Play list | Yoon Mirae Say.
Yaya berjalan keluar dari ruang VVIP, dua hari sudah Jojo tak menemuinya, semenjak cowok itu menerima telpon. Padahal Jojo sudah berjanji akan datang kerumah sakit setelah menjemput bajunya, Jojo juga hanya menitipkan bajunya sama dokter Sartika. Yaya celinguk kesana kemari melihat beberapa pengunjung yang menbezuk keluarganya masing masing, mungkin hanya dirinya seorang yang ga punya siapa siapa disini, meskipun dia sudah menikah. Tapi tetap saja, dia masih ga dianggap sama sekali sebagai seorang istri. Buktinya, Jojo ga mau melihatnya, seharusnya cowok itu juga ga usa membawanya kerumah sakit, kalau cuma mau diabaikan kayak gini. Makan hati yang ada.
"Itu kau Yaya!" seseorang yang paling dia hindari entah kenapa sudah muncul dihadapannya. Hana. Yaya tetap melanjutkan langkahnya, dia ga sudi berbicara dengan wanita yang sudah mencampakkannya, yang sudah membuat ayahnya pergi.
"Apa betul berita tentang kau disekolah itu?" tanya wanita itu, langkah Yaya terhenti, ia membalikkan tubuhnya lagi, menghadap wanita itu. Berita itu apa? lagian urusannya sama wanita ini apa?!
"Bukan urusanmu!" dengus Yaya dingin, ia hendak pergi dari sana.
"Kau masih tetap bodoh!!" satu kalimat itu mampu menusuk hati Yaya, tangannya mengepal keras, dia sama sekali ga ngerti apa yang wanita ini maksud, tapi ucapan wanita itu barusan, jelas jelas menghiannya.
"Apa pedulimu hah?!! lagipula kau bukan siapa siapa bagiku! kita saling ga kenal satu sama lain-"
"Aku ibumu-"
"Kau bukan ibuku lagi jalang!!"
"Diam!! kau sadar apa yang kau perbuat dan teman satu kelasmu itu hah?! kau pikir aku tidak tau masalahmu disekolah! kau digosipi guru guru sialan! kau memang anak ga berguna! bisa bisanya kau mempermalukan orangtuamu dengan sikap gatalmu! seharusnya kau menjaga martabatmu sebagai seorang gadis! kau bahkan ga bisa menjaga kehormatanmu! kenapa kau bisa merusak impian ayahmu hah! anak macam apa kau ini! kenapa kau ga memberitaukan aku apa yang terjadi denganmu! mau bagaimanapun aku tetaplah ibumu! aku yang melahirkan dan membesarkanmu! tapi caramu ini, perbuatanmu, semuanya membuatku ingin muntah! kau anak yang bodoh..."
Yaya menjauh dari sana, tangannya masih mengepal keras. Ucapan panjang lebar wanita itu benar benar menyayat ulu hatinya.
"Benarkah aku ini anak bodoh?! benarkah ayah marah melihat aku seperti ini?! aku juga ga mau nikah, yah, aku masih mau kuliah, aku masih mau jadi dokter, aku masih mau hidup senang, nikah sama orang yang aku suka...ayah pasti benci liat aku yang uda hancur, uda gagal jadi anak ayah...aku nyesal yah dulu sempat benci sama ayah, aku mau jumpa ayah aja..Yaya mau meluk ayah kayak dulu lagi...Yaya mau makanan apa aja yang ayah masakin, aku kangen sama ayah.."
Tubuhnya terjatuh diatas kursi panjang didepan setiap kamar, Yaya menahan air matanya yang sudah mengenang dipelupuk matanya.
***
Dirumah Jojo, cowok itu hendak pergi kerumah sakit,
"Sekali saja kau pergi mengunjungi wanita itu, kau ga akan bisa menemui aku lagi!" ancaman mamanya setiap kali Jojo pamitan mau kerumah sakit, papanya dua hari yang lewat berangkat ke America, bersama Daniel, mungkin kalau papanya disini, dia bisa pergi kerumah sakit.
"Ma--"
"Pergi kalau kau sudah siap melihatku mat--"
"Ma, dia istri Jo--"
"Istri?! kau bilang istri?! apa kau mencintai wanita itu hah?!" tanya mamanya beranjak dari sofa, mamanya menunjuk nunjuk wajah Jojo sambil tertawa sinis. Jojo membuang wajahnya kearah lain. Pertanyaan mamanya itu membuatnya berpikir...
"Aku mencintainya?! ck, mana mungkin! aku bertindak sejauh ini karna ga mau megang perusahaan, kenapa aku harus mencintai gadis bodoh! ck yang benar saja!!" Jojo menatap kearah mamanya yang juga menunggu jawaban darinya.
"Mama benar, aku mencintai Yaya, aku sangat mencintai gadis itu!" suaranya terdengar sangat tegas menyakinkan mamanya.
"Bohong! kau ga bisa bohong sama mama Jo, kau bohongkan?! ini bohongkan-"
"Aku ga bohong m--"
"Kau pasti berbohong!! kau menikahinya karena dia hamil! bukan karna kau mencintainya! kau bohong sama mama kan? JAWAB JUJUR!!!" teriak mamanya lantang, mamanya menjatuhkan tubuhnya keatas sofa, melihat mamanya yang terlihat syok, langsung mendekati sofa, Jojo duduk disamping mamanya, wajah mamanya terlihat pucat.
"Maafin--"
"Diam! aku ga mau mendengar apapun lagi!" bentak mamanya lantang, menghempaskan tangan Jojo yang berada di lengan wanita itu.
"Mama ga apa--"
"Tinggalkan aku sendiri! pergi sana! temui wanita yang kau cintai itu! sana pergi!!" teriak mamanya histeris. Melihat hal itu, Jojo merasa bersalah, mamanya mudah sekali tersinggung dan mengambil hati, Jojo ga tega bohongin mamanya kayak gini, tapi harus gimana lagi, satu satunya alasan menghindari America, dan memegang saham menikah dengan Yaya. Lagipula papanya sangat menginginkan cucu dari gadis itu, kesempatan emas yang sangat membantunya. Yaya, gadis itu jalan satu satunya dia lepas dari perusahaan. Dengan begitu dia bisa kuliah di jurusan kedokteran, bukan jurusan bisnis, yang sama sekali ga diminatinya, dari dulu dia memang berharap jadi seorang dokter, rumah sakit, alat medislah yang selalu Jojo dambakan. Bukan perusahan, saham atau apapun itu. Siapapun ga akan bisa menghalangi jalannya, sekalipun itu papanya. Jojo akan melakukan apapun jika ada seseorang yang mencoba menghancurkan impiannya itu. Tapi melihat mamanya yang masih memejamkan matanya..hatinya terasa sakit..haruskah ia berhenti...
KAMU SEDANG MEMBACA
TANGISAN YAYA [COMPLETED]
Teen FictionMengandung banyak bahasa kasar! [ BELIM REVISI ] Yaya gadis kelahiran asli Bandung.18 tahun sudah pengalaman pahit selalu menemaninya. Tak pernah sekalipun ada seseorang yang benar benar tulus mencintainya. "Jalang!" "Anak bodoh!!" "Kau tak pantas...