80

2.9K 128 36
                                    

Oiya aku bikin chapter ini khusus untuk pelitaayu mksih uda komen

setiap aku baca komen pelitaayu aku ada niat terselubung bikin orng disekitar Yaya kena kurma

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

setiap aku baca komen pelitaayu aku ada niat terselubung bikin orng disekitar Yaya kena kurma...eh karma.
G usa bnyk cincong, soalnya gw g pande basa basi:) apa lg ghibahin ank orng, cuma kalo yg bening kayak korea..up gw nomor 1 dijagat raye iki hhe.

Play list Bintang Cover Lia Magdalena. Lagu ini cucok bgt untk part ini, kalian donlot aj langsng beb😙

Yaya POV😡

"Yakin kamu mau pergi?" tanya Rere kepadaku, saat ini aku lagi nginap dirumah Rere, kebetulan orangtua gadis yang lagi memakai piyama itu menatap seakan akan berat melepas kepergianku, sudah dua hari pergi ke Jerman ngurus bisnis kata Rere ya. Pergi yang dimaksud sahabat ku satu satunya itu, aku mau pergi, lebih tepatnya kabur, semacam itulah. Aku capek, muak, marah, benci, hidup disakiti mulu. Aku diam bukan berarti aku kalah. Karna aku sadar, aku ga punya apa apa, aku ga punya siapa siapa, sekarang ini, aku mau bawa lari uang yang didalam kartu ATM Jojo, tapi kalau dipikir pikir, kayaknya percuma aku kabur kaburan ga jelas, gimana kalau ibu Jojo memblokir kartu putra kesayangannya itu? kabur emang ga segampang yang kalian pikir ya, apa lagi ada makhluk yang harus aku tanggungjawabkan, mikir seratus kali kalo mau minggat.

"Iya," jawabku. Ini pertanyaan kelima Rere nanya aku yakin, yakin yakin. Ga yakin sih. Takut aku mati mistis di jalanan, malu banget kalo sampe aku mati dalam keadaan hamil. Biarpun aku uda mati, yakali, hantuku ga nangis liat aku ketahuan hamil diluar nikah sama satu sekolah kalo ngelayat kematianku.

"Udalah, kamu sabar aja, setelah anak kamu lahir, kamu bisa ikut bareng aku, kita cari kerjaan bareng, rawat anak kamu, kalau saat ini, kayaknya ga bagus juga sih, Ya, pikir lagi.."

Dia enak bilang pikir lagi, masalahnya uda buntu ni kepalaku dipake buat mikir, yang solusinya satupun ga ada aku dapat. Masa iya aku mesti minum rondap, terus gentayangi siapa aja yang jahat samaku, termasuk ibuku sendiri. Mikir juga dong, masa mati pangkatnya lagi hamil. Aduh, aku mikir apa sihh!! kupijit keningku pelan.

"Kasihan anak yang kamu kandung loh, ingat dia ga salah---"

Iya aku yang salah!!

"Pikir lagi dong, kabur kaburan ga jelas kayak gini ga akan menyelesaikan masalah loh! masa iya kamu mau kabur bawa uang keluarga Jojo. Kayaknya kamu perlu mendinginkan kepalamu deh Ya, kita keluar aja yuk, jalan jalan bentar ditaman depan rumah aku.  Setelah itu nanti aku antar kamu pulang." Rere narik tanganku, kok aku pengen nangis aja dengar kata pulang, soalnya akukan ga punya rumah. Mau pulang kemana? ga ada arah pulang.

Tapi aku tetap nurut juga kemauan Rere, demi kebaikan ku juga.

Kami tiba didepan taman, ga terlalu luas sih, ga terlalu rame juga, hanya ada beberapa pasang kekasih yang lagi mojok. Kami menduduki bangku yang lumayan dekat sama taman bunga, yang agak sepi, cuma lebih terang dari yang lain.

"Uda enakan sekarang?" tanya Rere nanya kayak baru ngajak orang yang baru keluar dari ruang gawat darurat jalan jalan, dihh. Aku masih sehat kok. Malah masih kuat, kalau disuruh buat balas dendam sama orang orang yang uda bikin air mataku menetes, yang uda hina hina aku ini pelacur, yang mijak mijak harga diriku, seakan akan aku ini barang rongsokan, yang kalo ga ada pemulung ga ada harganya sama sekali, aku masih bisa buat balas dendam. Kok aku pengen banget ya, mama Jojo kena karma, aduh kayaknya aku jahat banget mikir sejauh itu. Tapi kalau Tuhan ngasih beliau karma, aku si ya wesss ajalah.

"Ya.." Rere nyenggol bahuku pelan,

"Eh, iya?" responku, aku ga sadar uda melamun. Aku membenarkan letak jaketku yang menutupi perut buncit ku.

