92

2.3K 138 35
                                    

Ost | Christina Perri A Thousand Years.

Ada yang kangen Jojo?

Obat-obatan rumah sakit sangat menusuk kedalam hidungku, perlahan aku membuka kedua mataku yang terasa sangat berat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Obat-obatan rumah sakit sangat menusuk kedalam hidungku, perlahan aku membuka kedua mataku yang terasa sangat berat. Aku menatap langit langit kamar yang cat nya berwarna putih. Aku merasakan sakit di bagian perutku. Dimana aku?

Tanganku bergerak untuk menyentuh perut buncit ku. Aku baru menyadari satu fakta bahwa aku sedang di infus. Aku menjamah perutku..

Tapi kok...

Aku memaksa tubuhku beranjak duduk, aku menatap sekitar ruangan.. ada lampu operasi ada ventilator juga. Dimana aku ini?

Aku menaikan setengah baju khas rumah sakit, fix aku ini dirumah sakit. Aku langsung menjerit setelah tau fakta kedua bahwa perutku sudah datar dan rata. Aku langsung menangis sejadi-jadinya. A--anakku? Kenapa perutku bisa serata ini?

"GA! ANAKKU MANA ANAKKU! GA MUNGKIN!" Tubuhku luruh kelantai, bahkan tongkat infus ikut menimpa kakiku. Aku semakin mengencangkan tangisku. Aku memaksa diriku mengingat kejadian semalam kenapa bisa aku sampai di rumah sakit. Bahkan tanpa aku sadari anakku sudah tak ada lagi di dalam perut ku. Apa yang terjadi sebenarnya?

"Mana anakku?! Mana putriku!!" Aku berteriak lantang, aku menyentuh lagi perutku. Aku melepas paksa infus itu dari pergelangan tanganku, darah langsung merembes dari bekas infus yang aku cabut paksa.

Pria sialan itu. Mereka pasti dalang dari semua ini! Dengan hati yang sudah tak karuan khawatir terjadi sesuatu terhadap anak ku aku menyeret langkahku tertatih-tatih ke arah pintu rumah sakit. Aku masih merasakan perih di bagian perutku yang ada bekas jahitan.

Aku memutar knop pintu itu, sialnya pintu itu di kunci dari luar. Ini semakin membuat ku ga karuan, aku sudah seperti orang ga waras meneriaki pria brengsek itu. Entah apa tujuan mereka membawaku semalam, kenyataan apa lagi ini? Kenapa bisa aku melahirkan tanpa aku sadari? Bagaimana bisa mereka mengambil paksa anakku yang belum cukup usia untuk lahir ke dunia ini. Emosi ku semakin membuncah setiap tanganku menyentuh bekas jahitan di perutku.

"Buka pintunya. Buka pintu ini!" Aku menggedor pintu itu secara kasar. Aku menghapus kasar air mataku yang sudah membasahi pipi ku.

Ceklek!

Aku mundur kebelakang beberapa langkah. Di depan pintu itu sudah berdiri wanita yang paling aku benci, bersama seorang wanita memakai jas putih.

"Dimana anakku?" Tanyaku tanpa memanggil dirinya ma, ibu atau sopan santun lainnya. Lagipula percuma juga aku bersikap sopan kepada wanita ini, dia tak akan pernah mau menganggap aku sebagai menantunya.

"Anak? Kau pikir aku mencuri anakmu jalang--"

"Dimana kau sembunyikan dirinya? Dimana anakku?!" Aku ngegas wanita reot itu, meskipun mama Jojo masih sangat cantik tapi kalo musuh siapa sih yang masih mau muji? Aku tak peduli wanita berjubah putih yang dibalik tubuh mama Jojo sudah menatap dingin padaku. Pasti dia berpikir aku manusia ga punya akhlak. Peduli apa terhadap akhlak! Putriku lebih berharga ketimbang sebuah sopan santun yang tak akan di hargai. Apa lagi jika aku harus bersikap sopan di depan wanita jahanam ini, sudah pasti aku hanya buang buang tenaga.

TANGISAN YAYA [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang