Play list | Cover Sherly Imagination.
"LEPASKAN!!" jerit Yaya histeris, tangannya yang diikat kebelakang tubuhnya terus memberontak. Matanya menatap penuh amarah James dan teman temannya. Mereka ada disebuah perumahan kecil, sepertinya emang sengaja dibangun untuk memantau hutan ini.
"Mes, diamin tu si tukang ngutang!" Gaho teman sekelasnya dulu mengompori James yang duduk ga jauh dari nya.
"Biarin ajalah, toh ga bakal ada yang nolongin juga,"
"Bising tau ga!" tambah Hendra kesal.
"Yauda, lo aja yang nyuruh dia diam, susah ngomong sama cewek tolol!" maki James sadis. Yaya yang mendengar makian cowok itu merasa sangat tersinggung, kata bodoh merupakan kata yang menyakitkan baginya. Siapapun yang mengatainya bodoh, dia sangat marah. Kenangan menyakitkan dimana ibunya mendiaminya beberapa hari, hanya karena ga bisa menerima peringkatnya. Ibunya mengatakan dirinya anak bodoh, dan banyak lagi, padahal dia uda berusaha sekeras yang dia bisa, pulang sekolah les, malamnya les bahasa mandarin, dirumah belajar bersama ibunya. Apa perjuangannya itu dianggap bodoh, hanya karena peringkatnya selalu dibawa sepuluh besar? apa dirinya bodoh? benar dia bodoh, itulah sebabnya ibunya meninggalkannya.
"Gue perkosa juga kalau lo ga mau diam?!!" ancam Gaho. Gaho yang pernah menganiaya dia, cowok itu emang cakep, tapi kalau ga ada akhlak ga berguna untuk bangsa dan agamakan?
"Perkosa aja, paling juga dia uda ga perawan." Decih Hendra lebih sadis. Ga perawan ya? kok dia ga kaget, mungkin karena mereka benar. Hidupnya yang dari awal emang kelam, sekarang makin kelam. Ga ada yang bisa dibanggakan.
"Najis gue dengar nya, ini mami kemana sih?!" James yang dari tadi fokus ke layar ponselnya, tampak mulai ga sabaran. Kayak nunggu seseorang. Yaya uda bungkam, ga mau ngomong lagi. Toh James bilang ga akan ada yang nolongin diakan. Kayaknya hidupnya berakhir hari ini, dan...anak yang dia kandung..anak Jojo...entah dia hamil, entah enggak, yang pasti dia bakal berakhir bersama anak Jojo. Baginya hidupnya emang ga berguna, sejak ibunya pergi, dia merasa ga ada lagi gunanya untuk hidup. Ayahnya juga...satu persatu mereka pergi karena ga bisa menerima anak bodoh sepertinya.
"Masih lama ga Mes?" tanya Hendra menyalakan korek, menghidupkan rokok yang baru dimintanya dari Gaho, yang dari tadi juga emang uda ngerokok. Mereka uda putus sekolah kali ya?
"Ga tau juga, mami emang orangnya lelet.."
"Lelet? wanita agresif kayak tante Maria lo bilang lelet, paling juga masih ga nyangka kita nemu ni orang." Ujar Gaho nunjuk Yaya pake ujung bibirnya. Ni orang? Ck, pake nama ngapa, perasaan orang pada najis gitu nyebut nama dia. Segitu hinanya hidup yang dia jalani ya? Yaya menarik matanya keatas, menahan air matanya yang hendak menetes. Dia ga mau nangis didepan teman teman James, yang pastinya bakal ngetawain dia. Ga sanggup dengar makian mereka nantinya.
"Ngantuk, kalian ngantuk ga?" tanya Hendra membuang putung rokoknya. Gaho mengangguk, Yaya yang diikat di kursi mulai sedikit resah, perutnya sedari tadi berbunyi, untunglah James yang lumayan dekat duduknya sama dia ga dengar. Kalau James sampe dengar, ga tau makian versi apa yang bakal dia terima.
Hendra beranjak dari sofa kecil yang didudukinya sama Gaho, Hendra berjalan kearah kasur kecil yang dekat sofa. Langsung aja cowok itu nutupin tubuhnya pake selimut putih yang tadinya jatuh kelantai. Gaho juga nyusul Hendra.
"Hey heyyyy, lo berdua mau dimarahi mami gue?!! enak aja lo bedua pada tiduran, anak majikan jagain ni orang!" James melempar korek kearah ranjang.
Alhasil dua brengsek itu turun dari ranjang."Lama lagi ga sih? bosan tau ga," Gaho duduk lagi ditempatnya semula. Melirik sekilas kearahnya.