"Aku ngajak kesini bukan buat melamun loh!!" tegurnya kesal, mengerucut kan bibirnya. Bikin aku gemes sendiri. Coba kalo aku tadi berpose kayak Rere, mungkin kayak bayi mutan kali ya?

"Aku ga apa apa kok." Jawabku tersenyum, memberikan kepercayaan kepada gadis yang sama sekali ga bisa aku kelabui.

"Ga usa boho---eh, ya, itu Jojokan?" aku langsung menoleh kearah jari telunjuk Rere yang nunjuk kebalik tubuhku.

Benar, cowok yang mengenakan jaket denim coklat, bawahannya celana jeans hitam ngepas ke kakinya. Benar cowok gantengnya yang minta ditampol tabung gas itu, Jojo suamiku.  Aku membuang wajahku kearah lain, berharap itu cuma halusinasi, lagian Jojo ga mungkin datang kesini untukku? siapa aku yang berhak mendapat perhatian cowok bangsad itu?!!

"Ayo pulang!" dua kata yang diucapkan suara serak basah, itu membuat aku ga bisa bernafas, Rere juga kaget waktu Jojo mengatakan kalimat "ayo pulang!" seakan Jojo lagi bersikap seperti suami jantan, menjemput istrinya yang lagi kelayapan nyari om om. Suaranya dingin banget.

"Ayo pulang!"

"Pulang aja sendiri!!" protesku, kok kayak suami istri yang lagi ada masalah, si istri lagi ngambek ala ala irfan gunawan. Terus dibujuk suami yang cakepnya ngalahin Jimin BTS. Aku membuang wajahku kearah lain, malah kalo bisa aku mau buang mukaku yang ga banget ini ke tempat sampah anorganik.

"Kenapa kabur ga jelas kayak gini?!" tanyanya mencoba menarik lenganku, tapi sebelum dia menyentuhku, aku lebih dulu menghempaskan tangannya.

Kabur ga jelas ya katanya? mikir dong, aku diusir ibu garong dirumahmu! kabur ga jelas dari mananya?

"Ayo pulan---"

"Aku ga mau pulang, aku ga punya rumah---"

"Ya---"

"Lagian kau menikahi ku karna aku hamil---"

"Kau aneh---"

"Benar aku ini manusia aneh! bodoh! tolol! gila! ga waras! seperti yang kalian selalu bilang, aku ini jalang--"

"Yay--"

"Seorang jalang ga pantas satu rumah sama orang suci--"

"Kau k---"

"Seharusnya aku menanda tangani surat cerai bodoh it---"

"Surat cerai ap--"

"Tapi aku ga akan bisa lepas dari bajingan sepertimu begitu saja---"

"APA YANG KAU MAKSUD HAH?!" Jojo mencengkram lenganku kuat, aku meringis pelan.

"Lepasin Jo!!" teriak Rere mencoba menarik tangan Jojo dari lenganku.

"Awas lo sialan!!" bentak Jojo mendorong tubuh Rere, Rere hampir saja terjatuh kalo saja gadis itu ga berpegangan pada bangku taman.

"LEPASKAN AKU SIALAN!!!" teriakku lantang didepan wajah Jojo, cowok itu kaget, setelahnya Jojo melepaskan tangannya dari lenganku.

"Rumah tangga yang kau bangun untukku ini ga lebih dari sebuah rasa tanggung jawabmu kepada anak yang aku kandung, selebihnya, kau bukan siapa siapa bagiku, aku berterima kasih kepadamu yang sudi menikahi ku, aku juga ingin berterima kasih kepada keluargamu yang melengkapi kebutuhanku, sekaligus menghina aku! tapi tolong, kita punya privasi masing masing, yang dimana aku ini bukan siapa siapa bagimu, kau bukan siapa siapa bagiku!! sampe anak ini lahir! kita ga harus mencampuri semua urusan kita masing-masing, baik aku atau kau, ga perlu bertindak jauh!! oiya, surat cerai yang diketik ibumu masih ada kan? aku uda mikir dua kali, sekarang aku mau nanda tangani surat itu!!" aku beranjak menjauh dari sana, aku dibantu oleh Rere berjalan...tanpa sadar air mataku menetes begitu saja...aku bisa bicara kayak tadi, tapi kok malah nangis. Dasar cengeng emang!!

"Aku mencintaimu sialan!!!" tiga kata dalam satu kalimat, menjadi sebuah arti. Aku mencoba menoleh kebelakang, Jojo...cowok itu menatapku dalam. Kami saling bertatap satu sama lain...kok hatiku deg deg kan ga jelas kayak gini, aku salah dengar kan tadi?

"Sampe kapanpun aku tak akan menceraikan mu!! kau istriku!! bukan sebatas tanggungjawab atau apapun itu! karna aku mencintaimu!! aku mencintaimu Yaya!!"

TANGISAN YAYA [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang