"Pesanan and-"
Brukk!!
Tubuh Yaya ditarik paksa masuk kedalam kamar hotel, dimana tadi ia disuruh mengantar barang oleh resepsionis tadi.
"L-lepaskan!!" pekiknya mendorong tubuh seseorang yang menghimpitnya pada tembok.
"Lepaskan!!! Anda jangan keterlaluan, aku bisa berteriak memanggil satpa-"
Cupp!!
Matanya membulat lebar, ia kaget setengah mati bibirnya tiba tiba saja dicium oleh orang yang tadi menariknya paksa, bahkan mencium bibirnya dengan paksa juga. Yaya mencoba memberontak dengan sekuat tenaga. Dia ga bisa menerima perbuatan kasar orang yang mencoba melecehkannya. Yaya mendorong dada cowok itu, tapi tangannya malah ditarik, diletakan diatas kepala Yaya.
"Lepaskan!!! aku bukan wanita murahan, aku...lepas..." Air mata sudah jatuh ke pipinya. Dia hanya mengantar barang, kenapa cowok didepannya berbuat hal tidak senonoh kepadanya.
Cowok itu mengangkat tubuhnya, membawanya keatas kasur, tubuh Yaya dibanting diatas kasur tersebut. Langsung saja cowok itu menindihnya.
"LEPASKAN!!!" teriak Yaya kencang, siapapun tolong dia. Yaya menendengan selangkangan cowok itu.
"Bitch!!! kau mengganggu ku!!!"
"Lepaskan aku!!"
Cowok itu tak menghiraukannya, sekarang tangan cowok berengsek itu sudah berada dibalik punggungnya. Yaya mencoba memberi perlawanan.
"Aku mohon...lepaskan aku..aku hanya me-"
Cupp!!!
Untuk kedua kalinya bibirnya dicium, bahkan bukan ciuman seperti bibir menempel saja. Cowok brengsek itu melumat kasar bibirnya. Tangan Yaya yang berada diudara, mencakar punggung cowok itu. Kakinya sudah dikunci oleh kaki cowok itu.
"Mphhhhh!!" Yaya mencoba melepaskan bibir cowok itu dari bibirnya. Dia merasa sangat jijik menerima ciuman orang yang mengira dirinya wanita malam. Yaya masih menggerakkan kepalanya kesana kemari.
Plakk!!!
Plakkk!!!
Plakkk!!!
Plakkk!!!
Pipinya ditampar berulang kali, Yaya segera memegangi pipinya yang terasa kebas. Dia merasakan bauk amis yang keluar dari sudut bibirnya. Cowok itu turun dari ranjang, tangannya mencari sesuatu dari balik laci, melihat hal itu Yaya mengambil kesempatan untuk kabur. Dia segera turun dari kasur, tapi tangannya langsung ditarik, untuk kedua kalinya tubuhnya dibanting dengan kasar keatas kasur. Cowok itu melepas kasosnya, Yaya mulai ketakutan. Dia tak bisa mengenali wajah orang yang didepannya. Karna sakelar diruangan itu dimatikan. Tapi Yaya merasa orang yang melecehkannya masih sangat muda, dilihat dari postur tubuhnya yang seperti saudara tirinya.
"Lepaskan aku...aku bukan perempuan ga benar...aku disuruh mengantar barang...aku mohon lepaskan aku...aku mohon padamu...jangan lakukan ini..aku tak mengenalmu."
"DIAM!!"
Yaya memejamkan matanya, dia kaget mendengar bentakan cowok itu. Yaya merasa sangat familiar dengan suara tadi..
Cowok itu naik keatas kasur, tangannya membuka kaosnya, langsung saja tangan Yaya ditarik.
"Jangan!!!!"
Tangan Yaya ditaruh diatas kepalanya, cowok itu mengikat kencang tangannya dengan kaos cowok itu, Yaya semakin memberontak. Ia menendang di udara. Bukan itu saja, cowok itu juga membuka tali pinggangnya, melihat hal itu Yaya semakin ketakutan. Dia tak bisa membayangkan dirinya diperkosa, bagaimana dengan sekolahnya? Yaya mulai menangis, dia bergerak kesana kemari, cowok itu menarik kakinya, mengikat kakinya dengan tali pinggang milik cowok itu.
"TOLONNGG!!!" Jeritnya meronta rontak. Yaya menangis sekencang yang dia bisa, mencoba membuka mata cowok itu, agar melepaskannya.
