Mengandung banyak bahasa kasar!
[ BELIM REVISI ]
Yaya gadis kelahiran asli Bandung.18 tahun sudah pengalaman pahit selalu menemaninya. Tak pernah sekalipun ada seseorang yang benar benar tulus mencintainya.
"Jalang!"
"Anak bodoh!!"
"Kau tak pantas...
Said i'll always be your friend took an oath, i"ma stick it out to be end.
Katanya aku akan selalu menjadi temanmu Mengambil sumpah, aku akan bertahan sampai akhir.
Now that it's raining more than ever know that we still have each other.
Sekarang hujan turun lebih dari sebelumnya Ketahuilah bahwa kita masih saling memiliki.
You can stand under my umbrella.
Anda bisa berdiri dibawah payung saya.
Ember Island ~ Umbrella.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kami berdua sudah berada di mobil, menuju ke penginapan. Sedari tadi kami hanya berdiam diaman. Setelah Jojo puas berbicara dengan ayah dia sama sekali tak mengatakan sepatah dua patah kata kepadaku. Kami sudah ganti baju, Jojo membelikan baju untukku dan untuknya, baju kami pergi tadi sudah kotor dan basah, karna Jojo tergolong manusia sehat, damai, aman, dan sejahtera. Alias tak bisa kotor sama sekali, jadilah dia membelikan baju ganti untuk kami pakai. Kalo ganti di penginapan, masih lumayan jauh, dia takut kami keburu sakit di perjalanan, apa lagi mengingat aku sedang hamil, khawatirnya kelewat wajar.
Aku menatap keluar jendela, hujan masih turun sangat deras, seperti mengutarakan perasaanku saat ini, aku menyenderkan kepalaku di jendela mobil yang kacanya sedikit terbuka, seolah olah aku menikmati pemandangan diluar sana. Padahal aku mulai khawatir bulan ini akan berakhir dengan cepat, mengapa rasanya aku yang paling takut kehilangan Jojo? padahal aku sama sekali tak punya perasaan apapun padanya. Ada apa denganku? apa aku mulai menyukainya?
Entahlah, aku tak tau perasaanku, kadang aku bingung dengan diriku sendiri. Jika aku mengingat perbuatan brengseknya, bagaimana dia memperkosaku layaknya jalang, saat aku akan mencoba membuka hati, bayang bayang gelap itu selalu menghantuiku, terkadang aku mampu melupakan kebrengsekkan seorang Jojo karena perlakuan manis cowok itu.
Lagipula, dihatiku masih terukir baik nama saudara tiriku. Bian, apa dia bahagia melihat aku bersama Jojo? apa dia juga mendengar tangisku ini? apa Bian masih mencintai aku? apa dia sedih melihat aku yang masih sama seperti dulu?
Yan, aku rindu kamu, aku rindu ayah, aku rindu kalian semua yang menyayangi aku dengan tulus.
"Jangan nyender kayak gitu! tutup jendelanya!" Jojo menegur aku dengan suara khas dinginnya, aku berdecak sebal, padahal jendela mobilnya hanya terbuka sedikit, rempongnya bukan main. Aku nurut juga sih, ku tutup jendela mobil setelah itu mencari kesibukan menatap kedepan.