"Iya ni, malah laper lagi, ni cewek juga ngapain lagi bikin susah aja, bayar ngapa utang keluarga lo?!!" Hendra berujar kesal. Natap dingin kearahnya.
Yaelah, dia juga mau bayar, cuma uangnya masih dipegang ibunya. Maklum Gaji pertamanya. Semoga aja terkumpul, ga sanggup dipukuli mulu sama ibunya, dipaksa bayar bayar utang ayahnya. Sejak kapan sih ayahnya ngutang segitu banyaknya? dia ga sanggup bayar. Dapat dari mana uang seratus juta coba? Jual diri? sama Jojo? segitu murahnya dia kalau sampe hal itu terjadi.
"Bentar lagi mami gue datang,"
Tin Tin Tin!!
Suara klakson mobil mengagetkan Yaya, mungkinkah...itu ibunya James? yang katanya sampe nya bentar lagi. Jadi, hidupnya benar benar akan berakhir disini.
James keluar disusul dua orang temannya itu. Yaya ga tau siapa yang datang. Suara suara gaduh tiba tiba terjadi didepan halaman rumah tempat dia disekap.
"Lepasin tuh cewek-"
"Lo siapa?!! kenapa lo bisa sampe kesini?!! lo maling ya?!!" suara James yang membentak seseorang.
"Ck, maling? rumah rongsongan gini mau gue malingin?! najis tau ga?!!"
"Anjing lo!!" Suara James lagi.
Hening, ga ada suara petengkaran James lagi sama seseorang yang dari suaranya seorang cowok. Mungkin mereka uda ditelan bumi, mengambil kesempatan itu, Yaya mencoba menggoyangkan kursi yang ia duduki.
Brak!!
Kursi itu terjatuh menimpa tubuhnya. Benar benar malang hidupnya. Yaya mencoba melepas ikatan tali tersebut. Tapi benar benar susah, tali itu diikat dengan sangat baik. Berterima kasih lah kepada James dan Gaho yang mengikatkan tali ini. Brengsek!!!
Yaya mulai ketakutan, mendengar jejak kaki yang menuju ketempat nya. Dia ga mau ketauan mencoba melepaskan diri. Bisa bisa James murka, dan memukulnya habis habisan. Atau mungkin Gaho memegangi tubuhnya, disuruh sama James kayak dulu. Hina bener emang hidupnya. Semua berawal dari utang yang sama sekali ga ada dia makan.
Suara jejak kaki itu semakin jelas terdengar ditelinganya. Yaya hanya pasrah, toh tali yang James sama Gaho ikat bener bener paling baik dari siapapun. Beda sama drama drama yang dia tonton, dimana ikatan talinya kalau berusaha keras bakalan lepas, tapi engga juga sih, ada yang di tolongin sama cowok yang nantinya bakal jadi jodohnya. Kalau dramanya ga sad ending. Apakah boleh dia meminta ada seorang oppa yang datang menolongnya, dia juga bakal terima nanti sipenolong jadi jodohnya. Siapa aja. Yang penting, kaya raya, pintar. Jelek terserah deh. Capek minta yang cakep, toh ga bakal ada yang mau sama wajah pas pasan kayak dia.
"Y.." langkah itu berhenti tepat didepannya. Yaya mengangkat wajahnya keatas, Dia ga nyangka orang yang datang bukan James, Gaho, Hendra atau ibunya James. Sama sekali bukan mereka, cowok itu...ayah dari anak yang dia kandung, sibrengsek yang dia benci, selebgram sekolahnya, Jojo. Mungkinkah Jojo oppa korea yang dia harapkan? Yang dia minta jadi Jodohnya? apakah hidupnya bakalan sad ending sama cowok brengsek itu? Semoga aja. Kalau bisa dia aja yang mati, capek jalanin hidup yang ga menjanjikan kebahagiaan. Yaya membiarkan saja tubuhnya ditimpa kursi itu lagi. Kalau saja dia tau oppa oppa yang dia maksud itu Jojo, lebih baik dia mati saja. Lebih baik dia menarik ucapannya.
Satu pertanyaan yang berkelebat dikepalanya, darimana Jojo tau dia ada disini? apakah mereka emang berjodoh? Ck, cabut saja nyawanya Tuhan!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
TANGISAN YAYA [COMPLETED]
Teen FictionMengandung banyak bahasa kasar! [ BELIM REVISI ] Yaya gadis kelahiran asli Bandung.18 tahun sudah pengalaman pahit selalu menemaninya. Tak pernah sekalipun ada seseorang yang benar benar tulus mencintainya. "Jalang!" "Anak bodoh!!" "Kau tak pantas...