97

2.8K 141 27
                                        

Ost | Sleman Receh Cover Didik Budi ft Cindi Cintya Dewi.

Saya ga tau arti lagunya, tapi kayak nusuk gitu pas dengar nya pertama kali. Jadi saya pake buat nulis part ini.
Semoga suka ya:)

Satu minggu kemudian.

Hana merasakan genggam tangannya pada Yaya dibalas oleh gadis itu.

Hana segera terbangun dari acara molornya. Padahal baru beberapa menit yang lalu ia mengistirahatkan matanya yang selama seminggu ini tidak tidur dengan teratur hanya karena menjagai anaknya.

"K--kamu sudah sadar sayang?" Tanyanya dengan suara serak. Hana menatap bahagia wajah anaknya, dimana kedua mata putrinya sudah terbuka dan sekarang sedang menatap langit langit kamar.

Tanpa menunggu lama lagi, Hana menekan tombol yang disiapkan untuk memanggil dokter jika terjadi sesuatu.

"D--dimana yang sakit?" Tanya Hana mencoba bertanya pada putrinya yang masih belum merespon ucapannya.

Yaya mencoba beradaptasi pada cahaya yang menusuk kedua matanya. Kepalanya tiba tiba di serang pusing hanya karena terlalu memaksakan diri untuk mengenali dimana dia sekarang.

Dokter Rangga dan beberapa perawat sudah memasuki ruangan itu. Pria itu langsung memeriksa keadaan Yaya.

"Coba lihat tangan saya, ada berapa jari saya?" Tanya dokter Rangga menggerakkan telapak tangannya di depan wajah Yaya.

Bukannya menjawab pertanyaan pria itu, Yaya malah melihat wajah pria itu dengan tatapan yang sulit di artikan.

Hana yang melihat anaknya menatap pria itu merasa gelisah.

Dalam pikiran nya saat ini, apa anaknya amnesia? Kenapa anaknya menatap pria itu sedemikian rupa

"Apa kamu merasakan keluhan pada bagian tubuhmu?" Tanya dokter Rangga mengalihkan pertanyaannya karena Yaya nampaknya tidak mau menjawab pertanyaan tadi.

"S--suami saya dimana? Ini dimana? Anda siapa?!" Tanya Yaya bertubi-tubi. Ia hendak bergerak bangun, tapi segera di tahan dokter Rangga dengan menahan kedua bahunya.

Hana menghela nafas lega. Ia tadi sudah memikirkan hal-hal negatif tentang keadaan anaknya. Ternyata putrinya tidak mengalami amnesia.

"Saya Rangga. Kamu dirumah sakit." Jawab dokter Rangga bagian pertanyaan suami ia tak menjawab. Toh dia tak tahu siapa suami dari gadis ini.

"Jangan banyak bergerak dulu. Jahitannya sudah mulai mengering dengan baik." Pria itu memeriksa keadaan Yaya. Ia men-cek suhu pasien.

"J--ahitan?" Tanya Yaya dengan suara serak, ia merasa tenggorokannya sangat kering saat ini. Tentu saja, selama satu minggu dia mengalami koma, pengoperasian itu memang berjalan lancar, tetapi keadaannya saat itu sangat lemah sehingga ia sempat krisis.

Hana yang tadinya berdiri di balik punggung Rangga memberanikan diri menunjukkan batang hidungnya di depan anaknya.

Yaya belum menyadari kehadiran ibunya, ia masih memikirkan ucapan pria yang sibuk memperbaiki infus nya.

Yaya juga bingung kenapa dia bisa di infus?

Infus? Ranjang yang ia tiduri? Fix, ini rumah sakit.

TANGISAN YAYA [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang