73

2.1K 92 9
                                        

Yaya merapikan kamarnya dan suaminya, untunglah hari ini hari minggu, dia bisa beristirahat. Lagipula siapa yang bakal marah? dia inikan menantu disini bukan pembantu, jadi boleh dong senang senang dirumah mertuanya sendiri. Selagi mertuanya lagi masih di America. Yaya merapikan semuanya sambil tersenyum riang, baru kali ini beban hidupnya berkurang, biasanya yang dia rasakan hanya rasa takut...

"Kau..." Jojo masuk kedalam kamar, tanpa memakai atasan. Yaya uda biasa melihat tubuh cowok itu..dadanya doang kok. Ga yang lain. Jangan mikir yang negatif ya!
Jadi semenjak mereka satu kamar, Yaya tahu Jojo ga bisa tidur memakai baju. Awalnya dia ga terima..tapi setelah dipikir pikir mereka uda nikah. Tapi toh terserah suaminya itu ajalah..ingat yang dia bilang pertama kali..ini rumah Jojo. Iya rumah keluarga cowok itu.

"Kita harus cek up kerumah sakit, aku...mau liat..perkembangan...kita harus kerumah sakit pokoknya. Papa yang nyuruh!" Jojo masuk kedalam kamar. Suaminya itu berjalan kearah lemari pakaian, Jojo mencari sesuatu dari balik lemari.

Yaya masih merapikan apa saja yang terlihat berantakan. Contohnya gelas susu Jojo yang sama sekali ga pernah disimpan setelah meminum habis isinya, baju Jojo yang sembarang diletakkan diatas pagar balkon kamar, atau handuk suaminya itu yang dilempar asal diatas kasur habis selesai mandi. Duh gusti dia ini istri Jojo kok. Jadi kalau Jojo mau bongkar isi lemari juga ga masalah. Itu uda bagian pekerjaan dari seorang istri. Bener ga sih?

Jojo memakai kaos merah maroon, yang dibagian belakang kaos cowok itu ada gambar sebuah hati gitu, cuma hatinya warna kehitaman.

"Kau..harus siap siap!!" Tegur Jojo dingin, Yaya gelagapan melirik cowok itu. Dia pura pura mengambil gelas Jojo dari atas meja, mau menyimpannya ke dapur. Tapi dicuci dulu dong. Ya kali bekas Jojo didaur ulang.

"Yaya!!" panggil Jojo dari dalam kamar, Yaya ga menyahuti sama sekali. Perasaan baru minggu lalu pergi chek up. Dia ga mau pergi kerumah sakit lagi, diceramahi mulu sama dokter Sartika. Ga mau dianya, sakit telinga dia ini mah. Nyuruh makan teratur, tidur jangan terlalu larut, iya dia uda tau kali bos. Ini malah goda goda mereka, nanya nikahnya gimana, dimanja ga. Is banyaklah pokoknya. Jojo ga mau jawab malah diam aja. Kok bisa ya Jojo Mahendra suami sah nya ini cuek dan biasa aja. Bagi tipsnya dongg mas!

"Yaya!!" Jojo mengejar langkahnya. Yaya masih ga mau menyahuti panggilan suaminya itu. Dia ga mau keluar rumah, selain malas liat dokter Sartika, badannya kurang vit hari ini. Oiya, bintik merahnya uda hilang. Devo juga uda diawasi ketat sama Yujun, Jojo terus ngancam bakal nitipin Devo sama dokter hewan. Yaya ga mau ikut campur, cuma dia kasihan waktu Yujun narik ekor Devo, bahkan adek iparnya itu nangis terus pas dia liat Yujun malah mendengus marah kearah dia. Ya gitu deh, niat dia mau ikut campur jadi eneg karna liat wajah Yujun.

"Kita harus kerumah sakit, aku..." Jojo menarik tangan Yaya. Mereka berhenti di tangga.

"Kemarin baru chek up!"

"Aku mau tau perkembangannya...papa juga nyuruh-"

"Aku bisa jelasin sama papa kalau uda pulang, hari ini aku ga enak badan, tolong lepasin! aku mau cuci piring-"

"Yauda ga usa nyuci piring! biar bibi aja yang nyuci!"

"Ga usa, aku bisa sendiri!!"

"Pikirkan anak...pikirkan juga kandunganmu! gimana kalau terjadi sesuatu hah? terus papa nyalahin aku!"

"Ga bakalan! aku uda biasa juga kerja di rumah! bisa lepasin ga?!" tanya Yaya mendengus kesal. Jojo mengambil gelas bekas susu cowok itu dari tangan Yaya.

"Ga usa sok kuat! aku tau wanita hamil itu...sensitif...gitulah." Ujar Jojo dingin.

"Sensitif? apa kau sakit? kenapa aneh gini. Ga biasanya juga!" Jelas Yaya mulai kesal, tetap turun kebawah. Jojo ngekor disampingnya dengan gelas yang uda pindah ketangan suaminya itu. Yaya ga ambil pusing, terserah Jojo mau nyimpan gelas susunya sendiri. Besok besok gitu juga dong. Jangan hari ini doang.

"Setelah aku siap nyuci piring, kita kerumah sakit!"

"Aku ga mau!"

Jojo memutar bahunya, menghadap cowok itu, Yaya menatap raut wajah Jojo yang dingin. Pastinya tampan kok, keturunan langit. Ga kayak dia..uda ditinggalin ibu kandung, diusir ibu tiri...nikah muda...apa hubungannya coba?

"Kita kerumah sakit sekarang! ga usa keras kepala-"

"Aku ga mau ketemu dokter Sartika puas!!" Dengus Yaya kesal. Dia membuang pandangannya kearah TV. Malas liat wajah keturunan langit, takut khilaf.

"Oh cuma karna dokter Sartika?! terus anak...terus kandunganmu gimana hah?!"

"Baru minggu kemarin juga, dokter Sartika bilang sekali sebulan-"

"Kenapa harus nurutin dia?!! kau sakit-"

"Aku cuma ga enak badan-"

"Tolong jangan keras kepala!!" Ujar Jojo dingin banget.

"Aku ga keras kepala-"

"Kau harus siap siap kalau gitu-"

"Aku ga mau!"

"Bang Jo!!!" Teriak Yujun dari dapur, Jojo menoleh kearah pintu dapur, disana Yujun berdiri sambil meluk Devo. Yaya mengekori cowok itu mendekati Yujun.

"Kenapa kau bawa Devo keluar kamarnya?!" tanya Jojo marah. Yujun memonyongkan kesal bibirnya.

"Dia haus bang, susunya habis!"

"Ga usa dekat dekat!!" Jojo menyuruhnya ga usa mendekati mereka. Yaya berhenti sekitar dua meter dari mereka. Dia mengerutkan keningnya heran.

"Kau...alergi Devo!!"

TANGISAN YAYA [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang