Yaya menangis dibalik selimut putih yang menutupi tubuhnya, yang ga memakai sehelai benang pun. Tangisnya semakin pecah, tak kala melihat bercak noda merah yang berada diatas seprai kasur. Yaya mengencangkan selimut yang menutupi tubuhnya. Selangkangannya terasa amat perih, dan sakit. Benar apa yang ia baca di dalam novel SSSTT BASTRAD bagian dimana Sean memperkosa Miracle, kalau melakukan hubungan badan untuk pertama kalinya, terasa sangat sakit, mungkinkah takdirnya sama dengan takdir Miracle? pertama hidup menderita, banyak menangis, disakiti berulang kali, sampe ia pergi dari kehidupan Sean. Masalahnya siapa bajingan yang telah memperkosa dirinya, siapa bajingan itu. Ia tak akan bisa seperti Miracle, itu hanya novel yang dikarang si penulis sebaik mungkin, lagian dia bisa berbicara bukan bisu seperti Miracle. Eh?
Entah apa yang terjadi semalam, kenapa bisa dirinya jatuh pingsan, disaat yang tidak tepat.
Harga dirinya terinjak injak karna sibrengsek pelakunya sudah pergi meninggalkannya seakan akan dirinya ini memang perempuan penghibur. Dia merasa sangat terhina. Dia tak punya harga diri lagi.
"Arghhhhhh!!!" Yaya berteriak memukul kepalanya berulang kali. Dia tak bisa membayangkan bagaimana dirinya nanti, bagaimana kalau dia hamil?!!!!
"Arghhh!!!" Yaya menatap pakaiannya yang berserakan dilantai, pakaiannya sudah tak berbentuk sama sekali. Robek disana sini, jadi ga ada gunanya juga kalau masih dipakai.
"Tidak!!!!!! kenapa Tuhan sekejam. Ini padaku, apa salahku, apa?!! Setelah semua ini...aku...apa yang akan terjadi...bagaimana dengan hidup yang akan kujalani...kenapa Tuhan mengambil semuanya dariku...aku...aku...arggghhhhh!!!"
Yaya menendang kakinya di udara. Apa yang paling menyakitkan dari ibu tiri? apa yang lebih menyakitkan dari hidup tanpa kedua orangtua kandung? apa yang lebih menyakitkan dari hinaan teman sekelas? semua itu sudah ia jalani, dan yang lebih menyakitkan...diperkosa!!!
Trek!!!
Yaya terlonjak kaget mendengar decitan pintu kamar. Ia menoleh kearah pintu hotel itu, disana...Jojo...berdiri sambil membawa paper bag Yaya langsung berdiri, tapi masih memeluk selimut dengan erat.
"K-kenapa...kau ada disini, apa yang...kau lakukan disini?" tanya Yaya mundur, padahal Jojo sama sekali tak beranjak dari pintu. Punggungnya membentur dinding akibat masih berjalan mundur. Yaya menatap Jojo dengan malu, ia tak bisa membayangkan bagaimana tanggapan cowok itu yang melihatnya didalam kamar hotel, Jojo pasti mengira ia...menjual diri. Apa lagi keadaannya tak memungkinkan, yang hanya mengenakan selimut menutupi tubuh telanjang nya, Yaya melirik nanar pakaian dalamnya yang berserakan dilantai bahkan bra nya terdampar sadis diatas kasur. Bagaimana jika Jojo mengadukan hal ini kepada Bian, lalu saudaranya itu percaya, dan ia di usir.
"Aku...ini bukan seperti yang kau lih..."
"Pakai ini." Jojo melempar paper bag itu kearah Yaya, paper bag itu terjatuh dihadapan Yaya, di bawah kakinya. Yaya merasa bingung, sekaligus malu, bingung apa isi paper bag tersebut, malu karena Jojo menatapnya dengan intens.
"Apa..itu?" tanya Yaya menunjuk paper bag itu dengan ujung bibirnya.
"Pakai."
"Kasih...tau dulu-"
"KUBILANG PAKAI!!!!" Jojo berteriak, ia mendekat, tapi bukan kearah Yaya, cowok itu duduk menduduki sofa yang hanya beberapa meter darinya.
"Itu baju untukmu, setelah ini kita bicara." Ujarnya menyandarkan kepalanya pada sandaran sofa, Jojo memejamkan matanya. Yaya mununduk, mengambil paper bag tersebut. Ia mengintip sebentar isinya..baju?
Yaya segera membawanya kedalam kamar mandi, banyak teka teki yang harus ia pecahkan dengan Jojo nanti. Kenapa cowok itu bisa sampe kemari, dan...baju ini...apa artinya baju ini?