Tubuhnya ditindih cowok itu, kulit tubuh cowok terasa didada Yaya, dari jarak sedekat ini dia bisa mencium bauk alkohol yang menguar dari bibir cowok itu.
"Kenapa kau datang disaat aku sedang terluka hah?!!"
Hanya itulah yang Yaya ingat sebelum ia jatuh pingsan.
***
"Aku ga mau pindah ke America lagi!!!"
"Jojo!!!" Papanya memanggil namanya dengan bentakan dahsyat. Jojo menarik sudut bibirnya keatas, tersenyum miring.
"Papa ga pernah mikir gimana sekolahku?!!! aku capek pa, aku muak jadi murid baru-"
"Kau akan tinggal disana selamanya-"
"Aku ga mau!!!"
"Jojo!!" kali ini mamanya yang meneriaki namanya. Jojo menatap kearah mamanya. Tatapan dingin nan menusuk hati.
"Kalian ga pernah mengerti bagaimana perasaanku, hanya mikir bisnis bisnis, aku capek ma, Jojo capek ngikuti semua kemauan kalian, Jojo muak!!! apa salahnya kalau Jojo tetap sekolah disini?!! aku bisa kuliah, aku juga bisa megang perusahaan papa kalau papa maksa-"
"Kau hanya boleh memegang salah satu perusahaan yang ada di America, aku sudah mencantukan namamu dibuku-"
"Ga!!!"
"Jojo!!!"
Plak!!!
"Bang Jo!!!"
Semua kaget melihat Jojo yang ditampar papanya. Pipi cowok itu terlempar kesamping. Jojo tertawa hambar.
"Aku muak dengan kalian semua!!!" Jojo meninggalkan keluarganya, ia berjalan sambil memegangi pipinya yang ditampar papanya. Seumur hidupnya, baru kali ini ia ditampar papanya. Dan itu hanya karna masalah sekolahnya, peringkatnya yang ga memasuki juara umum. Papanya merasa malu hanya karna itu, itulah sebabnya papanya mau memindahkannya lagi ke America. Waktu di America dia juga mengalami penurunan nilai, waktu itu bisnis papanya harus dipindahkan kesini, mereka pindah, sekolah Jojo juga jadi terganggu, ia menjadi murid baru diSMA FANATA. Papanya mengira nilainya akan naik, memasuki peringkat satu, dirinya memang memegang peringkat satu, tapi dikelas. Bukan pemegang sekolah, seperti yang papanya selalu dambakan.
Jojo membawa mobilnya kearah hotel YUANGSI, dia ga mau pulang kerumah, yang ada hanya bentakan, atau mungkin tamparan..untuk kedua atau ketiga kali. Kalau dia masih membangkang. Diparkirnya mobil mewahnya diparkiran khusus VIP. Dia tak mau mobilnya berdesak desakan dengan mobil yang lain.
Jojo melangkah gusar memasuki hotel YUANGSI. Dia berjalan ke arah resepsionis. Langsung saja dua wanita itu menyambutnya dengan tersenyum manis."Pesan kamar!" tanpa basa basi atau sekedar membalas senyuman dua wanita yang mencoba menggodanya Jojo langsung memesan kamar untuknya menginap malam ini.
"Ini kunci kamarnya, jika anda membu-"
Langsung saja ia meninggalkan resepsionis padahal resepsionis itu belum selesai berbicara kepadanya.
Jojo melihat nomor kamar hotel miliknya yang ditulis dikunci kamar.
"202." Desisnya dingin, mengantongi kunci tersebut, tangannya menekan tombol lift menuju lantai 12.
Sesampainya didepan pintu kamar, ia langsung menjatuhkan tubuhnya keatas kasur. Matanya terasa berat, tapi ia sama sekali tak mengantuk. Ia melirik kearah telepon khusus memanggil pegawai hotel jika membutuhkan bantuan, atau memesan sesuatu.
"Tolong antarkan obat sakit kepala."

KAMU SEDANG MEMBACA
TANGISAN YAYA [COMPLETED]
Novela JuvenilMengandung banyak bahasa kasar! [ BELIM REVISI ] Yaya gadis kelahiran asli Bandung.18 tahun sudah pengalaman pahit selalu menemaninya. Tak pernah sekalipun ada seseorang yang benar benar tulus mencintainya. "Jalang!" "Anak bodoh!!" "Kau tak pantas...