernah sekalipun ada seseorang yang benar benar tulus mencintainya. "Jalang!" "Anak bodoh!!" "Kau tak pantas...