***
Yaya duduk diatas sofa, sedangkan Jojo disampingnya.
"Aku minta maaf soal kejadian semalam. Aku ga tau bakal terjadi hal memalukan, lagian kenapa kau bisa masuk kesini??"
Hah?
Dia hanya mengantar barang, Yaya menatap barang yang disuruh diantarkan oleh resepsionis kekamar ini. Barang itu berserakan disamping kasur. Obat?
"Jawab!!!" bentak Jojo mengusar rambutnya, ia memejamkan matanya sejenak.
"Apa yang kita lakuin semalam.."
"S-semalam?" Yaya tak mampu membuka mulutnya lagi, ia membuang wajahnya kearah lain. Ia menyimak, mereset ulang kalimat Jojo barusan. Melakukan hal memalukan? semalam?
"A-apa kau..yang..apa kau dan ak-"
"Aku ga sadar waktu itu, aku mabuk."
Ga. Ga mungkin.
"Ga!!! Ini bohong, ga mungkin!!!" Yaya beranjak dari duduknya, ia menjambak rambutnya, berharap ini mimpi, dia juga mencubit lengannya. Sekali dua kali, tiga kali..
"Berhenti bertingkah bodoh!!" Dengus Jojo dingin melihat Yaya yang mencubit lengannya berulang kali. Berharap bahwa ini mimpi, biar saja lengannya memerah. Tapi ia memohon ini hanya mimpi, kalau bisa kejadian semalam bisa diulang lagi. Ia tak harus datang kemari, ia sangat menyesal. Ia menyesal sekali. Jadi...pelaku pemerkosanya..Jojo. Ga mungkin.
"Bertingkah bodoh?!!! kita...kau memperkosa ku bajingan-"
"Aku mabuk, aku ga memperkosamu, jangan mengarang-"
"Arhggggg!!!!" Yaya meninju tembok dengan kesal, hal itu langsung saja membuat kepalan tangannya mengeluarkan darah. Sok!! Yaya terjatuh lemas kelantai, ia menangis sejadi jadinya.
"Kenapa...apa yang akan terjadi selanjutnya? aku...bagaimana jika aku...hamil...aku masih mau sekol...arghhhhh!!!" Yaya menangis sesenggukan. Ia tak sanggup membayangkan masa depannya hancur. Masuk universitas hanyalah mimpi yang tak akan pernah terjadi, hidup bahagia, punya rumah sendiri, dapat juara kelas, semuanya hancur hanya karna kesalahannya yang berawal dari mengantar obat kekamar 202, ia tak menyangka dirinya akan diperkosa, dan pelaku bajingan yang melakukan itu, Jojo. Ia menyesal masuk kemari, seharusnya semalam dia mati ditengah jalan saja, atau tidur didepan rumah. Sehingga hal kotor ini tak terjadi padanya.
"Aku akan mengurus semuanya." Jojo juga ikutan bangkit. Yaya tak melihat cowok itu, dia menyembunyikan wajahnya pada dekul kakinya. Ia masih menangis, air matanya seperti mewakilkan sakit hatinya. Tak mau berhenti, dari semalam. Ini menyakitkan.
"Jangan lakukan hal buruk!!!"
Yaya tak menghiraukan sama sekali. Melakukan hal buruk ya? bunuh diri misalnya? boleh juga, kenapa tak terpikirkan olehnya.
"Aku akan menyelesaikan masalah ini. Kalau ada perubahan padamu bicarakan denganku-"
"Perubahan apa? tentu saja aku akan diusir, aku...aku..."
"Kau hamil."
"Haha, hamil?!!!! tentu saja, aku bahkan baru kali ini melakukannya, dan itu bersama bajingan sepertimu...aku..aku merasa hina...aku ga mengenal siapa kau..aku masih muda...aku masih 18 tahun....aku masih mau sekolah...aku...aku...kenapa.harus aku...kenapa harus aku yang memuaskan aksi bejadmu...kenapa?!!! seharusnya aku ga usa datang kesini...ini ga akan terjadi..aku masih bisa sekolah...aku...kenapa ini bisa terjadi.."
"Aku akan mengurus semuanya." Jojo pergi meninggalkannya yang masih menangisi nasibnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
TANGISAN YAYA [COMPLETED]
Teen FictionMengandung banyak bahasa kasar! [ BELIM REVISI ] Yaya gadis kelahiran asli Bandung.18 tahun sudah pengalaman pahit selalu menemaninya. Tak pernah sekalipun ada seseorang yang benar benar tulus mencintainya. "Jalang!" "Anak bodoh!!" "Kau tak pantas...