95

2.6K 126 27
                                        

Ost | XXXTentacion CHANGES.

🐣

"Selamatkan putri saya. Tolong kalian lakukan yang terbaik untuk anak saya, saya akan bayar berapapun yang kalian mau. Saya mohon selamatkan dirinya" Mama Yaya membantu para perawat mendorong brangkar rumah sakit dimana tubuh Yaya di baringkan. Dokter mencoba memasang infus pada pergelangan tangan gadis itu.

"Anda bisa tunggu disini. Kami akan melakukan yang terbaik." Dokter berjenis kelamin pria itu menyuruh Hana menunggu di depan ruang UGD. Dokter tersebut menutup pintu setelah ibu Yaya mau mengerti.

Hana menatap tubuh putrinya yang langsung di berikan alat bantu oleh perawat yang terlihat dari kaca tembus pandang dari tempatnya berdiri.

"Tuhan pasti bekerja untuk kamu sayang. Kamu harus bertahan. Kamu gadis yang kuat, tak seharusnya mama ninggalin kamu hidup di kota ini bersama wanita sialan itu. Kamu harus bertahan. Mama ga peduli jika nanti kamu membenci mama, mama mohon bertahanlah sedikit lagi." Hana menyatukan kedua telapak tangannya didepan bibirnya. Hana masih menatap penuh harap kedalam ruangan UGD dimana dokter sedang memasang ventilator kepada anaknya.

"Kamu gadis yang kuat, kamu gadis hebat. Kamu ga mungkin ninggalin mama." Hana menatap nanar anaknya yang sudah di kerumuni perawat.

Beberapa menit kemudian, pintu ruangan itu terbuka. Hana yang baru saja duduk segera bangkit dari bangku rumah sakit. Ia berjalan ke arah dokter tersebut dengan cemas.

"A--anak saya tidak apa apakan dok?" Tanyanya menatap cemas wajah datar pria itu.

Dokter itu menghela nafas berat, seakan akan membawa kabar buruk saja.

"Dok," Panggil Hana semakin gelisah, keringat dingin sedari tadi sudah membanjiri pelipisnya.

"Bisa ikut ke ruangan saya." Dokter tersebut mengajak Hana berjalan ke ruangannya.

Pria itu mempersilakan Hana menduduki kursi yang berada di depan meja kerjanya.

"Jadi...sebelumnya saya ingin bertanya. Apakah putri anda baru saja melangsungkan operasi Caesar?" Tanya pria itu menopang kedua tangannya di atas meja.

Hana tentu saja kaget. Hampir saja jantungnya lompat ke usus hanya karna mendengar pertanyaan pria itu. Dia memang tau anaknya menikah karena hamil di luar nikah, bukannya seharusnya dua bulan lagi putrinya baru melahirkan? Dia tadi tak terlalu memerhatikan bentuk perut anaknya sangking khawatirnya.

"O--operasi Caesar dok?" Tanyanya memastikan.

"Benar. Pengoperasian ini mengakibatkan dinding rahim bernanah parah, jahitannya juga banyak yang terkoyak." Papar si pria itu menatap prihatin wajah Hana yang menunjukkan kekagetan.

Caesar?

"J--jadi bagaimana keadaan putri saya? Apa dia baik baik saja? Saya melihat banyak darah yang keluar dari keningnya." Hana mulai tak tenang di tempat duduknya. Ia menatap cemas wajah dokter yang menangani anaknya.

"Keadaaan pasien sangat kritis."

"APA?!" Respon Hana kaget, bahkan tangannya tanpa sadar sampai memukul meja kerja pria itu.

"Saya harap anda bisa menenangkan diri dulu. Maaf sebelumnya saya  menanyakan hal tadi kepada anda, karna saya ingin mempelajari lebih lanjut keadaan pasien." pria itu menjeda ucapannya. Menatap sebentar wajah Hana yang tak sabaran menanti keadaan putrinya yang saat ini melawan maut di ruangan penuh alat alat bantu untuk bertahan hidup.

TANGISAN YAYA [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang